Instrumen Data Penelitian PENGEMBANGAN LKPD DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI KOMUNIKASI

54 tes telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka soal tes termasuk dalam kriteria tes yang baik sehingga layak untuk digunakan.

b. Reliabilitas Reliability

Reliabilitas tes diukur berdasarkan koefisien reliabilitas dan digunakan untuk mengetahui tingkat keterandalan suatu tes. Suatu tes dikatakan reliabel jika hasil pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut berulang kali terhadap subjek yang sama senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg stabil. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes ini didasarkan pada pendapat Sudijono 2011: 207 yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha, yaitu : ∑ Keterangan: = koefisien reliabilitas tes n = banyaknya butir soal ∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total dimana: ∑ ∑ Keterangan : = varians total = banyaknya data ∑ = jumlah semua data ∑ = jumlah kuadrat semua data 55 Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes, diperoleh nilai 11 r = 0,85 untuk soal post-test. Berdasarkan pendapat Sudijono, harga 11 r tersebut telah memenuhi kriteria reliabilitas yang baik karena koefisien reliabilitasnya antara 0,70 s.d 0,90. Oleh karena itu,kedua instrumen tes matematika tersebut sudah layak digunakan untuk mengumpulkan data Lampiran C2. Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Post-Test No Soal Validitas Reliabilitas 1 Valid 0,85 tinggi 2 Valid 3 Valid Dari tabel rekapitulasi hasil tes uji coba post-test di atas, terlihat bahwa ketiga komponen tersebut telah memenuhi kriteria yang ditentukan, sehingga ketiga butir soal tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematika.

c. Uji Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda data terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah, kemudian diambil 20 siswa yang memperoleh nilai tertinggi disebut kelompok atas dan 20 siswa yang memperoleh nilai 56 terendah disebut kelompok bawah. Untuk menghitung indeks daya pembeda soal uraian digunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: DP : indeks daya pembeda suatu butir soal tertentu : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah : jumlah skor ideal kelompok atasbawah. Hasil perhitungan indeks daya pembeda diinterpretasikan berdasarkan klasi- fikasi yang telah dikemukakan oleh Karno To dalam Noer 2010: 22 seperti pada Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Daya Pembeda Nilai Interpretasi Sangat Buruk 19 . 10 .   DP Buruk 29 . 20 .   DP Sedang 49 . 30 .   DP Baik 50 .  DP Sangat Baik Kriteria soal yang akan digunakan dam daya beda adalah 49 . 30 .   DP yaitu soal memiliki daya pembeda yang baik. Dari perhitungan hasil uji coba soal diperoleh hasil pada tabel 3.4: Tabel 3.4 Hasil Daya Beda Uji Coba Soal Post –Tes No Soal Nilai Daya Pembeda Interpretasi Item 1 0,42 Baik Item 2 0,60 Sangat Baik Item 3 0,80 Sangat Baik 57 Dari hasil tabel di atas maka soal post-test memiliki kategori yang sedang dan sangat baik serta sudah memenuhi kriteria soal yang baik. Item 1 memiliki nilai 0,42. hal ini menunjukkan bahwa soal memiliki kategori sedang dalam membedakan antara kelompok atas dan kelompok bawah. Item 2 dan item 3 memiliki nilai tidak jauh berbeda yaitu 0,60 dan 0,80. Hal ini menunjukkan bahwa item keduanya sangat baik dalam membedakan siswa dengan kelompok atas da kelompok bawah.

