Hambur Balik Dasar Perairan

6.2 Hambur Balik Dasar Perairan

Nilai hambur balik dasar perairan Laut Jawa tahun 2002 dari hasil pengolahan EP-500, menunjukkan lokasi mendekati Pulau Kalimantan memiliki nilai hambur balik dasar perairan cukup besar hingga -25,00 dB, namun semakin kearah selatan mendekati pantai utara Jawa nilai hambur balik semakin kecil. Hal ini diduga di selatan pantai Kalimantan memiliki substrat pasir seperti yang dikemukakan oleh Wirtky 1961. Durand dan Petit 1995 juga menyatakan bahwa terdapat dasar perairan dengan substrat lumpur bercampur kerang dan karang ditemukan di bagian tengah Laut Jawa di sebelah selatan Pulau Kalimantan, dan dekat pantai ditemukan formasi batuan bercampur karang. Adapun perbedaan nilai hambur balik dasar perairan di lokasi di timur laut Pulau Belitung dan barat laut Pulau Belitung hasil survei 2002 diduga dipengaruhi oleh luasan penutupan karang. Di lokasi timur laut ditemukan substrat pasir, lumpur berpasir, dan terumbu karang dengan persentase penutupan karang sebesar 81,8-83,6. Daerah Barat laut ditemukan substrat pasir, dan karang dengan persentase penutupan sebesar 65,16 Berdasarkan nilai rata-rata per lapisan untuk perairan Laut Jawa dan perairan Belitung Tabel 18, dapat diketahui pada lapisan -1 Laut Jawa memiliki nilai hambur balik rata-rata yang lebih besar dibandingkan nilai hambur balik pada lapisan - 1 di perairan Belitung. Namun untuk lapisan - 2 hingga lapisan - 4, nilai rata-rata hambur balik dasar perairan di perairan Belitung lebih besar di bandingkan Lapisan 2 - 4 di Laut Jawa. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dasar perairan yang tersusun di perairan Jawa lebih lunak di bandingkan di perairan Belitung, ini dibuktikan dari hasil analisis ukuran partikel, dimana untuk perairan Laut Jawa dari 67 data grab menunjukkan bahwa 89 substrat di Laut Jawa adalah lumpur dan dari 46 stasiun di perairan Belitung ditemukan 35 substrat pasir, 26 pasir berlumpur. Manik et al 2006 menjelaskan dengan menggunakan nilai surface strength SS nilai pantulan pasir lebih besar dari pada nilai SS pada substrat liat. Tabel 18. Perbandingan nilai rata-rata per lapisan di Laut Jawa dan perairan Belitung Lokasi Lapisan-1 Lapisan-2 Lapisan-3 Lapisan-4 Laut Jawa -54.94 -37.74 -26,29 -24,33 Belitung -57,43 -37,65 -23,47 -18,77 Kecilnya nilai rata-rata hambur balik pada lapisan-1 diduga merupakan partikel-partikel lanau yang sudah diendapkan namun belum mengalami pemampatan solid. Wibisono 2005 menjelaskan bahwa sedimen seperti lapisan-1 bersifat tidak kompak unconsolidated yaitu sedimen yang selalu dalam keadaan siap terurai sehingga dengan kekuatan arus yang lemah sekalipun, partikel mudah lepas. Nilai hambur balik dasar perairan SV yang berkisar -59,70 sampai - 15,00 dB untuk nilai per lapisan pada hasil olahan dengan EP-500 sama dengan hasil yang diperoleh oleh Manik 2006 yang menyatakan bahwa echogram yang diperoleh dengan menggunakan echosounder frekuensi 38 KHz pada pasir, lempung dan lumpur di Selatan Jawa menunjukkan nilai raw volume backscattering strength raw SV pada kisaran -70 hingga -10 dB. Siwabessy dalam penelitiannya mengungkapkan dengan echosounder frekuensi 38 KHz, area yang lunak-halus memiliki nilai Volume Backscatterng Strength -49,88 dB sedangkan area yang keras-kasar memiliki nilai -44,07 dB. Pemakaian echosounder frekuensi echosounder 120 KHz sebesar pada perairan lunak - halus memiliki nilai Volume Backscatterng Strength –36,75 dB dan di area keras- kasar bernilai -27,70 dB komunikasi pribadi dengan Siwabessy, 2007. Hasil pengolahan data survei tahun 2005 dengan program pengolahan Echoview di dua lokasi yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda. Dimana nilai rata-rata hambur balik dasar perairan di Laut Jawa -37,10 dB lebih kecil dibandingkan lokasi di perairan Belitung -32,65 dB. Hal ini terjadi karena umumnya di Laut Jawa memiliki substrat lumpur sedang di perairan Belitung umumnya pasir atau pasir berlumpur. Hal ini juga dikuatkan hasil penelitian Faturachman dan Raharjo 2003 yang melakukan penelitian di perairan Cirebon menyatakan bahwa pada kedalaman 0.00 –10.00 m merupakan lapisan paling atas, disusun oleh lempung lanauan, abu-abu hingga abu kecoklatan hingga kehitaman, jenuh air saturated, sangat lunak very soft. Hal ini berbeda dengan substrat di perairan Belitung yang umumnya pasir, lumpur dan campuran keduanya.

6.3 Klasifikasi Tipe Substrat Dasar Perairan