Uji Validitas Analisis Deskriptif

Pernyataan skor SS = Sangat Setuju 5 S = Setuju 4 N = Netral 3 TS = Tidak Setuju 2 STS = Sangat Tidak Setuju 1

3.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Meskipun instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitas oleh peneliti terdahulu, namun pengujian validitas dan reliabilitas instrumen tersebut masih perlu dilakukan karena penelitian ini diterapkan pada unit analisis yang berbeda, sehingga mungkin dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian tertentu.

3.4.1 Uji Validitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat validitas suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan melihat Pearson Correlation dengan menunjukkan pearson correlation di atas 0,30 dan melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstuk atau variabel dengan kriteria sebagai berikut: Ghozali, 2005 a. Jika korelasi antara skor masing-masing item pertanyaan terhadap skor total signifikan p 0,05 maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan b. Jika korelasi antara skor masing-masing item pertanyaan terhadap skor total tidak signifikan p 0,05 maka pertanyaan tersebut dapat dikatakan Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan bantuan SPSS, dapat disimpulkan bahwa butir- butir tes dapat dikatakan reliable karena nilai Cronbach Alpha 0,60 setelah membuang butir tes yang tidak valid terlebih dahulu. 3.5 Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum, minimum Ghozali,2006. Dengan analisis deskriptif ini bisa diketahui deskripsi dari masing-masing variable secara individu. Adapun untuk mengetahui kategori dari masing-masing variabel maka hasil dari tabulasi data yang diperoleh digolongkan kemudian dimasukkan ke tabel deskriptif frekuensi. Adapun tabel deskriptif frekuensi untuk masing-masing variabel, sebagai berikut: a. Tabel deskriptif frekuensi kinerja individual Cara menyusun tabel distribusi frekuensi untuk kinerja individual adalah sebagai berikut: 1 Menetapkan nilai tertinggi = 20 2 Menetapkan nilai terendah = 4 3 Menetapkan jangkauan nilai = 4 sampai dengan 20 = 17 bilangan 4 Menetapkan kelas interval k = 5 5 Panjang interval kelas i 17 : 5 = 3,4 = 4 pembulatan ke atas Oleh karena k.i = 5.4 = 20 padahal terdapat 17 bilangan, maka 3 bilangan yang lebih ditambahkan ke sisi bawah maupun sisi atas. Di mana kelas pertama dimulai dari bilangan 3 penambahan ke bawah 1 bilangan; 3 dan kelas terakhir sampai dengan 22 penambahan ke atas 2 bilangan; 21 dan 22. Tabel 3.2 Tabel Deskriptif Frekuensi Kinerja Individual No Interval Kelas Interval Nilai Kinerja Individual Kategori 1 19 - 22 19 - 22 Sangat Tinggi 2 15 -18 15 -18 Tinggi 3 11 - 14 11 - 14 Cukup 4 7 - 10 7 - 10 Rendah 5 3 - 6 3 - 6 Sangat Rendah Sumber : Data Setelah diolah, 2011 b. Tabel deskriptif frekuensi faktor sosial Cara menyusun tabel distribusi frekuensi untuk faktor sosial adalah sebagai berikut: 1 Menetapkan nilai tertinggi = 30 2 Menetapkan nilai terendah = 6 3 Menetapkan jangkauan nilai = 6 sampai dengan 30 = 25 bilangan 4 Menetapkan kelas interval k = 5 5 Panjang interval kelas i 25 : 5 = 5 Tabel 3.3 