Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Diklat Sanitasi Industri

87 Refleksi siklus III ini, siswa mengerjakan Lembar Kerja Kelompok LKK dengan diskusi dan mencari sumber dari internet. Pada siklus III ini, sudah meningkatkan kemandirian belajar siswa dan telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 75 siswa.

2. Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata Diklat Sanitasi Industri

a. Motivasi 1 Hasil Angket Motivasi merupakan dorongan atau rangsangan terhadap diri seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Berikut ini akan disajikan hasil angket motivasi pada setiap siklus ke dalam Tabel 9. Tabel 9. Hasil Angket Motivasi Siklus I, Siklus II dan Siklus III No Kriteria Penilaian Kategori Siklus I Siklus II Siklus III 1 ≤ 9 Sangat Tidak Baik 2 10-13 Tidak Baik 10 6,67 3,33 3 14-18 Baik 76,67 80 83,33 4 19 Sangat Baik 13,33 13,33 13,33 Peningkatan tersebut didorong oleh sikap siswa yang positif dengan memperlihatkan minat, perhatian, ingin ikut serta, bekerja keras dan meluangkan waktu untuk belajar serta melakukan kerjasama yang baik dalam menyelesaikan tugas- tugasnya. 88 Berdasarkan data diatas aspek motivasi menunjukkan adanya peningkatan kemandirian belajar pada kategori baik siklus I, siklus II dan siklus III. 2 Hasil Observasi Kemandirian belajar pada aspek motivasi pada diri siswa, skor minimal 1 dan skor maksimal 4 untuk setiap indikatornya. Sehingga skor total untuk motivasi yang dimiliki siswa adalah 20, dan skor terendah adalah 5. Kriteria penilaianyang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika skor berada diantara 17-20 berada didalam kategori sangat tinggi, b. Jika skor berada dalam kategori 13-16 berkategori tinggi, c. Jika skor berada diantara 9-12 berada dalam kategori sedang, d. Jika skor berada diantara 5-8 berada dalam kategori rendah. Tindakan dinyatakan berhasil, jika terdapat 75 dari jumlah siswa berada dalam kategori sangat tinggi. Tabel 10. Motivasi Siswa Siklus I, Siklus II dan Siklus III Kategori Skor Siklus I Siklus II Siklus III Peningkatan F F F I-II II-III Sangat tinggi 17-20 12 40,00 16 53,33 27 90,00 13,33 36,67 Tinggi 13-16 12 40,00 14 46,67 3 10,00 6,67 36,67 Sedang 9-12 4 13,33 0,00 0,00 0,00 Rendah 5-8 2 6,67 0,00 0,00 0,00 Jumlah 30 100 30 100 30 100 Pada tabel diatas dapat dilihat motivasi siklus I ini, ditunjukkan dari kurangnya semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran sebenarnya siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran tersebut, tetapi tidak banyak siswa yang berpartisipasi untuk bertanya atau berpendapat. 89 Siswa banyak yang tidak mandiri dan bergantung pada teman lain saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa juga belum menunjukkan kemampuan memimpin yang baik, dimana masih banyak siswa yang belum dapat mengarahkan teman lainnya baik saat proses diskusi menggunakan model Problem Solving, dan saat presentasi kelas berlangsung. Motivasi siklus II ini, sudah baik dan sudah mengalami peningkatan dari siklus I, dan siklus II. Motivasi siswa terlihat dari dorongan rasa ingin tahu siswa dalam proses penyelesaian masalah sudah muncul, siswa tidak lagi bertanya pada teman dalam mencari alternatif pemecahan masalah, tetapi mulai mencari solusi dengan menggunakan referensi dari buku ataupun modul yang mereka miliki. Sebagian siswa juga sudah berani mengemukakan pendapat-pendapat baru tentang solusi maslah yang mereka gunakan. Tetapi masih ada sebagian siswa yang langsung menerima pendapat dari teman lain tanpa memperdulikan alasan dan kebenaran pendapatnya tersebut, sehingga hal ini mencerminkan siswa belum dapat berfikir luwes. Motivasi siklus III ini sudah baik dan menunjukkan peningkatan dari siklus I dan siklus II, terlihat siswa memiliki dorongan rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki keterampilan berfikir lancar terlihat dari banyaknya siswa yang turut berpendapat, menerima pendapat teman lain dengan alasan yang 90 tepat, siswa juga bersedia mengerjakan pekerjaan yang sulit dan tidak takut gagal. 