65 wawancara dianalisis lalu dibuat kesimpulan untuk menjawab permasalahan
dalam penelitian. 4.
Keabsahan Data Disposisi Komunikasi Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini yaitu dengan triangulasi.
Sugiyono 2012 mengungkapkan triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu. Teknik yang digunakan adalah pemeriksaan terhadap sumber- sumber data dalam penelitian ini dengan cara membandingkan dan memadukan
data hasil tes, hasil wawancara, dan diskusi antara peneliti, dosen pembimbing dan guru matematika.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: 1.
LKPD yang dikembangkan untuk siswa dengan level berpikir menengah ke bawah pada materi SPLDV di kelas VIII merupakan hasil
pengembangan LKPD sebagai berikut: a.
Materi prasayarat dalam penyelesaian LKPD adalah Aljabar, Persamaan Linier Satu Variabel PLSV, dan Persamaan Garis Lurus.
Materi prasyarat disajikan pada saat guru memberikan apersepsi. Adapun struktur konsep materi yaitu menjelaskan perbedaan PLDV
dan SPLDV, mengidentifikasi SPLDV dalam berbagai bentuk dan variabel, menyelesaikan SPLDV dengan cara subtitusi dan eliminasi,
membuat matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV, mencari penyelesaian suatu masalah yang dinyatakan dalam
matematika dalam bentuk SPLDV, menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya, dan menyelesaikan
SPLDV dengan persamaan garis lurus. b.
LKPD dengan materi SPLDV memuat soal-soal yang disajikan dalam dialog singkat pada pertemuan satu sampai dengan lima dan soal
disajikan dalam bentuk tabel pada pertemuan keenam yang mudah
153 dipahami sehingga siswa mampu mengerjakan dengan baik secara
individu dan berkelompok. c.
LKPD disajikan dengan gambar yang menarik dan berwarna. Pada beberapa pertemuan LKPD menyerupai komik sehingga membuat
siswa tertarik dalam pengerjaan LKPD. d.
Bahasa pada LKPD menggunakan bahasa yang membuat siswa dapat menginterpretasikan masalah ke dalam bentuk model matematika dan
grafik, mengekspresikan ide-idenya dalam penyelesaian masalah, dan sesuai dengan kaidah EYD.
e. LKPD memuat soal yang berkaitan dengan kehidupan nyata yang
sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dengan beberapa pertemuan merupakan soal cerita dalam bentuk dialog dalam komik
dan terdapat satu pertemuan dengan bentuk tabel. Soal-soal tersebut meminta siswa untuk menyajikannya dalam model kalimat
matematika, menyajikan grafik, dan menyelesaikan permasalahan dari tabel yang disajikan sehingga siswa mampu menyelesaikan dengan
baik dan mampu mengembangkan kemampuan komunikasi dan disposisi komunikasi.
2. LKPD dengan menggunakan model PBL berdasarkan data tes kemampuan
komunikasi masih belum mampu membuat semua siswa maksimal dalam pencapaian nilai tinggi pada setiap indikator kemampuan komunikasi.
3. Pembelajaran matematika materi SPLDV dengan LKPD menggunakan
model Problem Based Learning memiliki rata-rata persentase per pertemuan tertinggi pada indikator disposisi komunikasi fleksibel yaitu
154 100 sedangkan persentase terendah pada indikator disposisi komunikasi
mencari kebenaran dan pemahaman yaitu 58,33. 4.
Pembelajaran matematika materi SPLDV dengan LKPD menggunakan model Problem Based Learning, pada aktivitas penyelesaian masalah
dengan menggunakan soal cerita yang menyangkut kehidupan sehari-hari dapat dapat memunculkan indikator strategis dan mencari kebenaran dan
pemahaman dalam disposisi komunikasi. Pembelajaran matematika materi SPLDV dengan LKPD menggunakan model Problem Based
Learning dapat memunculkan indikator disposisi komunikasi metakognitif dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Siswa dengan level berpikir menengah ke bawah harus lebih diperhatikan
oleh guru dalam kemampuan komunikasi matematika siswa dan kemampuan komunikasi matematika perlu dilatih dalam pembelajaran
baik secara lisan maupun tulisan. 2.
Sebaiknya dalam pembelajaran guru lebih memperhatikan disposisi komunikasi siswa yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehingga
hasil belajar yang diinginkan tercapai. 3.
Sebagian kecil siswa yang menunjukkan sikap pasif terutama siswa laki- laki selama pembelajaran dengan LKPD menggunakan model Problem
155 Based Learning, sebaiknya guru lebih berusaha untuk membuat siswa
mengerjakan LKPD dengan motivasi, reward, dan punishment. 4.
Pembelajaran matematika dengan LKPD menggunakan model Problem Based Learning ini hanya berjalan satu bulan. Akan tetapi berdasarkan
observasi yang dilakukan, terlihat siswa sudah menunjukkan beberapa indikator disposisi komunikasi yang cukup baik. Untuk itu, disarankan
kepada guru agar dapat memanfaatkan LKPD menggunakan model Problem Based Learning selama pembelajaran matematika untuk
memunculkan disposisi. 5.
Bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan LKPD dengan model PBL sebaiknya menggunakan satu observer untuk setiap dua kelompok. Hal ini
bertujuan supaya siswa bisa diawasi dengan maksimal. Pembelajaran juga sebaiknya menggunakan ice breaking yang bervariatif pada setiap
pertemuan sehingga siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran.