Perairan Belitung Perairan Kepulauan Seribu 2007

5.2.2 Nilai Hambur Balik Dasar Perairan dengan Program Echoview 3.5 5.2.2.1 Perairan Laut Jawa 2005 Hasil pengolahan data menunjukkan nilai hambur balik dasar perairan di Laut Jawa memiliki nilai maksimum yang diperoleh -35,91 dB, nilai minimal - 38,57 dB dan nilai rata-rata -37,10 dB dengan simpangan baku 0,46 dB. Penyebaran nilai hambur balik dasar sepanjang lintasan survei menunjukkan nilai yang sama Gambar 27. Hal ini menjelaskan bahwa substrat pada lokasi survei di Laut Jawa 2005 memiliki substrat yang sama. Hasil data in-situ pengambilan contoh di lokasi ini diperoleh data yang menunjukkan bahwa substrat yang ada berupa lumpur, hasil analisis di laboratorium menunjukkan bahwa berat jenis lumpur tersebut kurang dari 1 gramm 3 . 109° 110° 111° Bujur -7.5° -6.5° -5.5° Lintan g Kep. Karimunjawa Semarang Gambar 27. Penyebaran nilai hambur balik dasar perairan Laut Jawa Sebaran Nilai rata-rata hambur balik dasar perairan berdasarkan selang kelas kedalaman diperoleh hasil nilai rata-rata pada selang kelas 1 sampai 5 sama yaitu berkisar dari -37,41 hingga -36,87 dB. Ini menunjukkan bahwa pada selang kedalaman perairan ini memiliki tipe substrat yang sama atau merupakan kelompok yang sama pada selang kedalaman 6 -9 tidak diperoleh data Tabel 10.

5.2.2.2 Perairan Belitung

2005 Hasil deteksi hidroakustik dasar perairan Belitung pada bulan September 2005 menunjukkan nilai hambur balik dasar perairan beragam yaitu dengan nilai maksimum -20,93 dB, nilai minimum -41,05 dB dan nilai rata-rata -32,65 dB dengan simpangan baku 6,83. Nilai hambur balik sepanjang survei pemberangkatan dari Semarang menunjukkan nilai hambur balik berkisar -35 dB. Menuju perairan Belitung, nilai hambur balik semakin besar bahkan mencapai -23,10 dB, dan di sebelah timur Pantai Sumatera nilai hambur balik mulai menurun kembali hingga -31 dB. Ini menunjukkan di lintasan survei pemberangkatan dari Semarang, memiliki substrat lumpur hal ini ditunjukkan berdasarkan data pengambilan contoh substrat dengan menggunakan grab. Di sekitar perairan Belitung substrat sudah mulai berbeda, yaitu berupa substrat pasir yang banyak mendominasi di lokasi ini. Di timur Pantai Sumatera memiliki substrat yang berbeda juga dan diduga merupakan campuran lumpur dan pasir Gambar 28. 106° 107° 108° 109° 110° 111° Bujur -6° -5° -4° -3° -2° Li nt a ng Laut Jawa Kep. Karimunjawa Bangka P. Lepar P. Liat Belitung Pangkalpinang Tanjungpandan J A K A R T A Gambar 28. Penyebaran nilai hambur balik dasar perairan Belitung Nilai hambur balik pada setiap selang kelas kedalaman dapat menunjukkan bahwa memliki rata-rata nilai habur balik yang berkisar -34,60 hingga -30,10 dB. Nilai ini tidak menunjukkan tipe substrat yang berbeda antar selang kelas kedalaman Tabel 11. Tabel 11. Nilai rata-rata hambur balik dasar di perairan Laut Jawa dan perairan Belitung Selang kelas kedalaman Laut Jawa 2005 Perairan Belitung 2005 29.5 -42,77 -32,73 29.6-36.5 -42,34 -33,27 36.6-43.5 -42,23 -32,57 43.6-50.5 -42,46 -31,10 50.6-57.5 -42,63 -30,51 67.6-64.5 - - 64.6-71.5 - -33,51 71.6-78.5 - -34,60 78.6 - -30,51 Keterangan : - data tidak ada

5.2.2.3 Perairan Kepulauan Seribu 2007

Perairan Kepulauan seribu memiliki data hambur balik yang berasal dari pantulan pertama E-1 yang berksar -36,66 sampai -11,85 dB dengan rata-rata -24,14 dB dan pantulan kedua E-2 yang berkisar -70,00 sampai -36,46 dB dengan rata-rata -58,75 dB. Hasil pemetaan terhadap nilai hambur balik pantulan pertama digambarkan sebagai berikut Gambar 29: 106.3° 106.5° 106.7° 106.9° Bujur -6.3° -6.1° -5.9° -5.7° -5.5° Linta n g J A K A R T A Gambar 29. Penyebaran nilai hambur balik dasar pertama di perairan Kepulauan Seribu

5.3 Estmasi Stok Ikan Demersal Secara Hidroakustik

Hasil dari penelitian ini meberikan informasi mengenai sebaran nilai pantulan ikan tunggal target strength maupun densitas ikan berdasarkan lima kali survei, yaitu Laut Jawa 2002 – 2005, perairan Belitung 2002-2005 dan perairan Kalimantan Timur 2004.

5.3.1 Perairan Laut Jawa Musim Peralihan II - 2002

Nilai target strength menggambarkan besarnya pantulan yang diberikan oleh ikan tunggal yang terdeteksi oleh alat hidroakustik. Kisaran nilai target strength menyebar dari –51,00 dB hingga –24,01 dB, dengan jumlah ikan tunggal yang terdeteksi sebanyak 4.372 ekor. Jumlah ikan tunggal terbanyak pada kisaran nilai target strength –48,00 sampai -45,01 dB yaitu 1.883 ekor, disusul kisaran target strength –51,00 hingga -48,01 dB sebanyak 1.004 ekor dan urutan ke tiga kisaran nilai –45,00 sampai -42,01 dB sebanyak 831 ekor, dengan rata- rata target strength di seluruh perairan sebesar –41,11 dB, dan standar deviasi sebesar 14,68 dB. Penyebaran nilai rata-rata target strength ikan demersal sepanjang lintasan survei di seluruh perairan Laut Jawa sangat bervariasi, hal ini dapat dilihat pada Gambar 30. 110° 111° 112° 113° 114° 115° 116° Bujur -7° -6° -5° -4° -3° Lintan g Laut Jawa Kep. Karimunjawa Semarang Gambar 30. Penyebaran rata-rata target strength ikan demersal di perairan Laut Jawa pada Musim Peralihan II