3 Hasil Dokumentasi Motivasi siklus I pada hasil dokumentasi, ditunjukkan dari siswa yang masih bergantung pada teman lain saat mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru, siswa kurang menghasilkan banyak gagasan saat diskusi, siswa kurang termotivasi untuk mencari jawaban dari buku pegangan, modul, sehingga masih mengandalkan teman kelompok lain. Motivasi siklus II, ditunjukkan dengan siswa sudah tidak bergantung pada teman lain saat mengerjakan tugas diskusi yang diberikan guru, siswa sudah berani menghasilkan banyak gagasan saat diskusi, siswa sudah termotivasi untuk mencari jawaban dari buku pegangan, modul tidak mengandalkan teman kelompok lain. Motivasi siklus III ditunjukkan dengan banyak siswa yang sudah berani menghasilkan gagasan saat diskusi. b. Inisiatif 1 Hasil Angket Inisiatif merupakan kemampuan untuk menemukan prakarsa atau gagasan yang dapat disampaikan kepada orang lain agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya. Berikut ini akan disajikan hasil angket inisiatif pada setiap siklus ke dalam Tabel 11. 91 Tabel 11. Hasil Angket Inisiatif Siklus I, Siklus II dan Siklus III No Kriteria Penilaian Kategori Siklus I Siklus II Siklus III 1 ≤ 11 Sangat Tidak Baik 2 12-15 Tidak Baik 26,67 16,66 10 3 16-20 Baik 50 60 66,67 4 ≥ 21 Sangat Baik 23,33 23,33 23,33 Peningkatan tersebut didorong oleh sikap siswa yang terjadi dalam diri siswa yang telah memiliki dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya. 2 Hasil Observasi Aspek kemandirian belajar yang kedua yang diamati adalah inisiatif pada diri siswa, skor minimal 1 dan skor maksimal 4 untuk setiap indikatornya. Sehingga skor total untuk inisiatif yang dimiliki siswa adalah 20, dan skor terendah adalah 5. Kriteria penilaianyang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika skor berada diantara 17-20 berada didalam kategori sangat tinggi, b. Jika skor berada dalam kategori 13-16 berkategori tinggi, c. Jika skor berada diantara 9-12 berada dalam kategori sedang, d. Jika skor berada diantara 5-8 berada dalam kategori rendah. Tindakan dinyatakan berhasil, jika terdapat 75 dari jumlah siswa berada dalam kategori sangat tinggi. Tabel 12. Inisiatif Siswa Siklus I, Siklus II dan Siklus III Kategori Skor Siklus I Siklus II Siklus III Peningkatan F F F I-II II-III Sangat tinggi 17-20 12 40,00 16 53,33 27 90,00 13,33 36,67 Tinggi 13-16 12 40,00 14 46,67 3 10,00 6,67 36,67 Sedang 9-12 4 13,33 0 0,00 0,00 0,00 0,00 Rendah 5-8 2 6,67 0,00 0,00 0,00 0,00 Jumlah 30 100 30 100 30 100 92 Pada tabel diatas inisiatif siklus I ini, ditunjukkan dari kurangnya semangat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran sebenarnya siswa memperhatikan kegiatan pembelajaran tersebut, tetapi tidak banyak siswa yang berpartisipasi untuk bertanya atau berpendapat. Siswa banyak yang tidak mandiri dan bergantung pada teman lain saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa juga belum menunjukkan kemampuan memimpin yang baik, dimana masih banyak siswa yang belum dapat mengarahkan teman lainnya baik saat proses diskusi menggunakan model Problem Solving, dan saat presentasi kelas berlangsung. Inisiatif siklus II ini, terlihat dorongan rasa ingin tahu siswa dalam proses penyelesaian masalah sudah muncul, siswa tidak lagi bertanya pada teman dalam mencari alternative pemecahan masalah, tetapi mulai mencari solusi dengan menggunakan referensi dari buku