mineral-mineral yang terkandung di dalamnya dapat dengan mudah terpisah dan terbuang secara sempurna saat pencucian.
Nilai rata-rata kadar abu kitosan yang rendah menunjukkan bahwa proses demineralisasi telah berjalan dengan baik. Proses demineralisasi akan
berlangsung sempurna dengan mengusahakan agar konsentrasi asam yang digunakan serendah mungkin dan disertai dengan pengadukan yang konstan.
Pengadukan ini diharapkan dapat menciptakan panas yang homogen dan asam yang digunakan dapat bereaksi sempurna dengan bahan Karmas 1982, diacu
dalam Luhur, 2006 . Pada proses demineralisasi, senyawa kalsium dalam kulit udang akan
bereaksi dengan HCl dan menghasilkan kalsium klorida, asam karbonat dan asam fosfat yang larut dalam air. Pada saat pemisahan ketiga senyawa ini akan terpisah
sebagai filtrat melalui air Bastaman 1989, diacu dalam Alamsyah 2000 .
4.2.3 Kadar nitrogen
Kadar nitrogen menunjukkan jumlah total nitrogen yang tersisa pada kitosan, baik itu nitrogen protein maupun nitrogen gugus lain. Selain itu kadar
nitrogen dapat dijadikan sebagai parameter yang menunjukkan keefektifan proses deproteinasi. Efektivitas proses deproteinasi tergantung pada kekuatan larutan
basa dan kenaikan suhu proses. Penghilangan protein berfungsi untuk menekan proses degradasi protein pada kulit udang ampas silase sehingga diperoleh
kitosan yang bermutu baik. Kitosan diharapkan mempunyai kadar nitrogen yang sekecil mungkin Luhur 2006 .
Nilai rata-rata kadar nitrogen kitosan yang diperoleh berkisar antara 5,81 – 5,90 . Nilai ini belum memenuhi standar mutu kitosan menurut Protan
Laboratories, yaitu ≤ 5 . Kadar nitrogen terendah terdapat pada kitosan yang
dibuat dari ampas silase dengan konsentrasi molase 15 . Sedangkan kadar nitrogen tertinggi terdapat pada kitosan yang dibuat dari ampas silase dengan
konsentrasi molase 25 Gambar 9 .
5.87 5.81
5.9
5.7 5.8
5.9 6
5 15
25
Konsentrasi Molase N
il a
i R a
ta -r
a ta
K a
da r N
it roge
n
Gambar 9 Histogram nilai rata-rata kadar nitrogen kitosan dari ampas silase
Kadar total nitrogen yang tersisa dapat dijadikan indikator proses deproteinasi. Kadar nitrogen menentukan sifat kitosan yang dapat berinteraksi
dengan gugus lainnya. Keberadaan nitrogen dalam kitosan yang berupa gugus amina -NH
2
menyebabkan kitosan memiliki reaktivitas kimia yang cukup tinggi Hong et al. 1989, diacu dalam Prantommy 2005 .
Kadar nitrogen dari kitosan ternyata masih tinggi dan belum memenuhi standar mutu kitosan. Dari Gambar 9 dapat terlihat bahwa kitosan dari ampas
silase yang diperoleh dari silase dengan konsentrasi molase 15 mempunyai kadar nitrogen paling rendah. Hasil analisis ragam yang dilakukan
memperlihatkan bahwa perlakuan konsentrasi molase 15 , 15 , 25 pada penelitian tahap I tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar nitrogen
kitosan yang dihasilkan dari ampas silase. Masih tingginya kadar nitrogen ini kemungkinan disebabkan karena
kurang baiknya proses pencucian yang dilakukan sehingga nitrogen tidak terpisah secara sempurna. Selain itu pada saat proses deproteinasi pengadukan yang
dilakukan kurang konstan dan tidak merata, sehingga interaksi antara larutan basa dan bahan kurang sempurna. Saleh et al. 1994 menyatakan bahwa kadar
nitrogen dipengaruhi oleh konsentrasi NaOH dan waktu proses deproteinasi. Semakin tinggi konsentrasi NaOH dan semakin lama waktu deproteinasi yang
dilakukan maka akan semakin sempurna reaksi antara protein dan larutan untuk membentuk ester, sehingga jumlah protein yang dihilangkan semakin banyak.
4.2.4 Kadar air