Koefisien pendapatan merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah pendapatan yang diterima oleh pekerja yang diperlukan untuk
menghasilkan satu unit output. Koefisien pendapatan dirumuskan sebagai berikut:
j
δ =
j j
X S
. 4.18
dimana:
j
δ = koefisien pendapatan sektor j,
j
S = jumlah upah dan gaji sektor j,
j
X = jumlah output total sektor j.
4.2.5. Koefisien Tenaga Kerja β
Koefisien tenaga kerja merupakan suatu bilangan yang menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit
output. Koefisien tenaga kerja dapat dirumuskan sebagai berikut:
j
β =
j j
X T
. 4.19
dimana:
j
β = koefisien tenaga kerja sektor j,
j
T = jumlah tenaga kerja sektor j,
j
X = jumlah output total sektor j.
4.2.6. Analisis Investasi
Simulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan shock
pada bagian investasi sektor konstruksi. Shock ini dilakukan untuk
mengetahui sektor mana yang memiliki dampak yang paling besar terhadap peningkatan investasi di sektor konstruksi. Besarnya shock diperoleh dari nilai
persentase rata-rata pengeluaran pembangunan pada sektor konstruksi. Nilai pengeluaran pembangunan sektor konstruksi diperoleh dengan menjumlahkan
pengeluaran pembangunan berbagai subsektor konstruksi. Berikut disajikan tabel pengeluaran pembangunan di sektor konstruksi selama periode tahun 2000-2004.
Tabel 4.2. Anggaran Pengeluaran Pembangunan Sektor Konstruksi Tahun 2000-2004 miliar rupiah
Tahun Anggaran Pengeluaran Pembangunan
Pertumbuhan
2000 6.158
- 2001
8.664 40,69
2002 12.658 46,09
2003 15.669 23,78
2004 16.352 4,35
Rata-rata pertumbuhan per tahun Æ 28,73 Sumber: BPS, 2005 b.
Dari Tabel 4.2. diperoleh nilai rata-rata pertumbuhan pengeluaran pembangunan di sektor konstruksi adalah 28,73 . Nilai pertumbuhan ini
digunakan untuk melakukan shock pada investasi sektor konstruksi yang terdapat dalam Tabel Input-Output Indonesia tahun 2003. Nilai investasi yang dimaksud
adalah penjumlahan antara pembentukan modal tetap bruto dan perubahan stok. Rumus dari analisis investasi dapat ditunjukkan sebagai berikut Miller dan Blair,
1985: 1
dampak terhadap pembentukan output, ∆ X = I- A
-1
∆Y 4.20
2 dampak terhadap pendapatan rumah tangga,
∆ I = a
n+1
I- A
-1
∆Y 4.21
3 dampak terhadap penyerapan tenaga kerja,
∆ L = w
n+1
I- A
-1
∆Y 4.22
dimana: ∆ X : dampak terhadap pembentukan output,
∆ I : dampak terhadap pendapatan rumah tangga, ∆ L : dampak terhadap penyerapan tenaga kerja,
∆ Y : investasi sektoral, I-A
-1
: matriks kebalikan Leontif terbuka, a
n+1
: koefisien pendapatan, w
n+1
: koefisien tenaga kerja.
4.3. Defenisi Operasional
1 Konstruksi
Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan atau konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya. Hasil kegiatannya
antara lain gedung, jalan, jembatan, rel kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi dan bandara.
2 Output
Output dalam Tabel Input-Output merupakan nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi. Unit usaha yang produksinya berupa
barang, maka outputnya merupakan hasil perkalian kuantitas produksi barang yang bersangkutan dengan harga produsen per unit barang tersebut. Unit usaha
yang bergerak di bidang jasa, outputnya merupakan nilai penerimaan dari jasa yang diberikan kepada pihak lain.