ataupun modul yang mereka miliki. Sebagian siswa juga sudah berani mengemukakan pendapat-pendapat baru tentang solusi maslah yang mereka gunakan. Tetapi masih ada sebagian siswa yang langsung menerima pendapat dari teman lain tanpa memperdulikan alasan dan kebenaran pendapatnya tersebut, sehingga hal ini mencerminkan siswa belum dapat berfikir luwes. Inisiatif siklus III ini, sudah baik dan meningkat dari siklus I dan siklus II terlihat dari siswa terlihat memiliki dorongan rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki keterampilan berfikir lancar 93 terlihat dari banyaknya siswa yang turut berpendapat, menerima pendapat teman lain dengan alasan yang tepat, siswa juga bersedia mengerjakan pekerjaan yang sulit dan tidak takut gagal. 3 Inisiatif Inisiatif siklus I pada hasil dokumentasi, kemandirian belajar siswa masih rendah ditunjukkan dengan saat presentasi siswa kurang memiliki hasrat keingintahuan yang besar terhadap hasil jawaban diskusi kelompok lain, siswa kurang menyukai soal yang sulit karena siswa malas mencari jawaban sendiri dan masih mengandalkan teman. Inisiatif siklus II ditunjukkan dengan siswa , saat presentasi siswa sudah memiliki hasrat keingintahuan yang besar terhadap hasil jawaban diskusi kelompok lain. Inisiatif siklus III ditunjukkan dengan banyak siswa yang saat presentasi memiliki hasrat keingintahuan yang besar terhadap hasil jawaban diskusi kelompok lain. c. Percaya Diri 1 Hasil Angket Percaya diri merupakan sikap yang berhubungan dengan konsep diri self concept dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Berikut ini akan disajikan hasil angket percaya diri pada setiap siklus ke dalam Tabel 13. 94 Tabel 13. Hasil Angket Percaya Diri Siklus I, Siklus II Siklus III No Kriteria Penilaian Kategori Siklus I Siklus II Siklus III 1 ≤ 9 Sangat Tidak Baik 2 10-13 Tidak Baik 10 6,67 3 14-18 Baik 53,33 56,67 63,33 4 ≥ 19 Sangat Baik 36,67 36,66 36,66 Peningkatan tersebut didorong dari dalam diri siswa yang dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga siswa mampu percaya diri dan mampu menyampaikan gagasannya kepada orang lain. 2 Hasil Observasi Aspek kemandirian belajar yang ketiga adalah percaya diri siswa, dengan 5 indikator yang telah ditetapkan sebelumnya, skor minimal 1 dan skor maksimal 4 untuk setiap indikatornya. Sehingga skor total untuk percaya diri siswa adalah 20 dan skor terendah adalah 5. Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika skor berada diantara 17-20 berada didalam kategori sangat tinggi, b. Jika skor berada didalam kategori 13-16 berada didalam kategori tinggi, c. Jika skor berada diantara 9-12 berada didalam kategori sedang, d. Jika skor berada diantara 5-6 berada didalam kategori rendah. Tindakan dinyatakan berhasil, jika terdapat 75 dari jumlah siswa berada dalam kategori sangat tinggi. 95 Tabel 14. Percaya Diri Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Kategori Skor Siklus I Siklus II Siklus III Peningkatan F F F I-II II-III Sangat tinggi 17-20 15 50,00 20 66,67 24 80 16,67 13,33 Tinggi 13-16 8 26,67 9 30 5 16,67 3,33 13,33 Sedang 9-12 5 16,67 1 3,33 1 3,33 13,34 - Rendah 5-8 2 6,67 0,00 0,00 6,67 - Jumlah 30 10,0 30 100 30 100 Percaya diri siklus I ini, siswa belum banyak yang ikut berpartisipasi dalam memberikan pendapat, siswa masih malu- malu saat diminta oleh guru untuk menanyakan materi yang belum mereka kuasai, saat siswa mengemukakan pendapatnya masih terlihat sangat gugup, dan berbicara tidak tenang. Siswa masih harus diminta oleh guru untuk mengajukan pertanyaan, dan bahkan pada saat kegiatan presentasi siswa, kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas juga masih harus ditunjuk oleh guru. Percaya diri siklus II ini telah menampakkan