B. Langkah-langkah Penelitian
Gambar 2. Langkah-langkah penelitian
Penentuan tujuan penelitian
Studi pustaka metode penelitian survei, cara
penyusunan kuesioner, penyebaran industri tempe
Pengumpulan data Pembuatan
kuesioner
Tabulasi data Pemilihan lokasi dan
waktu penelitian Pengambilan
sampel
Analisa data
Pembuatan laporan
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian survei, pengamatan langsung dan wawancara terhadap responden. Masalah
yang diteliti adalah profil dan faktor-faktor kunci sukses dari industri tempe yang berada di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor.
Proses pengkajian masalah khusus ini terdiri dari kegiatan-kegiatan yang dimulai dengan penentuan tujuan penelitian, studi pustaka, pemilihan
lokasi dan waktu penelitian, pengambilan sampel, pembuatan kuesioner, pengumpulan data, tabulasi data, analisis data, dan pembuatan laporan.
Langkah-langkah penelitian secara terperinci ialah : 1. Penentuan tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan hal yang mendasari landasan berfikir untuk menentukan langkah-langkah penelitian dan pemecahan masalah yang
ingin dicapai sehingga penelitian akan menjadi terarah. 2. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan mengenai topik yang dikaji dalam hal ini berkaitan dengan profil
industri tempe berdasarkan tingkat kesuksesannya. Selain itu studi pustaka juga digunakan untuk mendapatkan informasi tentang metode penelitian,
yaitu metode survei. Studi pustaka diperoleh dari buku-buku, internet, skripsi maupun laporan-laporan lain yang berhubungan dengan topik
penelitian. 3. Pemilihan lokasi dan waktu penelitian
Pemilihan lokasi pada penelitian ini dilakukan secara sengaja purposive yaitu di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa
Barat. Dalam penentuan lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan : 1 daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra produksi tempe di
Kabupaten Bogor ; 2 daerah tersebut relatif dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga dapat menekan biaya penelitian.
Waktu penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama mengumpulkan data sekunder yang diperlukan dan dilaksanakan pada bulan
Juni-Juli 2005, sedangkan tahap kedua mengumpulkan data primer di
lapang yang dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2005. Tahap akhir yaitu pengolahan dan analisa data, serta pembuatan laporan.
4. Pengambilan sampel Industri kecil tempe yang dijadikan sampel dalam penelitian
adalah industri tempe yang berada di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor yang terdaftar di Koperasi Tahu Tempe Indonesia KOPTI Kabupaten
Bogor maupun yang tidak terdaftar pada instansi tersebut. Industri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah industri yang memenuhi kriteria
Undang-Undang no 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil yang menyatakan bahwa industri kecil merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki
kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk bangunan tempat usaha dan memiliki omset tahunan paling banyak Rp 1 milyar.
Jumlah sampel yang diambil sebanyak 20 responden dari 104 responden pengrajin tempe yang ada di Kecamatan Parung 19 persen dari
populasi. Cara pengambilan sampel ini didasarkan pada pendapat Gay 1981 di dalam Ruseffendi 1994 yang menyatakan bahwa ukuran sampel
minimum yang dapat diterima dalam penelitian survei atau deskriptif adalah 10 persen dari jumlah populasi yang besar lebih dari 50 sedangkan untuk
populasi kecil kurang dari 50 minimum 20 persen dari jumlah populasi. Pengambilan sampel tersebut dilakukan secara acak sederhana,
yaitu sebuah sampe yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih sebagai sampel Singarimbun dan Effendi, 1989. Namun dari penelitian ini juka suatu industri kecil tempe tidak berhasil
diwawancarai, baik karena industri sudah tutup, pindah maupun tidak bersedia, maka diganti dengan industri lain sebagai sampel.
5. Pembuatan kuesioner Kuesioner merupakan salah satu instrumen dalam penelitian,
terutama penelitian survei. Pembuatan kuesioner disesuaikan dengan tujuan dari penelitian yakni untuk mengkaji profil industri tempe berdasarkan
tingkat kesuksesan, dilihat dari enam aspek yang telah disebutkan diatas.
Keenam aspek tersebut dijabarkan menjadi 22 faktor pendukung sukses, sehingga kuesioner yang disusun memuat pertanyaan-pertanyaan :
a. Kondisi umum meliputi lama usaha, investasi, sumber modal, dan legalitas dari pemerintah.
b. Pengadaan bahan baku meliputi jenis kedelai, sistem pembayaran, asal kedelai, jarak lokasi usaha dengan tempat pembelian, cara pembayaran
bahan baku, dan persyaratan kedelai. c. Sumber daya manusia meliputi perkembangan jumlah tenaga kerja,
pendidikan tenaga kerja, sistem pengupahan, dan pembagian peran. d. Finansial meliputi pencatatan keuangan , pemisahan uang pribadi dan
uang usaha, penambahan modal dari setiap keuntungan, dana khusus untuk pemilik, dan penentuan harga produk.
