103
antusias dalam kegiatan diskusi, siswa sudah tidak ramai saat kegiatan diskusi. Tanggung jawab siklus III, ditunjukkan dengan
banyak siswa yang sudah mulai bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, siswa sudah mulai antusias dalam kegiatan diskusi.
B. Pembahasan
1. Penerapan Model Problem Solving Menggunakan Metode Diskusi
Pada Mata diklat Sanitasi Industri Kelas X TPHP di SMK N 1 Pandak
Penerapan model Problem Solving menggunakan metode diskusi untuk mengetahui kemandirian belajar siswa melalui pemberian tugas
dengan mengerjakan Lembar Kerja Kelompok LKK siklus I, II, dan III. Pembelajaran pada siklus I dirancang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Kelompok LKK dengan diskusi melakukan kegiatan analisis di lingkungan sekolah
untuk mencari solusi dan memecahkan permasalahan sehingga siswa terlibat aktif dan tidak bergantung pada informasi dari guru untuk
menciptakan kemandirian belajar siswa. Kenyataannya masih banyak siswa yang belum dapat menyelesaikan tugas kelompok dalam diskusi
dengan baik. Hal tersebut berkaitan erat dengan kebiasaan siswa yang belajar secara pasif peran guru lebih dominan.
Pembelajaran pada siklus II dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan Lembar Kerja Kelompok
104
LKK dengan diskusi mencari referensi dari buku pegangan, modul atau buku yang ada di perpustakaan sekolah. Dan siklus III siswa di beri
kesempatan untuk mengerjakan Lembar Kerja Kelompok LKK dengan diskusi mencari referensi dari internet.
Pada hasil refleksi siklus I terdapat kelemahan yang ditemukan diantaranya adalah:
a. Percaya diri dan disiplin siswa masih kurang. Banyak siswa yang
kurang percaya diri dan disiplin, siswa masih malu-malu dalam berpendapat, siswa masih menunggu di suruh oleh guru untuk maju ke
depan. Maka sebaiknya sisiwa diberi arahan terlebih dahulu agar siswa lebih aktif bertanya dan lebih disiplin dalam proses diskusi sehingga
tingkat percaya diri dan disiplin siswa meningkat. b.
Tanggung jawab siswa masih kurang saat kegiatan diskusi. Siswa masih seenaknya sendiri jalan-jalan ke tempat kelompok lain, maka
sebaiknya diatur pola tempat duduk siswa agar kegiatan diskusi dapat berjalan dengan baik.
c. Motivasi dan inisiatif siswa masih kurang saat mengerjakan Lembar
Kerja Kelompok LKK banyak siswa yang kurang inisiatif dan masih menanyakan jawaban ke teman atau kelompok lain.
Pada hasil refleksi siklus II dan III kemandirian belajar siswa sudah mulai menunjukkan peningkatan terlihat dari percaya diri dan disiplin
siswa sudah mulai nampak terlihat siswa sudah tidak malu-malu dalam berpendapat dan sudah maju sendiri tanpa disuruh oleh guru. Tanggung
105
jawab siswa juga sudah mulai menunjukkan peningkatan terlihat pada saat diskusi siswa sudah tenang. Motivasi dan Inisiatif siswa juga sudah mulai
menunjukkan peningkatan, siswa sudah mulai berinisiatif mandiri mengerjakan soal diskusi tanpa bertanya ke kelompok lain dan belajar
mencari jawaban sendiri. Wina Sandjaya 2006:214 mengungkapakan terdapat tiga ciri
utama dalam pembelajaran model Problem Solving, yaitu:
Pertama, pemecahan masalah Problem Solving merupakan
rangkaian aktivitas pembelajaran, dimana terdapat serangkaian kegiatan yang harus dikerjakan siswa. Sehingga siswa aktif befikir, berkomunikasi,
mencari dan mengolah data. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan
untuk menyelesaikan masalah, sehingga tanpa masalah maka pembelajaran
tidak dapat berjalan. Ketiga, pemecahan masalah Problem Solving
dilakukan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah yang dilakukan secara empiris dan sistematis.
Dari pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan siswa kelas X TPHP SMK N 1 Pandak dengan model Problem Solving menggunakan
metode diskusi menunjukkan adanya peningkatan kemandirian belajar dari siklus I,II,dan III. Dalam penelitian Nurina Anggraini 2009 dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Problem Solving
di MTs N Bantul Kota” menyimpulkan bahwa penerapan metode Problem Solving terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 27,83 dengan
peningkatan partisipasi dan aktivitas siswa berupa inisiatif bertanya,
106
menyanggah, menjawab pertanyaan, dan memberi tanggapan. Untuk itu guru harus menggunakan model dan metode pembelajaran yang dapat
membantu siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa.
2. Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Mata Diklat Sanitasi Industri