8. Anggaran Biaya Pemeliharaan Peralatan
Dalam pembuatan tempe peralatan sebagian besar diperoleh dengan membeli di pasar atau di toko. Alat-alat yang dipakai adalah drum besar untuk
merebus, bak untuk merendam, ayakan untuk mengeringkan, sipatan untuk mencetak, kompor atau tungku, mesin pengupas kedelai, rak fermentasi,
plastik dan daun pisang sebagai pembungkus. Para pengrajin tempe masih lemah dalam manajemen pengalokasian dana pemeliharaan atau penggantian
peralatan. Dari hasil wawancara diketahui 62.5 responden pengrajin tempe sukses tidak menganggarkan biaya pemeliharaan atau penggantian peralatan
dan hanya 35 responden pengrajin tempe yang menganggarkan dana untuk pemeliharan atau penggantian peralatan. Sedangkan 58.33 responden
industri tempe kurang sukses juga tidak menganggarkan dana untuk pemeliharaan atau pergantian peralatan. Seacara umum baik industri tempe
yang sukses maupun kurang sukses tidak menganggarkan dana untuk biaya pemeliharaan atau penggantian peralatan. Jika terjadi kerusakan alat biasanya
akan diganti dengan yang baru atau diperbaiki tapi tidak ada anggaran dana khusus untuk penggantian. Sehingga dari data ini diduga angggaran dana
untuk pemeliharaan atau penggantian peralatan bukan merupakan faktor kunci sukses dari wiarausaha tempe.
9. Target Pemasaran
Pemasaran merupakan merupakan aspek yang sangat penting dalam industri kecil tempe. Hal ini dikarenakan karakteristik industri tempe yang
hampir sama yaitu yang berkaitan dengan bahan baku kedelai yang umumnya berasal dari Amerika Serikat, produk yang dihasilkan adalah tempe segar, dan
pengetahuan dan ketrampilan yang hampir sama. Karakteristik dari industri tempe yang sama ini menyebabkan para pengrajin tempe harus bersaing
dalam pemasaran. Wilayah pemasaran dari industri tempe umumnya tidak jauh dari lokasi usaha atau berada di pasar dalam satu wilayah Kecamatan.
Tetapi terdapat terdapat juga beberapa pengrajin yang menjual tempe di pasar-pasar wilayah Kecamatan lain. Terdapat perbedaan target pemasaran
antara industri tempe yang tergolong sukses dengan yang kurang sukses.
Industri tempe sukses memiliki target pemasaran yang lebih banyak dari industri tempe yang kurang sukses. Industri tempe yang sukses umumnya
memiliki target pemasaran para pedagang sayur, warteg, perumahan, dan konsumen akhir. Dari data ini diduga target pemasaran merupakan salah satu
faktor kunci sukses dalam wirausaha tempe.
10. Alat Transportasi Pemasaran
Alat transportasi pemasaran industri tempe di lokasi penelitian terdiri dari gerobak, sepeda, sepeda motor dan mobil pick up. Alat transortasi
pemasaran diduga bukan merupakan faktor kunci sukses wirausaha tempe. Karena pada umumnya baik industri tempe yang sukses maupun kurang
sukses memakai gerobak sebagai alat tarnsportasi pemasaran. Hal ini dikarenakan lokasi pasar yang dekat dengan lokasi usaha sehingga akan
menghemat biaya.
11. Evaluasi Kegiatan Pemasaran
Sebagian besar responden pengrajin tempe baik yang tergolong sukses maupu kurang sukses umumnya sudah melakukan evaluasi kegiatan
pemasaran, walaupun tidak secara rutin. Evaluasi dilakukan ketika ada gejolak di pasar saja., misalnya pada musim panen jengkol, buah-buahan atau terjadi
peristiwa khusus seperti ketika terjadi krisis moneter atau kenaikan harga BBM. Sehingga dari data ini, evaluasi kegiatan pemasaran diduga bukan
merupakan faktor kunci sukses industri tempe.
12. Cara Pembayaran Bahan Baku