PENDAHULUAN 1 Mempelajari Mutu Silase dan Kitosan Dari Ampas Silase Limbah Udang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan aneka ragam sumberdaya hayati maupun hewani. Dengan perairan yang sangat luas ini Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang cukup besar. Adanya permintaan pasar terhadap hasil perikanan yang terus meningkat telah memicu peningkatan produksi nasional, baik hasil tangkap maupun budidaya. Limbah hasil perikanan mudah mengalami pembusukan, sehingga dapat menjadi sumber pencemaran terhadap lingkungan dan apabila tidak segera ditangani dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi penduduk di sekitarnya. Pencemaran ini masih dapat dikurangi, apabila limbah yang ada dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Setiap limbah mempunyai bentuk, sifat dan karakteristik yang berbeda ditinjau dari segi kandungan atau komposisi senyawa yang terdapat di dalamnya. Limbah hasil perikanan umumnya belum dimanfaatkan dengan baik. Dengan semakin meningkatnya industri perikanan maka semakin meningkat pula jumlah limbah yang dihasilkan, sehingga diperlukan pula usaha pemanfaatannya. Data dari Eurostat tahun 1996-2000 mencatat kenaikan nilai impor udang beku UE Uni Eropa yang berasal dari Indonesia dengan laju pertumbuhan rata- rata 44,62 per tahun. Selama periode tersebut volumenya meningkat rata-rata 42,33 per tahun, dari 2879 metrik ton tahun 1996 menjadi 11734 metrik ton tahun 2000. Pada tahun 2001 Januari-Juni nilai impor udang beku UE dari Indonesia meningkat 43,70 sementara volumenya meningkat 38,32 . Selama periode tersebut telah tercatat pula kenaikan pangsa pasar komoditi yang berasal dari Indonesia dari 1,66 tahun 1996 menduduki tempat ke-19 sebagai pemasok menjadi 4,88 pada periode Januari-Juni 2001 atau menduduki peringkat ke-5 sebagai pemasok termasuk impor intra UE www.indonesiamission-eu.org Di Indonesia saat ini terdapat sekitar 170 perusahaan pengolahan udang dengan kapasitas produksi sekitar 500.000 ton per tahun. Dari proses pengolahan udang dalam bentuk udang beku headless atau peeled untuk ekspor, 60 – 70 dari berat udang menjadi limbah bagian kulit dan kepala . Diperkirakan, dari proses pengolahan oleh seluruh unit pengolahan yang ada, akan dihasilkan limbah sebesar 325.000 ton per tahun Prasetiyo 2006 . Udang termasuk bahan yang cepat busuk, apalagi bila tidak ditangani secara cepat dan tepat. Walaupun udang dapat diolah menjadi berbagai produk olahan, tetapi limbah yang dihasilkannya tetap memerlukan perhatian serius. Limbah udang dapat merupakan udang reject serta kepala dan kulit udang. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah mengolahnya menjadi silase yang dapat digunakan dalam formulasi pakan Suryani et al. 2005 . Pada umumnya silase terbuat dari ikan atau limbah ikan. Silase ikan adalah suatu produk cair yang dibuat dari sisa-sisa olahan hasil perikanan yang tidak dimanfaatkan oleh manusia tanpa perlakuan lain kecuali dengan asam atau dengan inokulasi bakteri. Cairan silase terbentuk sebagai akibat dari aktifitas enzim proteolitik seperti cathepsin yang terdapat pada ikan tersebut Kompiang dan Ilyas 1983, diacu dalam Purba 2001 . Silase ikan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi 18-20 sehingga dapat digunakan sebagai sumber protein dalam formulasi pakan Suryani et al. 2005 . Hasil penelitian tersebut menunjukkan silase ikan dapat menggantikan tepung ikan secara penuh dengan tidak menghambat proses pertumbuhan ikan, dan dapat disimpan selama 12 bulan. Selama ini limbah udang belum dimanfaatkan secara maksimal. Pengolahan yang telah dilakukan oleh nelayan hanya bersifat sampingan yakni dibuat menjadi terasi, kerupuk atau petis. Pembuatan silase udang mempunyai keuntungan, yaitu mudah dibuat, alat yang diperlukan sederhana, tidak tergantung pada jumlah bahan mentahnya dan keadaan cuaca. Selain itu modal yang diperlukan relatif kecil walaupun untuk produksi skala besar, tidak menimbulkan sisa dan tidak menimbulkan pencemaran Arifudin dan Murtini 2002 . Proses pembuatan silase limbah udang akan menghasilkan cairan silase dan ampas. Cairan silase dapat digunakan sebagai campuran pada pakan ternak karena mengandung protein. Sedangkan ampas silase yang berupa kulit udang yang tidak terurai pada proses pembuatan silase dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kitosan. Pada pembuatan silase secara biologis diperlukan sumber bakteri asam laktat dan sumber karbohidrat. Pada umumnya karbohidrat yang langsung digunakan oleh bakteri asam laktat sebagai sumber energinya adalah karbohidrat sederhana dari golongan monosakarida seperti glukosa dan fruktosa serta golongan disakarida. Salah satunya adalah molase yang berasal dari limbah pengolahan tebu. Selama ini molase banyak dimanfaatkan sebagai pupuk, pakan ternak dan bahan pembentuk formulasi agen biokontrol Holilah 2005 . Kandungan gula dan mineral pada molase cukup tinggi. Oleh karenanya molase dapat dijadikan sebagai sumber energi bagi kehidupan bakteri asam laktat dalam pengolahan silase.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah : a Mempelajari proses pembuatan silase limbah udang dengan penambahan molase sebagai sumber karbohidrat dan mengetahui mutu silase yang dihasilkan. b Memanfaatkan ampas silase sebagai bahan baku dalam pembuatan kitosan dan mengetahui kualitasnya.

2. TINJAUAN PUSTAKA