Problem Based Learning TINJAUAN PUSTAKA

23 belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah. Pembelajaran ini merupakan suatu strategi pembelajaran yang menggunakan permasalahan dunia nyata untuk membuat peserta didik belajar mengenai cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah. Pembelajaran ini juga membantu siswa memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran. Berikut langkah-langkah PBL: Tabel 2.1 Sintaks atau Langkah-Langkah PBL Tahap Aktifitas Guru dan Peserta Didik Tahap 1 Mengorientasi peserta didik terhadap masalah Guru menjelaskan tujuan pem- belajaran dan sarana atau logistik yang dibutuhkan. Guru memo- tivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masa- lah nyata yang dipilih atau diten- tukan. Tahap 2 Mengorganisasi peserta didik Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorga- nisasi tugas belajar yang berhu- bungan dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan meren- canakan atau menyiapkan karya yang sesuai sebagai hasil peme- cahan masalah dalam bentuk laporan, video, atau model. Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses peme- cahan masalah yang dilakukan. Hosnan 2014 : 302 24 PBL memiliki banyak manfaat. Menurut Amir 2015 dengan PBL memberikan peluang untuk membangun kecakapan hidup life skills pemelajar, pemelajar terbiasa mengatur dirinya sendiri self directed, berpikir metakognitif reflektif dengan pemikiran dan tindakannya, berkomunikasi dan berbagai ketercakapan terkait. Manfaat PBL ini juga dapat diringkas sebagai berikut: 1. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar. 2. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan 3. Mendorong untuk berpikir 4. Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan ketrampilan sosial 5. Membangun kecakapan belajar life long learning skills 6. Memotivasi pemelajar Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa yang terjadi dalam interaksi kelompok kecil di bawah bimbingan tutor dengan menggunakan permasalahan secara nyata yang memanfaatkan berbagai sumber dalam belajar sehingga siswa dapat berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kemandirian belajar, keterampilan sosial yang diperoleh dalam mengidentifikasi informasi, strategi, dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier dan kehidupan sehari-hari.

3. Kemampuan Komunikasi Matematika

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kemampuan untuk menyampaikan sesuatu yang terdapat dalam pemikiran siswa melalui 25 sebuah tulisan, ucapan secara verbal, berupa gambar, berupa simbol, gerakan, dan masih banyak lagi. Kemampuan ini dapat diartikan sebagai kemampuan komunikasi yang bertujuan untuk membuat orang lain mengerti apa yang dimaksud. Seperti misalnya ketika ingin mengungkapkan atau menceritakan suatu hal kepada seseorang, maka pencerita tersebut harus mengungkapkannya secara kata-kata dan dapat dilengkapkan dengan gambar atau gerakan tubuh. Penentuan tujuan, pilihan tugas, sumber, dan penggunaan media merupakan aspek penting dalam melatih komunikasi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Olteanu 2014. “That communication is an integral part of classroom and schooling processes, and the quality of communication influences the quality of teaching and learning mathematics. The definition of goals, the choice of tasks, and the use of media and resources are critical to the success of communication in the classroom. Designing and implementing effective pedagogical situations or opportunities for effective communication is the subtle and essential job of the teacher. Especially, the teacher must guide the students through the communicative process, by modelling for them the manageable tasks that focus on key learning issues. Hal di atas bermakna bahwa komunikasi adalah bagian konsep yang berkesinam- bungan dari pembelajaran dikelas dan proses dalam sekolah, dan jika kualitas dari komunikasi baik maka menyebabkan kualitas baik juga pada pengajaran dan be- lajar matematika. Definisi dari tujuan, pilihan tugas, sumber, dan penggunaan media sangat penting untuk keberhasilan komunikasi di dalam kelas. Pekerjaan utama dan penting bagi guru yaitu perancangan dan pengimplementasian situasi pedagogis yang efektif atau peluang untuk komunikasi yang efektif. Guru harus membimbing siswa melalui proses komunikatif yaitu memberikan pemodelan bagi siswa dengan tugas-tugas yang berfokus pada kunci masalah pembelajaran. 26 Kemampuan komunikasi memberikan kesempatan siswa menungkapkan ide-ide dan mengutarakan dalam diskusi kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Hosnan 2014 menyatakan bahwa kecakapan komunikasi communication skill merupakan salah satu kecakapan berpikir yang menjadi tuntutan dunia masa depan yang harus dimiliki anak. Pada model kemampuan ini siswa diharapkan untuk memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi secara efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Siswa juga diberikan kesempatan untuk memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya seperti mengutarakan ide-ide yakni digunakan pada saat berdiskusi secara berkelompok dengan teman dan meyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru Principles and Standards for School Mathematics NCTM, 2000 menyebutkan bahwa standar kemampuan yang seharusnya dikuasai oleh siswa adalah sebagai berikut. 1. Mengorganisasi dan mengkonsolidasi pemikiran matematika dan mengkomunikasikan kepada siswa lain 2. Mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren dan jelas kepada siswa lain, guru, dan lainnya. 3. Meningkatkan atau memperluas pengetahuan matematika siswa dengan cara memikirkan pemikiran dan strategi siswa lain. 4. Menggunakan bahasa matematika secara tepat dalam berbagai ekspresi. Ontario Ministry of Education 2005 dalam The Capacity Building Series 2010 yaitu: Mathematical communication is an essential process for learning mathematics because through communication, students reflect upon, clarify and expand their ideas and understanding of mathematical relationships and mathematical arguments. 27 Hal ini bermakna komunikasi matematika merupakan proses penting pada pembelajaran matematika. Komunikasi matematika merupakan salah satu kemampuan yang diperlukan dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan pembelajaran melalui komunikasi siswa mampu merenungkan, memperjelas dan memperluas ide dan pemahaman mereka tentang hubungan dan perbedaan pendapat tentang pelajaran matematika. Hal-hal tersebut membuat siswa lebih memahami matematika dengan lebih mendalam. Kategori Komunikasi Matematika menurut Ontario Ministry of Education 2005 dalam The Capacity Building Series 2010 yaitu: “Expression and organization of ideas and mathematical thinking e.g., clarity of expression, logical organization, using oral, visual, and written forms e.g., pictorial, graphic, dynamic, numeric, algebraic forms; concrete materials • communication for different audiences e.g., peers, teachers and purposes e.g., to present data, justify a solution, express a mathematical argument in oral, visual, and written forms • use of conventions, vocabulary and terminology of the discipline e.g., terms, symbols in oral, visual, and written forms ontario ministry of education, 2005, p. 23 ” Hal ini bermakna bahwa komunikasi memiliki kategori: a. Ekspresi dan pengaturan ide-ide dan berpikir matematika misalnya kejelasan dari ekspresi, pengaturan secara logis, dengan menggunakan lisan, visual, dan ditulis bentuk bergambar, grafis, dinamis, numerik , aljabar;dan materi dasar. b. Komunikasi dengan pendengar yang berbeda yaitu teman sebaya dan guru. Komunikasi memiliki tujuan yaitu untuk menyajikan data, membenarkan solusi, mengungkapkan argumen matematika secara lisan, visual, dan tertulis bentuk. c. Penggunaan ketentuan tertentu, kosa kata, dan istilah mata pelajaran misalnya istilah, dan simbol dalam bentuk lisan, visual, dan ditulis.