Strategi-Strategi Akulturasi Akulturasi Psikologis

24 untuk mengetahui seberapa dalam akulturasi psikologis yang dialami individu, seseorang harus menyanyakan dengan budaya mana individu itu lebih merasa banyak persamaan,keinginan untuk berbagi, tahu, nyaman, bangga, dan dapat melakukan sesuatu sesuai norma kelompok dengan baik. Dalam hal kebiasaan, akulturasi psikologis dapat ditentukan dengan bahasa yang lebih sering digunakan, Jenis makanan yang lebih disukai,jenis musikkesenian yang lebih disukai, hari raya yang dirayakan, dan even keluarga yang sering diikuti Berry dkk, 1999.

2. Strategi-Strategi Akulturasi

Strategi –strategi akulturasi adalah cara-cara individu atau kelompok yang sedang berakulturasi untuk berhubungan dengan masyarakat dominan. Berry dkk, 1999. Strategi-strategi ini secara konseptual merupakan gagasan yang diturunkan dari hubungan antara literatur perubahan budaya dan literatur hubungan antar kelompok. Yang pertama, persoalan intinya adalah sejauh mana individu yang berakulturasi menginginkan tinggal secara budaya ketika telah berada dalam budaya masyarakat dominan. Hal ini dapat digambarkan dalam istilah jatidiri, bahasa dan pandangan hidup. Kemudian yang kedua, masalah intinya adalah sejauh mana individu yang berakulturasi ingin menjalin interaksi dengan anggota kelompok lain dalam masyarakat yang lebih besar, atau sebaliknya menjauh dari kelompok lain dan hanya berinteraksi dengan kelompok sendiri. Bila kedua kerangka kerja itu ditampilkan bersama maka dapat dibuat sebuah kerangka pikir yang konseptual. Kerangka ini melibatkan dua 25 persoalan inti diatas yaitu, apakah mempertahankan jatidiri dan ciri budaya merupakan suatu hal yang bernilai dan apakah memelihara hubungan dengan kelompok lain menjadi hal yang bernilai. Kedua hal ini dapat dijawab dengan jawaban “ya” atau ”tidak”, dimana nantinya jawaban ini akan memunculkan empat strategi akulturasi. Adapun 4 strategi akulturasi tersebut adalah: a. Asimilasi adalah ketika seorang individu yang mengalami akulturasi tidak ingin memelihara budaya dan jatidiri dan melakukan interaksi sehari-hari dengan masyarakat dominan. b. Separasi adalah bila individu yang mengalami akulturasi menempatkan suatu nilai untuk mengukuhkan jatidirinya terhadap budaya asal dan memiliki keinginan untuk menghindari interaksi dengan kelompok lain. c. Integrasi adalah bila individu yang berakulturasi menunjukan minat dalam hal mempertahankan jatidirinya terhadap budaya asal dan berintraksi terhadap kelompok dominan. Integrasi didefinisikan sebagai budaya luar cultural maintenance yang berkombinasi dengan budaya lokal host society. Dengan kata lain, individu tetap memegang budayanya tetapi bersamaan dengan hal tersebut individu ingin turut berpartisipasi. d. Marjinalisasi adalah bila seorang individu yang mengalami akulturasi tidak memiliki niatan untuk memertahankan jatidiri dan budaya asalnya atau individu ini telah kehilangan pengetahuan mengenai budaya asal yang terjadi selama beberapa generasi dan sedikit kesempatan atau minat 26 untuk berinteraksi dengan kelompok dominan baik karena keinginan pribadi maupun terjadi pengucilan dan diskriminasi oleh kelompok dominan.

C. Perkembangan Remaja