Usaha tempe sangat tergantung pada kedelai impor. Ketergantungan dari kedelai impor ini terjadi karena tempe yang dihasilkan dari kedelai impor
memiliki penampilan dan rasa yang lebih unggul, tidak menghasilkan bau langu atau bau khas yang terdapat pada tempe yang menggunakan kedelai
lokal dan tidak menghasilkan rasa pahit Nurhayati, 2001. Peningkatan harga kedelai impor memberikan dampak yang besar
terhadap industri tempe dimana biaya bahan baku ini mengambil porsi sebanyak 82,99 persen dari total biaya produksi Dermawan, 1999.
Peningkatan harga kedelai impor mengakibatkan pengrajin tempe di beberapa wilayah tidak berproduksi lagi dan pindah ke usaha lain. Hal ini diduga terjadi
karena modal yang dimiliki terbatas untuk membeli kedelai akibat fluktuasi harga kedelai. Namun kondisi seperti ini ternyata masih dapat disiasati oleh
beberapa pengrajin tempe di beberapa tempat di Indonesia. Beberapa pengrajin masih dapat bertahan dan bahkan berkembang. Berdasarkan hasil
penelitian dibeberapa daerah memang telah dijumpai pengusaha tempe yang memiliki kapasitas produksi riel jauh berada di atas rata-rata industri tempe
yaitu diatas 2.000 kilogram bahan baku kedelai untuk setiap harinya, sementara sebagian besar pengrajin masih berada dibawah 100 kilogram
perhari Soetrisno dan Sapuan, 1996. Dari uraian di atas, masalah yang akan diteliti adalah kondisi usaha
tempe sekarang ini di lokasi penelitian, kunci sukses dari pengrajin tempe yang masih dapat bertahan dan bahkan berkembang ditengah kondisi sekarang
ini.
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Melakukan pengelompokan industri tempe berdasarkan tingkat
kesuksesannya di lokasi penelitian 2. Mengetahui profil industri tempe di lokasi penelitian Kecamatan parung
ditinjau dari beberapa aspek yaitu ketersediaan bahan baku, teknis maupun manajemen.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor kunci sukses industri tempe.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi para pengrajin tempe merupakan bahan masukan dalam mengelola dan mengembangkan usahanya.
2. Bagi pembuat kebijakan lembagainstansi merupakan bahan masukan dan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan pengembangan industri
kecil tempe. 3. Bagi kalangan akademisi seperti mahasiswa, dosen dan peneliti merupakan
bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut dalam rangka pengembangan sektor industri kecil tempe.
SKRIPSI
STUDI PROFIL INDUSTRI TEMPE BERDASARKAN TINGKAT KESUKSESAN
Studi Kasus Industri Tempe di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor
Oleh ENDAR SUTRISNO
F24101055
2006 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Endar Sutrisno. F24101055. Studi Profil Industri Tempe Berdasarkan Tingkat Kesuksesan Studi Kasus Industri Tempe di Kecamatan Parung, Kabupaten
Bogor. Di bawah bimbingan Ir. Darwin Kadarisman, MS dan Tjahja Muhandri,
STP, MT. 2006 RINGKASAN
Industri tempe merupakan industri kecil yang mampu menyerap sejumlah besar tenaga kerja baik yang terkait langsung dalam proses produksi
maupun yang terkait dengan perdagangan bahan yang merupakan masukan maupun produk hasil olahannya. Prospek industri tempe sangat baik dimana
pertumbuhan permintaan tempe setelah tahun 1998 dperkirakan mencapai 4 persen per tahun. Industri tempe memiliki peran yang sangat besar didalam usaha
pemerataan kesempatan kerja, kesempatan usaha dan peningkatan pendapatan.
Industri tempe pada umumnya dikelola dalam bentuk industri rumah tangga, sehingga perkembangannya selalu dihadapkan dengan permasalahan yang
menyangkut bahan baku yaitu kedelai, ketersediaan dan kualitas faktor produksi, tingkat keuntungan, pemasaran serta permodalan.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengelompokan industri tempe berdasarkan tingkat kesuksesannya di lokasi penelitian, mengetahui profil industri
tempe di lokasi penelitian Kecamatan parung ditinjau dari beberapa aspek yaitu ketersediaan bahan baku, teknis maupun manajemen dan mengidentifikasi faktor-
faktor kunci sukses industri tempe.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian survei, pengamatan langsung dan wawancara terhadap responden. Masalah yang
diteliti adalah profil dan faktor-faktor kunci sukses dari industri tempe yang berada di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Proses pengkajian masalah
khusus ini terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dimulai dengan penentuan tujuan penelitian, studi pustaka, pemilihan lokasi dan waktu penelitian, pengambilan
sampel, pembuatan kuesioner, pengumpulan data, tabulasi data, analisis data, dan pembuatan laporan.