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal. Suatu tes dikatakan baik jika memiliki derajat kesukaran sedang, yaitu tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: TK : nilai tingkat kesukaran suatu butir soal : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diolah : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal. Sudijono 2008: 372 mengintepretasikan nilai tingkat kesukaran suatu butir soal seperti pada Tabel 3.3 berikut: 58 Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Nilai Interpretasi 30 .  TK Sangat sukar 70 . 30 .   TK Sedang 70 .  TK Sangat mudah Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah memiliki intepretasi sedang, yaitu memiliki nilai tingkat kesukaran 70 . 31 .   TK . Berikut tabel 3.6 yang menunjukkan hasil perhitungan tingkat kesulitan hasil post-test: Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Coba Soal Post –Test No Soal Nilai Tingkat Kesukaran Interpretasi Item 1 0,80 Sangat Mudah Item 2 0,58 Sedang Item 3 0,58 Sedang Dari tabel 3.6 menunjukkan bahwa ketiga soal sedang dan sangat mudah. Soal 1 menunjukkan hasil 0,80. Hal ini menunjukkan bahwa soal nomor satu sangat mudah. Soal 2 dan ketiga menunjukkan nilai 0,58. Hal ini menunjukkan bahwa soal keduanya sedang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dilihat dari teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interviewer wawancara, kuesioner angket, observasi, dokumentasi dan lainnya. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan tergantung dengan masalah yang dihadapi di lapangan. Dalam penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data berupa: 59 1. Interview Wawancara Menurut Sugiyono 2012 teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti. Wawancara merupakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan mengetahui hal-hal kecil pada responden dengan jumlah responden yang sedikit. Wawancara dapat dilaksanakan secara terstruktur dan tidak terstruktur. Peneliti melakukan wawancara terstruktur dan mendalam dengan panduan pertanyaan yang telah dipersiapkan peneliti untuk ditanyakan pada informan terkait kemampuan komunikasi matematika dan disposisi komunikasi siswa tersebut dalam penelitian ini dengan menggunakan model PBL. Informan dalam penelitian ini yaitu guru dan kepala sekolah. Namun tidak menutup kemungkinan peneliti akan menggali informasi secara mendalam, dengan memperluas pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. 2. Observasi Teknik pengumpulan data ini memiliki ciri spesifik dibandingkan dengan yang lain yaitu tidak terbatas pada orang dan obyek-obyek alam lain. Menurut sugiyono 2012 teknik ini digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber dalam penelitian. Dengan observasi ini peneliti mendapatkan data dengan lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak karena peneliti 60 merasakan suka duka dari sumber data. Dari segi pelaksanaannya observasi dalam Sugiyono 2012 dapat dibedakan menjadi participant observation observasi berperan serta dan non participant observation. a. Participant Observation Observasi Berperan Serta Dalam observasi ini peneliti ikut serta dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber dalam penelitian. Dengan observasi ini peneliti mendapatkan data dengan lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak karena peneliti merasakan suka duka dari subjek penelitian. b. Observasi Nonpartisipan Dalam observasi ini peneliti tidak ikut terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen dalam aktivitas orang-orang yang sedang diamati. Oleh karena itu data yang didapat tidak mendalam dan tidak pada tingkat makna. Bentuk observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi berperan serta, karena data yang diperoleh melalui pengamatan dan ikut merasakan suka duka sumber data terhadap disposisi komunikasi dan kemampuan komunikasi matematika siswa kelas VIII melalui model PBL. 3. Dokumentasi Menurut Sugiyono 2012 dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa berupa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya yang monumental dari seseorang. Dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika melibatkanmenggunakan 61 dokumen. Dalam penelitian ini, sumber data yang diperoleh melalui dokumentasi, dapat berupa gambar misalnya foto, video, ataupun karya-karya monumental yang dapat memberikan informasi dalam proses penelitian . Peneliti memilih orang-orang yang dapat dipercaya untuk mendapatkan data. Menurut Arikunto 2006:129, yang dimaksud dengan sumber data adalah “subjek dari mana data dapat diperoleh”. Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder, yang terdiri dari: 1. Data Primer Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitian atau informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara langsung Arikunto, 2010:172. Data ini diperoleh dengan cara pengamatan langsung maupun dengan cara observasi, wawancara, jurnal harian, angket, ataupun dokumentasi kepada informan atau responden yang dipilih. Informan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII F, guru mitra, dan guru-guru lain yang mengetahui latar belakang siswa-siswa di kelas VIII F. Dari para informan tersebut dapat dihasilkan data yang akurat. Data primer yang diperoleh dalam penelitian meliputi data identitas masing-masing siswa kelas VIII F, latar belakang siswa tersebut, dan relevansi latar belakang dengan penilaian dirinya terhadap kemampuan komunikasi saat di lapangan.