3.3.2 Penelitian tahap II
Penelitian tahap II merupakan lanjutan dari penelitian tahap I yaitu pembuatan kitosan dari ampas silase udang yang dihasilkan dari penelitian
tahap I. Pembuatan kitosan terdiri dari beberapa tahap yaitu demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi Gambar 6 .
a Demineralisasi Demineralisasi bertujuan untuk menghilangkan mineral yang terdapat
pada ampas silase dengan menggunakan pelarut asam. Proses ini dilakukan dengan penambahan HCl 1 N dengan perbandingan bobot bahan dan volume
pengekstrak 1 : 7 bv , lalu dipanaskan pada suhu 90
o
C selama 1 jam disertai dengan pengadukan. Kemudian dilakukan penyaringan dan padatan yang
diperoleh dicuci dengan air beberapa kali sampai pH netral. b Deproteinasi
Proses ini dilakukan untuk menghilangkan protein dari ampas silase yang telah dipisahkan mineralnya. Deproteinasi dilakukan dengan menambahkan
NaOH 3,5 pada perbandingan 1 : 10 bv , lalu dipanaskan pada suhu 90
o
C selama 1 jam dan disertai pengadukan. Kemudian dilakukan penyaringan dan
padatan yang diperoleh dicuci dengan air beberapa kali sampai pH netral. Dari proses ini dihasilkan kitin.
c Deasetilasi Deasetilasi merupakan proses pengubahan kitin menjadi kitosan dengan
cara menghilangkan gugus asetil. Kitin yang diperoleh setelah deproteinasi dicampur dengan NaOH 50 dengan perbandingan 1 : 20 bv . Campuran
dipanaskan dengan suhu 100
o
C disertai pengadukan selama 1 jam. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan padatan dicuci dengan air beberapa kali sampai pH
netral. Kitosan yang diperoleh dijemur pada sinar matahari selama 1 – 2 hari sampai kering dan dianalisis mutunya yang meliputi kadar abu, nitrogen, air dan
derajat deasetilasi.
Ampas silase limbah udang kering
HCl 1 N, 1:7 bv Demineralisasi suhu 90
o
C, 1 jam
Penyaringan dan pencucian
NaOH 3,5 , 1:10 bv Deproteinasi suhu 90
o
C, 1 jam
Penyaringan dan pencucian
Kitin
NaOH 50 , 1:20 bv Deasetilasi suhu 100
o
C, 1 jam
Penyaringan dan pencucian
Pengeringan
Kitosan
Gambar 6 Skema pembuatan kitosan dari ampas silase limbah udang Suptijah
et al . 1992
3.4 Analisis Kimia