e. Produksi meliputi kapasitas produksi, penanganan terhadap limbah, perhatian terhadap peralatan dan penanganan terhadap produk yang
tidak terjual ataupun produk rijek. f. Pemasaran meliputi wilayah pemasaran, sasaran pasar, tenaga pemasar,
alat transportasi, dan evaluasi kegiatan pemasaran. Pertanyaan yang disusun terdiri dari pertanyaan yang bersifat semi
terbuka jawaban sudah tersusun tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
6. Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap responden dengan menggunakan kuesioner serta pengamatan
langsung ke industri. Wawancara dilakukan dengan mendatangi satu persatu ke responden pengrajin tempe.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari Kantor Kecamatan Parung, Dinas Perindustrian, Dinas Kesatuan Bangsa serta Koperasi Tahu Tempe
Indonesia KOPTI Kotamadya dan Kabupaten Bogor. 7. Tabulasi data
Data yang diperoleh dari hasil survei, diskusi dan pengamatan langsung akan ditabulasikan dengan menggunakan perangkat komputer
program microsoft office word sehingga diharapkan akan mempermudah dalam melakukan analisa data.
8. Analisa data Analisis data terdiri dari :
a. Pengelompokan industri tempe berdasarkan tingkat kesuksesan Dalam menentukan tingkat kesuksesan dari industri tempe,
masing-masing industri tempe dipetakan ke dalam diagram cartesius perkembangan pemakaian bahan baku, dimana sumbu mendatar X
menunjukkan rata-rata jumlah pemakaian bahan baku responden, sedangkan sumbu tegak Y menunjukkan rata-rata kenaikan jumlah
pemakaian bahan baku responden. Y
tinggi berpeluang sukses sangat sukses I II
Y rendah kurang sukses sukses
IV III
rendah X tinggi X
Rata-rata jumlah pemakaian bahan baku per hari selama empat tahun terakhir kghari
Gambar 3 . Diagram cartesius perkembangan pemakaian
bahan baku
Rata-rata k e
naika n
pen uru
n a
n
pema kaian
ba h
a n b
a k
u sel
a ma
empa t ta
hu n
terakhir k
g4 tahu n
Keterangan : X
= Rata-rata pemakaian bahan baku seluruh responden pengrajin tempe selama empat tahun terakhir
Y = Rata-rata kenaikan atau penurunan pemakaian bahan baku seluruh responden selama empat tahun terakhir.
Rumus X dan Y adalah sebagai berikut :
n = jumlah responden
X = n
Xi
n i
∑
=1
Y
=
n Yi
n i
∑
=1
Dari gambar 3 tersebut dapat dijelaskan pengelompokkan industri tempe berdasarkan tingkat keberhasilannya sebagai berikut :
I. Industri berpeluang sukses Industri yang berada pada kuadran ini dapat dikatakan
berpeluang sukses karena walaupun rata-rata jumlah pemakaian bahan baku yang rendah, namun memiliki rata-rata kenaikan
pemakaian bahan baku yang tinggi. II. Industri sangat sukses
Industri kecil yang berada pada kuadran ini merupakan industri kecil yang sangat sukses. Hal ini ditandai dengan rata-rata
jumlah pemakaian bahan baku yang tinggi dan rata-rata kenaikan pemakaian bahan baku yang juga tinggi.
III. Industri sukses Industri kecil yang berada pada kuadran ini dapat
dikatakan sukses, karena memiliki rata-rata jumlah pemakaian bahan baku yang tinggi, walaupun tidak ada peningkatan
pemakaian bahan baku.
IV. Industri kurang sukses Industri kecil yang berada pada kuadran ini dapat dikatakan
kurang sukses. Hal ini ditandai dengan rendahnya rata-rata jumlah pemakaian bahan baku dan rendahnya rata-rata kenaikan
pemakaian bahan baku. Pada kelompok ini juga ditandai dengan penurunan pemakaian bahan baku.
b. Penentuan faktor kunci sukses dari industri kecil tempe Faktor kunci sukses diperoleh dengan cara membandingkan
antara industri kecil tempe yang tergolong sangat sukses dan sukses dengan industri kecil tempe yang lainnya. Pembandingan dilakukan
dengan melihat hal yang membedakan antar kelompok industri, dari enam aspek yang dijabarkan menjadi 22 faktor. Hal-hal yang dilakukan
oleh industri yang sangat sukses dan sukses, yang umumnya tidak dilakukan industri yang kurang sukses ditentukan sebagai faktor kunci
sukses industri kecil tempe. 9. Pembuatan laporan
Hasil penelitian ini akan didokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis yakni laporan skripsi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI TINGKAT KESUKSESAN INDUSTRI KECIL TEMPE