40 Secara keseluruhan terlihat bahwa pH dari sediaan gel kulit buah pisang raja
menurun dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Hasil uji stabillitas terhadap pH sediaan gel baik blanko maupun sediaan gel dari ekstrak kulit buah pisang raja
menunjukkan pH sediaan tetap stabil pada penyimpanan karena masih berada dalam rentang persyaratan pH kulit yaitu 5,0 - 8,0 Aulton,1988.
4.6.4 Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan
Uji iritasi dilakukan terhadap 12 orang sukarelawan. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit lengan
bawah bagian dalam yang diberi perlakuan selama tiga hari berturut-turut. Hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Data uji iritasi sediaan gel kulit buah pisang raja terhadap sukarelawan
Pengamatan Sediaan Sukarelawan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 Kulit
kemerahan F0
- -
- -
- -
- -
- -
- -
FI -
- -
- -
- -
- -
- -
- FII
- -
- -
- -
- -
- -
- -
FIII -
- -
- -
- -
- -
- -
- Kulit gatal-
gatal F0
- -
- -
- -
- -
- -
- -
FI -
- -
- -
- -
- -
- -
- FII
- -
- -
- -
- -
- -
- -
FIII -
- -
- -
- -
- -
- -
- Kulit
bengkak F0
- -
- -
- -
- -
- -
- -
FI -
- -
- -
- -
- -
- -
- FII
- -
- -
- -
- -
- -
- -
FIII -
- -
- -
- -
- -
- -
- Keterangan:
F0 = Formula tidak mengandung ekstrak kulit buah pisang raja FI = Formula mengandung 20 ekstrak kulit buah pisang raja
FII = Formula mengandung 30 ekstrak kulit buah pisang raja FIII = Formula mengandung 40 ekstrak kulit buah pisang raja
-
= Tidak terjadi reaksi +
= Terjadi reaksi
41 Berdasarkan uji iritasi pada kulit lengan bawah bagian dalam sukarelawan
terhadap sediaan gel ekstrak kulit buah pisang raja selama tiga hari berturut-turut, menunjukkan bahwa sukarelawan memberikan hasil negatif pada setiap parameter
reaksi iritasi. Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan gel yang dibuat aman untuk penggunaan topikal Tranggono dan Latifah, 2007.
4.6.5 Uji mikrobiologi sediaan gel
Uji mikrobiologi sediaan gel ekstrak kulit buah pisang raja dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan pencadang kertas terhadap bakteri
Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis. Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8 Hasil uji aktivitas antibakteri sediaan gel ekstrak kulit buah pisang raja
terhadap bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis
Sediaan Diameter daerah hambatan mm
Propionibacterium acne Staphylococcus epidermidis
Minggu ke-0 Minggu ke-12
Minggu ke-0 Minggu ke-12
F0 -
- -
- FI
14,01 12,81
14,56 13,30
FII 15,26
14,06 15,31
14,18 FIII
16,38 14,46
16,21 14,28
Keterangan: F0 = Formula tidak mengandung ekstrak kulit buah pisang raja
FI = Formula mengandung 20 ekstrak kulit buah pisang raja FII = Formula mengandung 30 ekstrak kulit buah pisang raja
FIII = Formula mengandung 40 ekstrak kulit buah pisang raja
= Hasil rata-rata tiga kali pengukuran -
= Tidak ada hambatan Pengujian sediaan gel ekstrak kulit buah pisang raja pada FI, FII dan FIII
memberikan hasil daerah hambatan yang memuaskan terhadap kedua bakteri yaitu lebih besar dari 14 mm pada awal pembuatan sediaan. Akan tetapi, sediaan gel
ekstrak kulit buah pisang raja dengan berbagai konsentrasi mengalami penurunan
42 daya hambat setelah 12 minggu penyimpanan. Sediaan gel ekstrak kulit buah
pisang raja pada FII dan FIII masih memberikan hasil daerah hambatan yang baik terhadap kedua bakteri karena diameter daerah hambatan masih lebih besar dari
14 mm. Menurut Ditjen POM 1995, suatu zat dikatakan memiliki daya hambat yang memuaskan bila diameter daerah hambatan lebih kurang 14 mm sampai 16
mm. Dapat disimpulkan bahwa sediaan gel pada FII dan FIII yang mengandung ekstrak kulit buah pisang raja 30 dan 40 memenuhi persyaratan tersebut.
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN