Boer et al 2001 menyatakan bahwa potensi ikan demersal di wilayah pengelolaan perikanan WPP-3 yaitu perairan Laut Jawa rata-rata sebesar
178,48 x 10
3
tontahun dari tahun 1993 hingga 2000. Sumiono et al 2002 menyatakan bahwa hasil analisis penangkapan ikan demersal melelui survei
trawl dengan kapal KM Mutiara IV pada bulan Juni 2000 di Perairan antara Semarang – Pekalongan dan Rembang – Lasem pada kedalaman 30 meter
diperoleh rata-rata laju tangkap ikan demersal sebesar 43,3 kgjam dengan kepadatan stok sebesar 0,8 tonkm
2
.
2.4 Habitat dan Penyebaran Ikan Demersal
Substrat dasar perairan memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai habitat bagi bermacam-macam biota baik itu mikrofauna maupun
makrofauna. Mikrofauna berperan sebagai pengurai bahan-bahan anorganik menjadi bahan-bahan organik yang banyak dimanfaatkan oleh biota-biota lain.
Laevastu dan Hela 1981 menggambarkan bahwa mikrofauna sebagai awal terbentuknya mata rantai makan bagi biota-biota laut lainnya. Kesuburan suatu
perairan juga ditentukan oleh mikrofauna yang berada di dalam dasar perairan. Ikan demersal yang termasuk makrofauna juga sangat tergantung
dengan substrat dasar perairan, hal ini disebabkan ikan demersal banyak mengambil makanan di substrat dasar perairan. Makanan ikan demersal berupa
bentos, moluska maupun biota kecil lainnya. Longhurst and Pauly 1987 menyatakan bahwa ada dua grup dari
scorpaeniformes melimpah di daerah tropis, biasanya pada substrat dasar perairan yang berpasir. Sciaenidae menyukai daerah substrat yang berlumpur
dan ikan snapper menyukai daerah yang berbatu-batu. Hasil penelitian di perairan Peninsular Malaysia tahun 2001 Yusof, 2002
pada jenis substrat dasar pasir dan pasir berlumpur dengan kedalaman kurang dari 80 m menunjukkan hasil tangkapan dari 48 stasiun didominasi oleh ikan
demersal 95,40 dari seluruh hasil tangkapan dengan rata-rata kemampuan tangkap catch rate 66,65 kgjam. Pada kedalaman perairan antara 5 -18 m
tertangkap 62 – 89 spesies dan pada kedalaman perairan lebih dari 18 m menunjukkan jumlah spesies yang tertangkap lebih banyak yaitu 154 – 191
spesies. Ikan yang mendominasi penangkapan adalah pari 10,79, Loliginidae 10,63, Nemipteridae 7,09, Mullidae 5,83 dan Synodontidae
3,18.
Labropoulou dan Papaconstantinou 2004 menyatakan bahwa hasil analisis dari 501 hasil tangkapan trawl dasar di Perairan Laut Aegean Utara dan
Laut Thrasia Mediterranian menunjukkan bahwa keanekaragaman dari ikan demersal mengalami penurunan dengan bertambahnya kedalaman perairan,
dimana hubungan antara hasil tangkapan dan kedalaman memiliki koefisien regresi 0,89. Kelimpahan terbesar pada kedalaman 25 – 32 m untuk perairan
Laut Aegean Utara dan 16 – 28 m untuk perairan Laut Thrasia. Hasil tangkapan nelayan trawl komersial Soviet pada musim panas
menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan demersal pada perairan dangkal 10 – 50 m lebih besar dibandingkan dengan perairan yang lebih dalam 50 – 100 m
yaitu 56,8 dari dan 32,1 seluruh hasil tangkapan. Pada musim dingin mengalami perubahan yaitu pada kedalaman perairan dangkal 10 - 50 m 53,7
dari total tangkapan dan pada kedalaman perairan 50 – 100 m adalah 54,0 dari total hasil tangkapan. Ikan yang mendominasi adalah berasal dari famili
Sciaenidae WorldFish, 2006. WorldFish 2006 juga menyatakan hasil dugaan stok ikan demersal di
Perairan Mozambik secara hidroakustik sebesar 350.000 – 400.000 ton lebih tinggi dibandingkan pendugaan stok dengan alat trawl yang hanya 100.000 ton.
Hal ini menunjukkan bahwa koefisien efisiensi trawl dasar hanya 0,3.
2.5 Metode Hidroakustik