Tabel Deskriptif Frekuensi Faktor Sosial No Interval Kelas Interval Nilai Faktor Sosial Kategori 1 26 - 30 26 - 30 Sangat Tinggi 2 21 - 25 21 - 25 Tinggi 3 16 - 20 16 - 20 Cukup 4 11 -15 11 -15 Rendah 5 6 -10 6 -10 Sangat Rendah Sumber : Data Setelah diolah, 2011 c. Tabel deskriptif frekuensi affect Cara menyusun tabel distribusi frekuensi untuk affect adalah sebagai berikut: 1 Menetapkan nilai tertinggi = 25 2 Menetapkan nilai terendah = 5 3 Menetapkan jangkauan nilai = 5 sampai dengan 25 = 21 bilangan 4 Menetapkan kelas interval k = 5 5 Panjang interval kelas i 21 : 5 = 4,2 = 5 pembulatan ke atas Oleh karena k.i = 5.5 = 25 padahal terdapat 21 bilangan, maka 4 bilangan yang lebih ditambahkan ke sisi bawah maupun sisi atas. Di mana kelas pertama dimulai dari bilangan 3 penambahan ke bawah 1 bilangan; 3 dan 4 dan kelas terakhir sampai dengan 27 penambahan ke atas 2 bilangan; 26 dan 27. Tabel 3.4 Tabel Deskriptif Frekuensi Affect No Interval Kelas Interval Nilai Affect Kategori 1 23 - 27 23 - 27 Sangat Tinggi 2 18 - 22 18 - 22 Tinggi 3 13 - 17 13 - 17 Cukup 4 8 - 12 8 - 12 Rendah 5 3 - 7 3 - 7 Sangat Rendah Sumber : Data Setelah diolah, 2011 d. Tabel deskriptif frekuensi kompleksitas Cara menyusun tabel distribusi frekuensi untuk kompleksitas adalah sebagai berikut: 1 Menetapkan nilai tertinggi = 20 2 Menetapkan nilai terendah = 4 3 Menetapkan jangkauan nilai = 4 sampai dengan 20 = 17 bilangan 4 Menetapkan kelas interval k = 5 5 Panjang interval kelas i 17 : 5 = 3,4 = 4 pembulatan ke atas Oleh karena k.i = 5.4 = 20 padahal terdapat 17 bilangan, maka 3 bilangan yang lebih ditambahkan ke sisi bawah maupun sisi atas. Di mana kelas pertama dimulai dari bilangan 3 penambahan ke bawah 1 bilangan; 3 dan kelas terakhir sampai dengan 22 penambahan ke atas 2 bilangan; 21 dan 22. Tabel 3.5 Tabel Deskriptif Frekuensi Kompleksitas No Interval Kelas Interval Nilai Kompleksitas Kategori 1 19 - 22 19 - 22 Sangat Tinggi 2 15 -18 15 -18 Tinggi 3 11 - 14 11 - 14 Cukup 4 7 - 10 7 - 10 Rendah 5 3 - 6 3 - 6 Sangat Rendah Sumber : Data Setelah diolah, 2011 e. Tabel deskriptif frekuensi kesesuaian tugas Cara menyusun tabel distribusi frekuensi untuk kesesuaian tugas adalah sebagai berikut: 1 Menetapkan nilai tertinggi = 25 2 Menetapkan nilai terendah = 5 3 Menetapkan jangkauan nilai = 5 sampai dengan 25 = 21 bilangan 4 Menetapkan kelas interval k = 5 5 Panjang interval kelas i 21 : 5 = 4,2 = 5 pembulatan ke atas Oleh karena k.i = 5.5 = 25 padahal terdapat 21 bilangan, maka 4 bilangan yang lebih ditambahkan ke sisi bawah maupun sisi atas. Di mana kelas pertama dimulai dari bilangan 3 penambahan ke bawah 1 bilangan; 3 dan 4 dan kelas terakhir sampai dengan 27 penambahan ke atas 2 bilangan; 26 dan 27. Tabel 3.6 Tabel Deskriptif Frekuensi Kesesuaian Tugas No Interval Kelas Interval Nilai Kesesuaian Tugas Kategori 1 23 - 27 23 - 27 Sangat Tinggi 2 18 - 22 18 - 22 Tinggi 3 13 - 17 13 - 17 Cukup 4 8 - 12 8 - 12 Rendah 5 3 - 7 3 - 7 Sangat Rendah Sumber : Data Setelah diolah, 2011 f. Tabel deskriptif frekuensi konsekuensi jangka panjang Cara menyusun tabel distribusi frekuensi untuk konsekuensi jangka