peningkatan, hal ini terlihat saat presentasi terdapat sebagian siswa yang berani mengemukakan pendapatnya, berani mengajukan pertanyaan. Saat peneliti berkeliling untuk melihat kemandirian belajar siswa saat proses pembelajaran model Problem Solving menggunakan metode diskusi masing-masing siswa sudah mengemukakan pendapatnya untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang mereka hadapi, sehingga dalam proses diskusi juga tampak peningkatan aspek percaya diri siwa. 96 Percaya diri siklus III sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I dan siklus II, terlihat sebagian besar siswa sudah berani mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan ataupun mengeluarkan pendapat. Pada saat kegiatan presentasi, mayoritas siswa mengikuti kegiatan presentasi di depan kelas dengan baik tanpa harus ditunjuk dan dipaksa oleh guru. Siswa memiliki ketenangan dalam berbicara. Mereka sudah terbiasa untuk bertanya, berpendapat dan menyajikan materi di depan kelas. 3 Hasil Dokumentasi Percaya diri siklus I pada hasil dokumentasi, kemandirian belajar siswa masih rendah ditunjukkan dengan siswa kurang tenang saat mengerjakan tugas, siswa kurang memiliki ketenangan dalam berbicara saat presentasi. Percaya diri siklus II ditunjukkan dengan siswa sudah mulai tenang saat mengerjakan tugas, siswa sudah mulai tenang dalam berbicara saat presentasi. Percaya diri siklus III ditunjukkan dengan banyak siswa yang sudah memiliki ketenangan saat mengerjakan tugas, siswa memiliki ketenangan dalam berbicara saat presentasi. d. Disiplin 1 Hasil Angket Disiplin merupakan pengendalian diri atau kepatuhan seseorang untuk mengikuti bnetuk-bentuk aturan atau kesadaran 97 pribadinya. Berikut ini akan disajikan hasil angket disiplin pada setiap siklus ke dalam Tabel 15. Tabel 15. Hasil Angket Disiplin Siklus I, Siklus II dan Siklus III No Kriteria Penilaian Kategori Siklus I Siklus II Siklus III 1 ≤ 11 Sangat Tidak Baik 2 12-15 Tidak Baik 13,33 3,33 3 16-20 Baik 50 60 63,33 4 ≥ 19 Sangat Baik 36,67 36,67 36,66 Peningkatan tersebut didorong dari dalam diri siswa atas kesadaran siswa itu sendiri untuk melaksanakan kegiatan belajar. 2 Hasil Observasi Dalam mengamati tingkat disiplin siswa terdapat 5 indikator yang telah ditetapkan sebelumnya. Skor minimal 1 dan skor maksimal 4 untuk setiap indikatornya. Sehingga skor total untuk disiplin siswa adalah 20, dan skor terendah adalah 5. Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika skor berada diantara 17-20 berada kategori sangat tinggi, b. Jika 13-16 berada kategori tinggi, c. Jika skor 9-12 berada kategori sedang, d. Jika 5-8 berada kategori rendah. Tindakan dinyatakan berhasil, jika terdapat 75 dari jumlah siswa berada dalam kategori sangat tinggi. 98 Tabel 16. Disiplin Siswa Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Kategori Skor Siklus I Siklus II Siklus III Peningkatan F F F I-II II-III Sangat tinggi 17-20 17 56,67 23 76,67 25 83,33 20 6,66 Tinggi 13-16 10 33,33 6 20,00 5 16,67 13,33 3,33 Sedang 9-12 3 10,00 1 3,33 6,67 3,33 Rendah 5-8 0,00 0,00 0,00 Jumlah 30 30 100 30 100 Pada tabel diatas dapat dilihat disiplin siklus I ini, masih terlihat siswa belum memiliki dorongan rasa ingin tahu yang tinggi, karena siswa masih banyak menanyakan penyelesaian tugas yang diberikan pada mereka melalui teman, tidak membaca dari referensi yang seharusnya mereka miliki. Siswa juga belum luwes dalam berfikir, mereka cenderung selalu menerima semua pendapat yang disampaikan oleh teman lainnya, tanpa melihat kebenaran pendapat tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa tingkat disiplin siswa pada siklus I ini masih tergolong rendah. Disiplin siklus II ini, tingkat disiplin siswa ini sudah baik. Banyak sekali terdapat peningkatan kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa, siswa sudah dapat menyelesaikan tugas tepat waktu dan mengerjakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Disiplin siklus III ini, sudah baik dan sudah mengalami peningkatan dari siklus I, dan siklus II. Disiplin siswa terlihat pada siswa sudah mandiri tidak bergantung pada teman setiap mengerjakan tugas, siswa selalu menyelesaikan tugas tepat waktu dan mengerjakan sesuai dengan petunjuk yang diberikan. 