6 keperluan tertentu. Simplisia yang digunakan umumnya sudah dikeringkan, tetapi
kadang simplisia segar juga dipergunakan. Simplisia dihaluskan lebih dahulu agar proses difusi zat-zat berkhasiatnya lebih cepat Syamsuni, 2006.
2.2.2 Tujuan ekstraksi
Tujuan ekstraksi dimaksudkan agar zat berkhasiat yang terdapat dalam simplisia masih berada dalam kadar yang tinggi sehingga memudahkan untuk
mengatur dosis zat berkhasiat karena dalam sediaan ekstrak dapat distandardisasikan kadar zat berkhasiat sedangkan kadar zat berkhasiat dalam
simplisa sukar diperoleh kadar yang sama Anief, 1999.
2.2.3 Metode ekstraksi
Menurut Depkes RI 1989 ada beberapa metode ekstraksi yaitu: 1.
Cara dingin a.
Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan pelarut
dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar sel, maka larutan
yang terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel.
b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang pada umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya
7 diberi sekat berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya
beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan gaya kapiler yang cenderung untuk menahan. Untuk menentukan akhir perkolasi, dilakukan
pemeriksaan zat aktif secara kualiitatif pada perkolat terakhir. Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi
yang sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak, terus menerus sampai diperoleh ekstrak.
2. Cara panas
a. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik. Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan
pemanasan langsung. Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar.
b. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu umumnya pada
temperatur 40 - 50ºC. c.
Infundasi Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air bejana infus tercelup dalam
penangas air mendidih, temperatur terukur 96 - 98ºC selama waktu tertentu 15 -
8 20 menit. Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama
≥ 30 menit dan
temperatur sampai titik didih air. d.
Sokletasi Sokletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali ke
dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon. Keuntungan metode ini adalah dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak, pelarut yang digunakan
lebih sedikit dan pemanasannya dapat diatur.
2.3 Uraian Bakteri