panjang adalah sebagai berikut: 1 Menetapkan nilai tertinggi = 30 2 Menetapkan nilai terendah = 6 3 Menetapkan jangkauan nilai = 6 sampai dengan 30 = 25 bilangan 4 Menetapkan kelas interval k = 5 5 Panjang interval kelas i 25 : 5 = 5 Tabel 3.7 Tabel Deskriptif Frekuensi Konsekuensi Jangka Panjang No Interval Kelas Interval Nilai Konsekuensi Jangka Panjang Kategori 1 26 - 30 26 - 30 Sangat Tinggi 2 21 - 25 21 - 25 Tinggi 3 16 - 20 16 - 20 Cukup 4 11 -15 11 -15 Rendah 5 6 -10 6 -10 Sangat Rendah Sumber : Data Setelah diolah, 2011 g. Tabel deskriptif frekuensi kondisi yang memfasilitasi Cara menyusun tabel distribusi frekuensi untuk kondisi yang memfasilitasi adalah sebagai berikut: 1 Menetapkan nilai tertinggi = 20 2 Menetapkan nilai terendah = 4 3 Menetapkan jangkauan nilai = 4 sampai dengan 20 = 17 bilangan 4 Menetapkan kelas interval k = 5 5 Panjang interval kelas i 17 : 5 = 3,4 = 4 pembulatan ke atas Oleh karena k.i = 5.4 = 20 padahal terdapat 17 bilangan, maka 3 bilangan yang lebih ditambahkan ke sisi bawah maupun sisi atas. Di mana kelas pertama dimulai dari bilangan 3 penambahan ke bawah 1 bilangan; 3 dan kelas terakhir sampai dengan 22 penambahan ke atas 2 bilangan; 21 dan 22. Tabel 3.8 Tabel Deskriptif Frekuensi Kondisi yang Memfasilitasi No Interval Kelas Interval Nilai Kondisi yang Memfasilitasi Kategori 1 19 - 22 19 - 22 Sangat Tinggi 2 15 -18 15 -18 Tinggi 3 11 - 14 11 - 14 Cukup 4 7 - 10 7 - 10 Rendah 5 3 - 6 3 - 6 Sangat Rendah Sumber : Data Setelah diolah, 2011 3.5.2 Analisis Regresi Berganda 3.5.2.1 Uji Prasyarat Analisis

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL (Studi empiris pada KPP Pratama di DIY)

0 2 97

PENGAR Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Individual (Studi Kasus pada KPP Pratama Sukoharjo).

0 4 17

BAB 1 Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Individual (Studi Kasus pada KPP Pratama Sukoharjo).

0 9 8

PENGAR Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Individual (Studi Kasus pada KPP Pratama Sukoharjo).

0 5 16

Pengaruh persepsi penerimaan teknologi informasi berbasis tam, persepsi kepercayaan, dan persepsi tekanan sosial terhadap persepsi kinerja pegawai pajak .Studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purworejo.

1 10 131

Pengaruh persepsi penerimaan teknologi informasi berbasis tam, persepsi kepercayaan, dan persepsi tekanan sosial terhadap persepsi kinerja pegawai pajak .Studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Purworejo

1 5 129

PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL (Studi Kasus Pada KPP Madya Semarang).

0 0 1

PERSEPSI PEGAWAI PAJAK TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KINERJA INDIVIDUAL (Studi Kasus pada KPP Pratama Tegal) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) SKRIPSI FULL TEXT

0 0 157

PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KPP PRATAMA PANGKALPINANG

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Persepsi Pegawai Pajak Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Individual Pada KPP Pratama Pangkalpinang. - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 9