Pengolahan Data Sapuan Alat Tangkap Ikan Pengolahan Data Oseanografi

A S adalah back-scattering area, 1 2 r r − adalah ketebalan kolom integrasi, o R adalah jarak referensi 1 m, maka nilai Back-scattering volume dapat diperoleh dari: rata rata TS v SV − + = ρ log 10 ............................................................ 10 sehingga densitas ikan ikanm 3 untuk suatu integrasi dapat diperoleh apabila TS dan SV diketahui. rata rata TS SV v − − = ρ log 10 .......................................................... 11 1 , 10 rata rata TS SV v − − = ρ .............................................................. 12 Persamaan-persamaan di atas dapat dimodifikasi dari densitas ikanm 3 menjadi densitas g m 3 yaitu dengan mengalikan densitas ikanm 3 dengan berat rata-rata ikan dominan. w v TS SV . 10 1 , − = ρ ........................................................................... 13 dimana : v ρ = densitas gm 3 SV = backscattering volume dB TS = target strength dB w = berat rata-rata ikan yang dominan g

4.4.2 Pengolahan Data Sapuan Alat Tangkap Ikan

Hasil tangkapan yang diperoleh dengan mengoperasikan alat tangkap trawl akan digunakan sebagai data verifikasi data hidroakustik. Hasil tangkapan akan dikeluarkan dari kantong trawl di atas dek, kemudian dikelompokkan berdasarkan famili dan atau jenis. Identifikasi jenis ikan dilakukan berdasarkan referensi Kailo and Trap 1984 in Mahiswara 2004, kemudian dilakukan penimbangan dan pengukuran panjang berat terhadap contoh dari setiap spesies yang dominan. Data hasil sapuan dihitung untuk mendapatkan densitas gm 3 , juga spesies yang memiliki presentasi lebih dari 50 dalam berat akan dianggap sebagai spesies yang mendominasi. Selain itu juga dicari frekuensi kemunculan spesies di seluruh stasiun yang memiliki kemunculan lebih dari 50 dari jumlah stasiun yang di sapu. Data densitas ikan dihitung berdasarkan modifikasi rumus Pauly and Martosubroto 1996. Tahap perhitungannya adalah: pertama dicari terlebih dahulu bukaan vertikal mulut jaring trawl yaitu: 05 , . . . 2 a n V o = ……………………………………………… 14 Dimana: o V = bukaan vertikal mulut trawl m a = lebar mata jaring n = jumlah mata jaring bagian depan kemudian dilakukan perhitungan luas area sapuan dengan formula : 1852 . . . V Hr E A = ………………………………………… 15 dimana: A = luas sapuan jaring trawl E = efektifitas bukaan mulut trawl 23 V = kecepatan kapal 3 Knot Hr = head rope 38,8 m 1852 = konversi dari mil ke meter dari persamaan 14 dan 15 dapat dicari volume air yang tersaring V a yaitu : o a V A V . = ……………………………………………………. 16 Nilai densitas ikan dapat dihitung berdasarkan rumus : . . 1 f e b V D a = ………………………………………… 17 dimana: D = nilai densitas ikan kgm3 b = berat total ikan demersal yang tertangkap f e . = kemampuan trawl dalam menangkap ikan yang berada pada alur sapuan 0,5

4.4.3 Pengolahan Data Oseanografi

Data suhu, salinitas, kecepatan arus ditabulasi, kemudian dengan menggunakan program Surfer dibuat gambaran penyebaran suhu, salinitas secara horizontal pada kedalaman permukaan dan dasar perairan. 4.5 Analisis Data 4.5.1 Analisis Spasial dan Selang Kelas Kedalaman