yang kuat. Kurangnya pemanfaatan beberapa jenis jasa layanan pendukung tersebut dapat menjadi suatu masalah apabila tidak diselesaikan dengan solusi
yang tepat. Oleh karena itu, perlu adanya solusi yang tepat dari kurangnya pemanfaatan beberapa jenis jasa layanan pendukung pada agroindustri beras
siger.
Gambar 4. Kerangka pemikiran keragaan agroindustri beras siger di Lampung Agroindustri Beras Siger
Pengadaan bahan baku
Kegiatan Pengolahan
Kegiatan Pemasaran
Penyediaan input: 1.
Bahan baku 2.
Bahan tambahan
3. Tenaga kerja
4. Peralatan
5. Mesin
6. Bahan bakar
Ubi kayu
Biaya produksi Harga
input Penerimaan
Pendapatan Nilai
Tambah
Harga output
Lembaga pemasaran
Marjin pemasaran
Bauran pemasaran: 1.
Produk product
2. Harga price
3. Tempat place
4. Promosi
promotion
Jasa Layanan Pendukung Produk
Beras Siger
Pola distribusi pemasaran
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
kasus pada dua agroindustri beras siger. Metode studi kasus merupakan salah satu metode penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan
mendalam terhadap suatu organisme individu, lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit
selama kurun waktu tertentu Arikunto, 2004. Metode studi kasus digunakan untuk memperoleh data
secara lengkap dan rinci pada kedua agroindustri beras siger tersebut mengenai keragaan agroindustri yang dimulai dari kegiatan pengadaan bahan
baku hingga kegiatan pemasaran yang ditunjang dengan jasa layanan pendukung.
B. Konsep Dasar dan Batasan Operasional
Konsep dasar dan batasan operasional mencakup semua pengertian dan
petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian dan yang berhubungan dengan
penelitian.
Agroindustri merupakan bagian dari sistem agribisnis yang memanfaatkan dan mempunyai kaitan langsung dengan produksi pertanian yang akan diubah
atau ditransformasikan secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi atau setengah jadi yang memiliki nilai tambah lebih
tinggi. Agroindustri beras siger merupakan usaha pengolahan yang menggunakan ubi kayu sebagai bahan bakunya untuk menghasilkan beras
siger.
Beras siger merupakan suatu makanan berbahan baku ubi kayu yang dijemur atau dikeringkan kemudian diolah menjadi butiran yang teksturnya
menyerupai beras padi. Beras siger memiliki kandungan gizi yang cukup baik seperti energi, kalsium, fosfor, dan karbohidrat yang dibutuhkan untuk
tubuh.
Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam suatu proses produksi. Bahan baku atau bahan utama yang digunakan dalam agroindustri
beras siger ini adalah ubi kayu yang diukur dalam satuan kilogram kg. Harga bahan baku merupakan harga atau nilai dari bahan baku ubi kayu yang
digunakan dalam proses pengolahan beras siger, diukur dalam satuan rupiah per kilogram Rpkg.
Pengadaan bahan baku adalah suatu kesatuan kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan ubi kayu pada agroindustri beras siger.
Enam tepat dalam pengadaan bahan baku adalah kegiatan pengadaan bahan
baku yang sesuai dengan enam tepat yaitu tepat waktu, tepat tempat, tepat
jenis, tepat kualitas, tepat kuantitas, dan tepat harga. Enam tepat ini diterapkan dalam kegiatan pengadaan bahan baku agar memperlancar
kegiatan pengadaan bahan baku dan memberikan keuntungan yang maksimal bagi agroindustri beras siger.
Tepat waktu adalah waktu yang tepat dalam kegiatan pengadaan bahan baku
yaitu saat jumlah bahan baku menipis, maka bahan baku dapat tersedia dengan cepat agar tidak terjadi penundaan proses produksi.
Tepat tempat adalah tempat yang menjual bahan baku merupakan tempat
yang memberikan pelayanan yang memuaskan, mudah dijangkau, dan letaknya strategis bagi pihak agroindustri.
Tepat jenis adalah jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk
beras siger merupakan jenis ubi kayu yang sesuai, sehingga rasa dan bentuk beras siger sesuai dengan yang diharapkan oleh produsen yaitu berwarna
kuning kecokelatan. Tepat kualitas adalah kualitas bahan baku yang akan digunakan untuk
membuat beras siger merupakan kualitas yang baik. Kualitas ubi kayu yang baik adalah ubi kayu yang tidak rusak, tidak terlalu tua dan tidak terlalu
muda, tidak busuk, dan memiliki ukuran yang sedang hingga besar. Tepat kuantitas adalah jumlah bahan baku yang tersedia untuk membuat beras
siger sesuai dengan target produksi. Artinya jumlah bahan baku yang digunakan dapat mencerminkan hasil produksi yang akan diperoleh sehingga
harus sesuai dengan target sasaran produksi.