d Meningkatkan keterampilan produsen.
Keterampilan dalam mengolah hasil akan menyebabkan terjadi peningkatan keterampilan secara kumulatif sehingga pada akhirnya
juga akan memperoleh hasil penerimaan usahatani yang lebih besar. e
Meningkatkan pendapatan produsen. Konsekunsi logis dari hasil olahan yang lebih baik adalah
menyebabkan total penerimaan lebih tinggi karena kualitas hasil yang lebih baik dan harganya lebih tinggi Soekartawi, 1993.
5. Teori Pendapatan
Besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usahatani tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti luas
lahan, tingkat produksi, intensitas, pertanaman, dan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Dalam melakukan kegiatan usahatani, petani berharap
dapat meningkatkan pendapatannya sehingga kebutuhan hidup sehari- hari dapat terpenuhi. Harga dan produktivitas merupakan sumber dari
faktor ketidakpastian, sehingga bila harga dan produksi berubah, maka pendapatan yang diterima petani juga akan berubah Soekartawi, 2000.
Sumber pendapatan dapat dibedakan menjadi dua sumber berdasarkan
jenisnya, yaitu pendapatan utama dan pendapatan tambahan. Pendapatan utama adalah sumber penghasilan rumah tangga yang paling menunjang
kehidupan rumah tangga atau yang memberikan penghasilan terbesar. Pendapatan tambahan didefinisikan sebagai penghasilan yang diperoleh
rumah tangga dengan mengusahakan kegiatan lain di luar pekerjaan
utama. Pendapatan rumah tangga total diperoleh dari pendapatan utama ditambah dengan pendapatan dari mata pencaharian tambahan
Mubyarto, 1994. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani,
yaitu sebagai berikut: a
Luas usaha, meliputi areal pertanaman. b
Tingkat produksi, yang diukur lewat produktivitas per ha dan indeks pertanaman.
c Pilihan dan kombinasi.
d Intensitas perusahaan pertanaman.
e Efisisensi tenaga kerja Hernanto, 1994.
Penerimaan usahatani adalah nilai dari produksi fisik yang dihasilkan dikalikan dengan harga produksi tersebut, sedangkan biaya adalah
seluruh pengeluaran atau korbanan yang dikeluarkan untuk membayar faktor-faktor produksi yang digunakan dalam usahatani. Hubungan
antara penerimaan dengan biaya pada dasarnya adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan
biaya yang dikeluarkan Mubyarto, 1994. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam
usahatani. Biaya usahatani dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap variabel. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya
tidak tergantung dengan besar kecilnya produksi yang akan dihasilkan, sedangkan biaya tidak tetap variabel adalah biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh volume produksi yang akan dihasilkan, misalnya biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi.
Secara matematis besarnya pendapatan usahatani dapat dirumuskan
sebagai berikut Soekartawi, 2000: Π = TR – TC
Π = Y. Py – ∑ – BTT dimana:
Π = pendapatan Rp
Y = hasil produksi kg
Py = harga hasil produksi Rp
Xi = faktor produksi i = 1,2,3,.....,n
Pxi = harga faktor produksi ke-i Rp BTT = biaya tetap total Rp
Untuk mengetahui suatu usaha menguntungkan atau tidak secara
ekonomi dapat dianalisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara penerimaan dengan biaya Revenue Cost Ratio RC. Secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut Soekartawi, 2000:
RC = TR TC
dimana: RC = nisbah penerimaan dan biaya
TR = total revenue atau penerimaan total Rp
TC = total cost atau biaya total Rp