Untuk mendapatkan faktor kunci sukses dari wirausaha tempe maka perlu diketahui tingkat kesuksesannya. Dalam mengidentifikasi kesuksesan
industri kecil tempe indikator yang digunakan adalah perkembangan pemakaian bahan baku. Setelah diketahui rata-rata pemakaian bahan baku dan rata-rata
kenaikan bahan baku dari setiap responden maka selanjutnya menentukan posisi industri kecil tempe. Salah satu cara yang digunakan dalam menentukan posisi
industri kecil tempe adalah dengan menggunakan diagram cartesius perkembangan pemakaian bahan baku.
Industri kecil tempe yang berada pada kuadran I berpeluang sukses adalah Casmani, Mito, Kartubi, Warniah, Karsiban, dan Sarwo.
Industri yang berada pada kuadran II sangat sukses adalah Tambar. Industri yang berada pada kuadran III sukses adalah Rutaji, Carsian,
Rayubi, H. Abdul Karim, Udi Susanto, Sumitro, dan Sukarnen. Industri kecil yang berada pada kuadran I kurang sukses adalah Caridi, Tasheri,
Sigit, Suheri, Syawal, dan H. Munaji.
Dari Dari 22 faktor yang diidentifikasi, dianalisa dan dilakukan verifikasi di lapangan maka faktor-faktor yang diduga menjadi faktor kunci sukses
dalam berwirausaha tempe di lokasi penelitian adalah target Pemasaran, lama usaha, pencatatan keuangan, pembagian peran sumberdaya manusia, anggaran
dana khusus pemilik, tenaga pemasar yang tetap, dan cara menentukan harga. Sedangkan faktor lain yang tidak berpengaruh terhadap kesuksesan industri kecil
tempe adalah tingkat pendidikan pengusaha, keikutsertaan dalam pelatihan kewirausahaan keanggotaan KOPTI, asal kedelai, sumber modal, pembinaan
terhadap karyawan, Penambahan modal dari keuntungan, anggaran biaya pemeliharaan peralatan, alat transportasi pemasaran, evaluasi kegiatan pemasaran,
cara pembayaran bahan baku, jarak tempat membeli kedelai dengan lokasi usaha, pemisahan uang pribadi dan uang usaha, modal awal, dan persyaratan kedelai.
Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 kelompok industri kecil tempe di lokasi penelitian, dimana dari 20 responden yang dijadikan sampel,
30 responden tergolong industri berpeluang sukses, 5 responden tergolong industri sangat sukses, 35 responden tergolong industri sukses dan 30
responden tergolong industri kurang sukses. Industri kecil tempe sukses dan sangat sukses memiliki profil yang relatif sama, diantaranya dalam hal pencatatan
keuangan usaha, target pemasaran, pembagian peran sumberdaya manusia, cara menentuan harga tempe , dan sudah terdapat tenaga pemasar khusus yang tetap,
sedangkan hal yang membedakan adalah dalam hal jumlah dan perkembangan pemakaian bahan baku kedelai, lama usaha dan aktivitas penambahan modal. Hal-
hal yang diduga menjadi faktor kunci sukses dari industri tempe di lokasi penelitan adalah target Pemasaran, lama usaha, pencatatan keuangan, pembagian
peran sumberdaya manusia, anggaran dana khusus pemilik, tenaga pemasar yang tetap, dan cara menentukan harga.
STUDI PROFIL INDUSTRI TEMPE BERDASARKAN TINGKAT KESUKSESAN
Studi Kasus Industri Tempe di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh
ENDAR SUTRISNO F24101055
2006 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
STUDI PROFIL INDUSTRI TEMPE BERDASARKAN TINGKAT KESUKSESAN
Studi Kasus Industri Tempe di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor Oleh
ENDAR SUTRISNO F24101055
Dilahirkan Di Sragen pada tanggal 25 Maret 1982 Tanggal lulus : Juni 2006
Menyetujui, Bogor, Juni 2006
Tjahja Muhandri, STP, MT Ir. H. Darwin Kadarisman, MS Dosen Pembimbing II Dosen Pembimbing I
Mengetahui,
Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sragen pada tanggal 25 maret 1982 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan
Supardi dan Rusmini. Pada tahun 1989 penulis memulai Pendidikannya di SDN Pringanom III Masaran hingga tahun
1995. Pada tahun 1995 – 1998 penulis menempuh pendidikan lanjutan pertama di SMP Negeri 1 Sidoharjo. Pada tahun 1998 – 2001
penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 2 Sragen. Pada tahun 2001 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB USMI. Selama kuliah penulis pernah aktif di beberapa organisasi diantaranya di Himpunan Mahasiswa Ilmu dan
Teknologi Pangan HIMITEPA dan Forum Bina Islami Fateta FBI-F. Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Pendidikan Agama Islam PAI
dan beberapa kegiatan seperti Lepas Landas Sarjana Fateta, Baur HIMITEPA, dan Lomba Cepat Tepat Ilmu Pangan HIMITEPA. Untuk menyelesaikan studi di
Depertemen Ilmu dan Teknologi Pangan FATETA-IPB penulis melaksanakan penelitian survei dengan judul: “ Studi Profil Industri Tempe Berdasarkan Tingkat
Kesuksesan Studi Kasus Industri Tempe di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor”.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang