21
3.4.6 Pereaksi timbal II asetat 0,4 M
Larutan timbal II asetat sebanyak 15,17 g dilarutkan dalam air suling
hingga 100 ml. 3.4.7
Pereaksi asam klorida 2 N
Larutan asam klorida P sebanyak 17 ml diencerkan dengan air suling hingga 100 ml.
3.4.8 Pereaksi natrium hidroksida 2 N
Sebanyak 8,001 g pellet natrium hidroksida dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml.
3.4.9 Pereaksi asam sulfat 2 N
Larutan asam sulfat P sebanyak 9,8 ml ditambahkan air suling hingga 100 ml.
3.4.10 Pereaksi Liebermann-Burchard
Campurkan 5 g bagian volume asam sulfat P dengan 50 bagian volume etanol 95 P. Tambahkan hati-hati 5 bagian volume asam asetat anhidrida ke
dalam campuran tersebut, dinginkan.
3.4.11 Larutan kloral hidrat
Larutkan 50 g kloral hidrat P dalam 20 ml air suling.
3.5 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
3.5.1 Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik meliputi bentuk, bau, rasa dan warna dari simplisia daun bunga jeumpa.
22
3.5.2 Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia daun bunga jeumpa. Caranya, yaitu pada kaca objek ditetesi dengan kloral hidrat kemudian
ditambahkan sedikit serbuk simplisia dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian dilihat di bawah mikroskop. Hasilnya dapat lihat pada Lampiran 3, halaman 43.
3.5.3 Penetapan kadar air
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung
penyambung dan tabung penerima. Cara penetapannya, yaitu: Pada labu bulat dimasukkan 200 ml toluena dan 2 ml air suling, didestilasi
selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume air di dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml.
Kemudian ke dalam labu yang berisi toluena jenuh tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang saksama, lalu dipanaskan hati-hati selama
15 menit. Setelah toluena mulai mendidih, kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes per detik hingga sebagian air tersuling, kemudian kecepatan dinaikkan
hingga 4 tetes per detik, kemudian setelah semua air tersuling, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluena. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian
tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar. Setelah air dan toluena memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua
volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen Depkes, 1995.
3.5.4 Penetapan kadar sari larut air
Sebanyak 5 g serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml
23 air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling 1000 ml dalam labu bersumbat
sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, lalu disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang
berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam air dihitung terhadap bahan yang
telah dikeringkan Depkes RI, 1995.
3.5.5 Penetapan kadar sari larut etanol