7 d.
Infus Infus adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut air pada suhu
penangas air temperatur terukur 96 - 98
o
C selama waktu tertentu 15 - 20 menit.
e. Dekok
Dekok adalah penyarian dengan menggunakan air pada suhu 90
o
C selama 30 menit.
2.3 Kandungan Senyawa Kimia
2.3.1 Flavonoid
Golongan senyawa flavonoid dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C
6
-C
3
-C
6
yang artinya kerangka karbon C
6
cincin benzene tersubstitusi disambungkan oleh rantai alifatik 3-karbon. Flavonoid umumnya terdapat pada
tumbuhan sebagai glikosida Robinson, 1995.
Gambar 2.1 Kerangka flavonoid
Flavonoid berupa senyawa fenol Harborne, 1987, dan telah diketahui memiliki respon terhadap mikroba Robinson, 1995; Havsteen, 2002.
Aktivitasnya dikarenakan kemampuannya membentuk kompleks dengan protein seluler dan dinding sel bakteri Cowan, 1999, dan menghambat enzim virus
seperti reverse transcriptase dan protease Havsteen, 2002.
8
2.3.2 Tanin
Tanin pada tanaman merupakan senyawa fenolik yang larut dalam air yang memiliki berat molekul antara 300 - 3000 dan menghasilkan reaksi warna
biru dengan besi III klorida. Tanin berasal dari bahasa Prancis tanin yang merupakan fenol alami Khanbabaee, 2001. Secara kimia tanin tumbuhan terbagi
dua, yaitu tanin terkondensasi tanin katekin dan tanin terhidrolisis Robinson, 1995.
Tanin memiliki kemampuan untuk mengendapkan protein Robinson, 1995; Ashok, 2012, memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antitumor Robinson,
1995, antidiare, disentri, antiinflamasi, menyembuhkan luka bakar, antikoagulan, antibakteri dan antiparasit Ashok, 2012. Sifat antibakteri tanin berhubungan
dengan kemampuannya membentuk komplek dengan protein bakteri Cowan, 1999.
2.3.3 Saponin
Saponin berasal dari kata Latin sapo, yang berarti “sabun” karena molekul saponin membentuk busa sabun ketika dikocok dengan air. Saponin memiliki
molekul struktur beragam yang secara kimia disebut sebagai triterpen glikosida atau steroid glikosida. Saponin terdiri dari aglikon non-polar ditambah dengan
satu atau lebih gugus monosakarida. Kombinasi struktur polar dan non-polar dalam molekul saponin menyebabkan sifat seperti sabun dalam air Vincken, et
al., 2007. Struktur kimia tersebut menetukan sifat biologis saponin sebagai deterjen
alami yang memiliki efek hemolitik, antiinflamasi, antibakteri, antialergi, anti jamur dan antivirus Arabski, et al., 2012. Aktivitasnya sebagai antibakteri
9 dipengaruhi oleh sifatnya sebagai detergen atau surfaktan surface active agent,
yang dapat menyebabkan terganggu permeabilitas dinding sel bakteri Arabski, et al., 2012.
2.3.4 Alkaloid