Teori dan Model Input-Output

penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi dan penciptaan peluang usaha pada sektor-sektor lainnya sebesar 0,32 . Kesimpulan yang diperoleh dari hasil kajian tersebut adalah kontribusi agregat untuk investasi sebesar Rp 1 di sektor infrastruktur pada ekonomi nasional adalah sebesar Rp3,64. Kontribusi diperoleh melalui dukungan terhadap kelancaran distribusi hasil produksi, ketahanan pangan, dan penciptaan lapangan kerja, serta peluang usaha di sektor terkait konstruksi. Uraian tersebut menunjukkan seberapa besar kontribusi sektor konstruksi khususnya bidang Kimpraswil sebagai satu sistem dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Peran tersebut pada kenyataannya cukup signifikan, disamping juga dapat mengurangi angka pengangguran dan lesunya aktifitas perekonomian serta menciptakan lapangan kerja baru. Pemerintah pusat dan daerah masih mempunyai tanggung jawab untuk menyelenggarakan pelayanan infrastruktur dasar yang masih bersifat public goods , berdasarkan prinsip optimal dari kepentingan publik dan investor. 2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis

2.5.1. Teori dan Model Input-Output

Input-output merupakan teknik baru yang diperkenalkan oleh Wassily W. Leontif pada tahun 1930-an. Teknik ini dipergunakan untuk menelaah hubungan antar industri dalam memahami saling ketergantungan dan kompleksitas perekonomian serta kondisi untuk mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Pada hakikatnya, analisa input-output mengandung arti bahwa dalam ekuilibrium, jumlah nilai uang output agregat dari keseluruhan perekonomian harus sama dengan jumlah nilai uang input antar industri dan jumlah uang output antar industri Jhingan, 2004. Semenjak dirintis oleh Leontif input-output adalah metode yang paling luas diterima, tidak hanya untuk mendeskripsikan struktur industri suatu perekonomian saja tetapi juga untuk memprediksi perubahan-perubahan struktur tersebut. Karakteristik dari Tabel Input-Output diantaranya adalah: 1 Keseluruhan perekonomian dibagi ke dalam dua sektor yaitu sektor antar industri dan sektor permintaan akhir, yang masing-masing dibagi ke dalam subsektor; 2 Output total setiap sektor antar industri pada umumnya dapat digunakan sebagai input oleh sektor industri lain, oleh sektor itu sendiri dan oleh sektor permintaan akhir; 3 Masing-masing industri hanya memproduksi satu produk homogen; 4 Harga, permintaan konsumen dan persediaan faktor adalah tertentu; 5 Perbandingan antara hasil dan skala bersifat konstan; 6 Di dalam produksi tidak terdapat ekonomi dan disekonomi eksternal; 7 Kombinasi input diterapkan dalam proporsi yang ditetapkan secara ketat, proporsi input terhadap output senantiasa konstan. Menurut Nazara 1997 teknologi produksi yang digunakan oleh perekonomian memegang peranan penting dalam analisis Input-Output, khususnyan tekonologi dalam penggunaan input antara. Input primer dianggap sebagai variabel eksogen dan permintaan akhirsebagai variabel endogen. Secara umum tabel input-output itu sendiri dapat dibagi ke dalam 4 kuadran yaitu; 1. Kuadran I Intermediate Quadrant merupakan kuadran transaksi antara, yaitu transakasi barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi. 2. Kuadran II Final Demand Quadrant menunjukkan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor perekonomian untuk memenuhi permintaan akhir. 3. Kuadran III Primary Input Quadrant menunjukkan pembelian input yang dihasilkan di luar sistem produksi oleh sektor-sektor dalam kuadran antara. 4. Kuadran IV Primary Input-Final Demand Quadrant menunjukkan transaksi langsung antara kuadran input primer dengan permintaan akhir tanpa melalui kuadran antara. Menurut Jhingan 2004 PBB telah mengkaji beberapa penggunaan model Input-Output dalam perencanaan pembangunan. 1. Model-model ini memberikan kepada masing-masing bidang perekonomian perkiraan tentang produksi dan tingkat impor yang sesuai satu sama lain dan sesuai dengan perkiraan permintaan akhir. 2. Solusi model ini membantu di dalam pengalokasian investasi yang diperlukan untuk mencapai tingkat produksi dan model ini memberikan pengetesan yang lebih tajam mengenai kecukupan sumber investasi yang tersedia. 3. Kebutuhan akan buruh terdidik juga dapat dievaluasi dengan cara yang sama. 4. Dengan adanya pengetahuan tentang penggunaan bahan baku impor dan kemungkinan substitusi yang rendah. 5. Sebagai imbalan terhadap kebutuhan langsung akan modal, buruh dan impor, kebutuhan tidak langsung pada sektor-sektor lain perekonomian juga dapat diperkirakan. 6. Model input-output secara regional juga dapat dibuat untuk tujuan perencanaan, menganalisis implikasi program pembangunan wilayah tertentu dan untuk perekonomian secara keseluruhan.

2.5.2. Struktur Tabel Input-Output