99 3 Hasil Dokumentasi Disiplin siklus I pada hasil dokumentasi, kemandirian belajar siswa masih rendah ditunjukkan dengan siswa kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, siswa kurang semangat dan antusias dalam kegiatan diskusi, siswa masih ramai sendiri dalam kegiatan diskusi Disiplin siklus II, ditunjukkan dengan siswa sudah mulai bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, siswa sudah mulai semangat dan antusisa dalam kegiatan diskusi, siswa sudah tidak ramai saat kegiatan diskusi. Disiplin siklus III, ditunjukkan dengan banyak siswa yang sudah mulai bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, siswa sudah tidak ramai saat kegiatan diskusi. e. Tanggung Jawab 1 Hasil Angket Tanggung jawab merupakan kemampuan untuk menanggung segala resiko dari hasil keputusan yang telah diambilnya. Tanggung jawab siswa akan muncul apabila siswa diberi kesempatan untuk menentukan target pencapaian belajarnya sendiri sesuai dengan kemampuan dan kekuatannya sendiri.Berikut ini akan disajikan hasil angket tanggung jawab pada setiap siklus ke dalam Tabel 17. 100 Tabel 17. Hasil Angket Tanggung Jawab Siklus I, Siklus II dan Siklus III No Kriteria Penilaian Kategori Siklus I Siklus II Siklus III 1 ≤ 9 Sangat Tidak Baik 2 10-13 Tidak Baik 16,67 10 3 14-18 Baik 60 66,66 73,33 4 ≥ 19 Sangat Baik 23,33 23,33 23,33 Peningkatan tersebut didorong dari dalam diri siswa untuk mencapai target belajar nya sendiri sesuai kemampuan dan kekuatannya sendiri. 2 Hasil Observasi Aspek kelima yang diamati adalah tanggung jawab siswa. Dalam pengamatan terhadap tanggung jawab ini terdapat 5 indikator yang harus diamati, dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4 untuk setiap indikatornya. Sehingga skor total untuk tanggung jawab adalah 20, dan skor terendah adalah 5. Kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika skor berada diantara 17-20 berada didalam kategori sangat tinggi, b. Jika skor berada dalam kategori diantara 13-16 dengan kategori tinggi, c. Jika skor berada dalam kategori diantara 9-12 dengan kategori sedang, d. Jika skor berada dalam kategori diantara 5-8 berada dalam kategori rendah. Tindakan dinyatakan berhasil, jika terdapat 75 dari jumlah siswa berada dalam kategori sangat tinggi. 101 Tabel 18. Tanggung Jawab Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Kategori Skor Siklus I Siklus II Siklus III Peningkatan F F F I-II II-III Sangat tinggi 17-20 11 36,67 22 73,33 25 83,33 36,66 10 Tinggi 13-16 17 56,67 7 23,33 4 13,33 33,34 10 Sedang 9-12 2 6,67 1 3,33 1 3,33 3,34 Rendah 5-8 0,00 Jumlah 30 100 30 100 30 100 Pada tabel diatas tanggung jawab siklus I dikatakan belum berhasil karena masih banyak terlihat siswa mengerjakan tugas kelompok secara mandiri, hanya satu atau dua orang siswa saja yang mengerjakan tugas, selebihnya banyak siswa yang menggantungkan pekerjaan tugas pada teman didalam kelompoknya. Mayoritas siswa masih menanyakan kesulitan yang dialami kepada guru dan tidak mendiskusikan terlebih dahulu dengan teman satu kelompok. Siswa belum memiliki kepedulian terhadap kesulitan yang dialami teman satu kelompoknya, terlebih saat membuat laporan hasil diskusi hanya ada satu orang siswa dalam kelompoknya yang