9 dipengaruhi oleh sifatnya sebagai detergen atau surfaktan surface active agent,
yang dapat menyebabkan terganggu permeabilitas dinding sel bakteri Arabski, et al., 2012.
2.3.4 Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam bentuk gabungan dan digunakan luas dalam bidang
pengobatan. Secara kimia alkaloid merupakan senyawa heterogen dan memiliki rasa pahit. Fungsi alkaloid dalam tumbuhan sebagai pengatur tumbuh, penghalau
atau penarik serangga Harborne, 1987. Alkaloid memiliki aktivitas sebagai halusinogen, neurotoksin, teratogenik dan antialergi Waller, 1978 antibakteri
dan antivirus Waller, 1978; Ozcelik, et, al., 2011.
2.3.5 Steroidtriterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C
3
asiklik
,
yaitu skualen Harborne, 1987. Senyawa triterpenoid telah digunakan untuk penyakit
diabetes, gangguan menstruasi, gangguan kulit, kerusakan hati, malaria, antifungus, insektisida dan antivirus Robinson, 1995. Uji yang banyak
digunakan ialah reaksi Liebermann-Burchard anhidrida asetat-H
2
SO
4
pekat yang memberikan warna hijau biru Harborne, 1987.
Steroid adalah triterpenoid yang kerangka dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenatren Harborne, 1987. Senyawa terpenoid aktif sebagai
antibakteri Cowan, 1999; Robinson, 1995, aktivitasnya dipengaruhi oleh interaksi dengan fosfolipid penyusun dinding sel bakteri Fransisco, et al., 2014.
10
Gambar 2.2 Struktur dasar steroid
Gambar 2.3 Struktur dasar triterpenoid
2.3.6 Glikosida
Glikosida adalah suatu golongan senyawa bila dihidrolisis akan terurai menjadi gula glikon dan senyawa lain aglikon atau genin. Umumnya glikosida
mudah terhidrolisis oleh asam mineral atau enzim. Hidrolisis oleh asam memerlukan panas, sedangkan hidrolisis oleh enzim tidak memerlukan panas
Sirait, 2007. Berdasarkan ikatan antara glikon dan aglikon, glikosida dapat dibedakan menjadi Sirait, 2007:
1. Tipe O-glikosida: yaitu ikatan antara glikon dan aglikon melalui jembatan O,
contohnya dioscin. 2.
Tipe N-glikosida, yaitu ikatan antara glikon dan aglikon melalui jembatan N, contohnya adenosine.
3. Tipe S-glikosida, yaitu ikatan antara glikon dan aglikon melalui jembatan S,
contohnya sinigrin.
11 4.
Tipe C-glikosida, yaitu ikatan antara glikon dan aglikon melalui jembatan C, contohnya barbaloin.
2.3.7 Glikosida antrakinon