35 pelaksanaan kerja di lingkungan sekolah, organisasi, maupun lembaga. Guru akan
termotivasi untuk bekerja dengan seksama karena menginginkan taraf hidupnya meningkat atau untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham
Maslow Robbins, 2002: 56-57 dalam diri setiap manusia terdapat lima tingkat kebutuhan, yaitu:
a Kebutuhan fisik meliputi lapar, haus, tempat bernaung, seks, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
b Kebutuhan rasa aman meliputi keamanan dan perlindungan dari bahaya fisik dan emosi.
c Kebutuhan sosial melputi kasih sayang, rasa memiliki, penerimaan, dan persahabatan.
d Kebutuhan penghargaan meliputi faktor-faktor internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi, serta faktor-faktor eksternal seperti status,
pengakuan, dan perhatian. e Kebutuhan aktualisasi diri yaitu dorongan untuk menjadi apa yang
mampu dia lakukan; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi diri, dan pemenuhan kebutuhan diri sendiri.
Ketika setiap kebutuhan sudah benar-benar terpenuhi, kebutuhan berikutnya menjadi dominan. Jadi ketika seseorang telah dapat memenuhi satu
kebutuhan maka kebutuhan yang lain akan dijadikan prioritas untuk dapat terpenuhi. Maslow memisahkan lima kebutuhan tersebut ke dalam urutan lebih
tinggi dan lebih rendah. Kebutuhan fisik dan rasa aman digambarkan sebagai urutan yang lebih rendah. Kebutuhan sosial, penghargaan dan aktualisasi diri
dikategorikan sebagai kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi. Ketika seseorang dapat memenuhi kebutuhan tingkat bawah, pasti orang tersebut akan berambisi
untuk memenuhi kebutuhan tingkat atas, dan jika dengan bekerja seseorang akan dapat memenuhi kebutuhannya, maka orang tersebut akan bekerja dengan
semaksimal mungkin dan penuh dengan keyakinan.
36
C. Iklim Sekolah
1. Pengertian Iklim Sekolah
Iklim sekolah didefinisikan oleh para ahli secara beragam dan penggunaannya kerap kali dipertukarkan dengan budaya sekolah. Iklim sekolah
sering dianologikan dengan kepribadian individu dan dipandang sebagai bagian dari lingkungan sekolah yang berkaitan dengan aspek-aspek psikologis serta
direfleksikan melalui interaksi di dalam maupun diluar kelas. Halpin Croft Tubbs Garner. 2008: 17
“menjelaskan iklim sekolah sebagai sesuatu yang intangible tetapi penting untuk sebuah organisasi dan
dianalogika dengan kepribadian seorang individu ”. Hoy Miskel Pretorius
Villier, 2009: 33 “menjelaskan iklim sekolah merujuk kepada hati dan jiwa
dari sebuah sekolah, psikologis dan atribut institusi yang menjadikan sekolah memiliki kepribadian, yang relative bertahan dan dialami oleh seluruh anggota,
yang menjelaskan persepsi kolektif dan perilaku rutin, dan akan mempengaruhi sikap dan perilaku di sekolah
”. Hoy, Smith Sweetland Milner Khoza, 2008: 158,
“iklim sekolah dipahami sebagai menifestasi dari kepribadian sekolah yang dapat dievaluasi
dalam sebuah kontinum dari iklim sekolah terbua ke iklim sekolah tertutup ”.
Iklim sekolah terbuka didasarkan pada rasa hormat, kepercayaan dan kejujuran, serta memberikan peluang kepada guru, manajemen sekolah dan peserta didik
untuk terlibat secara konstruktif dan kooperatif dengan satu sama lain. Sorenson Goldsmith 2008: 30
“memandang iklim sekolah sebagai kepribadian kolektif dari sekolah
”. Hoy Miskell dalam Hadryanto 1004: 153
37 “menyebutkan bahwa iklim sekolah adalah produk akhir dari interaksi antar
kelompok peserta didik di sekolah, guru-guru dan para pegawai tata usaha administrator yang bekerja untuk mencapai keseimbangan.
” Dari beberapa definisi tentang iklim sekolah seperti yang telah dijelaskan
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa iklim sekolah merupakan suatu kondisi, dimana keadaan sekolah dan lingkungannya dalam keadaan yang sangat aman,
nyaman, damai dan menyenangkan untuk kegiatan belajar mengajar.
2. Unsur di dalam Iklim Sekolah
Menurut para ahli Loukas, 2007: 1, terdapat 3 dimensi iklim sekolah, meliputi:
a. The physical dimension includes: 1 appearance of the school building
and its classrooms; 2 school size and ratio of students to teachers in the classrooms; 3 order and organization of classroom in the school;
4 availability of resource, and 5 safety and comfort.
b. The social dimension includes: 1 quality of interpersonal relationships
between and among students, teacher, and staff; 2 quitable and fair treatment of students by teachers and staff; 3 degree of comperition
and social comparison between students; and 4 degree to which students, teachers, and staff contribute to decision-making at the school.
c. The ecademic dimension includes: 1 quality of instruction; 2 teacher
expectations for student achievement; and 3 monitoring student progress and promptly reporting results to students and parents.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, terdapat tiga dimensi mengenai iklim sekolah, yaitu: 1 dimensi fisik: tampilan gedung dan ruang kelas, ukuran
sekolah dan rasio peserta didik dengan guru di kelas, ketersediaan sumber daya serta keselamatan dan kenyamanan; 2 dimensi sosial: kualitas hubungan
interpersonal antara peserta didik, guru, dan staff, keadilan perlakuan peserta didik oleh guru dan staf, tingkat persaingan dan perbandingan sosial di antara peserta
didik, dan tingkat kontribusi peserta didik, guru, dan staf dalam pembuatan