berperan menyusun laporan kelompok. Pada saat dilakukan presentasi kelompok, banyak siswa yang ada dalam kelompoknya hanya sekedar mengikuti presentasi saja, dan tidak ikut berpartisipasi dalam pemberian pendapat. Tanggung jawab siklus II ini siswa mulai menunjukkan sikap bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, semua siswa menyelesaikan tugas yang diberikan dengan tepat waktu meskipun hasilnya masih ada yang belum baik. Siswa juga mulai 102 mandiri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Tetapi kemampuan memimpin siswa belum menunjukkan perkembangan yang berarti, siswa masih belum memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik, banyak siswa yang belum dapat mengarahakan temannya baik dalam proses diskusi atau pada saat presentasi hasil diskusi. Tanggung jawab siklus III ini, sudah baik dan meningkat dari siklus I dan siklus II terlihat dari sebagian besar siswa memiliki tanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan, siswa juga lebih semangat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran, tidak ada lagi siswa yang membuat keramaian di dalam kelas. Saat diminta untuk mengerjakan tugas, siswa dapat menyelesaikannya tepat waktu. Saat pelaksanaan diskusi sudah nampak jiwa kepemimpinan siswa, karena ada beberapa siswa yang mampu mengarahkan temannya didalam kelompok. 3 Hasil Dokumentasi Tanggung jawab siklus I pada hasil dokumentasi, kemandirian belajar siswa masih rendah ditunjukkan dengan siswa kurang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, siswa kurang semangat dan antusias dalam kegiatan diskusi, siswa masih ramai sendiri dalam kegiatan diskusi. Tanggung jawab siklus II, ditunjukkan dengan siswa sudah mulai bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, siswa sudah mulai semangat dan 103 antusias dalam kegiatan diskusi, siswa sudah tidak ramai saat kegiatan diskusi. Tanggung jawab siklus III, ditunjukkan dengan banyak siswa yang sudah mulai bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, siswa sudah mulai antusias dalam kegiatan diskusi.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR AKUNTANSI MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA Peningkatan Kemandirian Belajar Akuntansi Melalui Metode Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas X B – Perbankan Syariah Semester Genap SMK Teknosa Su

0 5 17

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DI SMP NEGERI 1 SIPIROK.

0 16 44

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Dengan Menggunakan Metode Problem Solving Pada Siswa Kelas VI SDN 1 Pandeyan Jatinom Kla

0 6 11

Peningkatan minat dan prestasi belajar Sejarah dengan menggunakan model jigsaw pada siswa kelas X Kimia Industri SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta

0 1 167

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KKPI SISWA KELAS X TGB-1 SMK NEGERI 1 SEYEGAN.

0 1 179

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR PEMBUATAN POLA BLUS DI SMK NEGERI 1 PANDAK.

1 1 139

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA KELAS XI TITL SMK MA’ARIF 1 WATES PADA MATA PELAJARAN PRPD MENGGUNAKAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING.

1 1 218

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA KELAS X TGB SMK NEGERI 2 DEPOK PADA MATA PELAJARAN ILMU UKUR TANAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING.

0 7 244

MOTIVASI DAN DISIPLIN SISWA PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL (MULOK) PRODUKTIF KELAS X TPHP SMK NEGERI I PANDAK BANTUL.

0 0 136

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA KELAS X TGB SMK NEGERI 2 DEPOK PADA MATA PELAJARAN ILMU UKUR TANAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING.

0 0 244