Hak Kebendaan pada Efek Beragun Aset Pada Pembiayaan Sekunder Perumahan.

BAB IV TINJAUAN YURIDIS MENGENAI HAK KEBENDAAN PEMBELI EFEK

BERAGUN ASET PADA PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN

A. Hak Kebendaan pada Efek Beragun Aset Pada Pembiayaan Sekunder Perumahan.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan hak kebendaan secara sederhananya dapat dikatakan sebagai sebagai hak yang melekat pada benda. C.B Macpherson menyebutkan bahwa Property bukanlah tentang benda itu sendiri melainkan tentang hak atas benda tersebut. Berkaitan dengan pengertian dari property tersebut C.R. Noyes menyebutkan bahwa “the term of property may be defined to be the interest which can be acquired in external object or things. The things themselves are not in a true sense, property, but they constitute its foundation and material, and the idea of property springs out the connection or control, or interest which, according to law, may acquired in them or over them”. Dari pendapat yang dikemukakan oleh Noyes tersebut maka dapatlah dipahami bahwa yang dimaksud dengan property adalah suatu kepentingan yang dapat diberikan atas suatu objek atau benda. Benda-benda tersebut sendiri bukanlah dalam artian sesungguhnya tetapi benda-benda tersebut menentukan pondasi atau material dan ide dari property yang memunculkan hubungan atau kontrol atau kepentingan yang dapat diberikan oleh hukum atas benda-benda tersebut. Oleh karenanya jika sedang membahas tentang hak kebendaan maka tentu akan berbicara mengenai kepentingan seseorang atas benda tersebut, hanya saja yang dimaksud dengan kepentingan disini adalah kepentingan yang dijamin oleh hukum, oleh karenanya yang dimaksud hak disini adalah hak hukum. Hal ini sesuai dengan makna hak hukum yang telah disebutkan sebelumnya yakni “suatu kepentingan seseorang, kelompok ataupun asosiasi yang oleh “hukum” dijamin keberadaannya, dan pelaksanaan dari pada kepentingan tersebut Universitas Sumatera Utara dapat dipaksakan kepada tiap-tiap orang lain dihadapan “hukum” yang memiliki hubungan hukum dengan orang tersebut”. Hans Kelsen menyebutkan bahwa di setiap hak yang dilekatkan kepada suatu pihak selalu melekat padanya kewajiban bagi pihak lain. 300 1. Hak kebendaan pada Efek Beragun Aset yang bersifat ekuitas Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam hal pembiayaan sekunder perumahan, maka efek beragun yang diterbitkan pada pembiayaan sekunder perumahan secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yakni : 2. Hak kebendaan pada Efek Beragun Aset yang bersifat Utang. 1. Hak Kebendaan pada Efek Beragun Aset yang Bersifat Ekuitas. Efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan yang bersifat ekuitas ini disebut juga sebagai mortgage pass-through securities MPTs. Dalam Mortgage pass- through Securities MPTs, efek yang diterbikan adalah unit penyertaan, yang merefleksikan kepemilikan yang tidak terbagi dalam suatu pool yang di dalamnya terdapat berbagai macam mortgage loan. 301 Secara sederhananya unit penyertaan dapat dikatakan sebagai suatu satuan bagi suatu kumpulan modaluang yang dikumpulkan dalam suatu wadah reksa danainvestasi kolektif dengan maksud untuk diinvestasikan kepada suatu wadah investasi tertentu portofolio efek 302 Pengertian Unit Penyertaan itu dapat dilihat di dalam Undang-undang pasar modal yang menyebutkan unit penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif. . 303 300 Hans Kelsen Op cit, hal 75 301 Gunawan Widjaja E Paramitha Sapardan, Op.cit, hal 65. 302 Pasal 1 angka 24 UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal menyebutkan “portofolio efek adalah kumpulan efek yang dimiliki oleh pihak. 303 Pasal 1 angka 5 UU No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Wadah yang dijadikan untuk mengumpulkan dana tersebut yang kemudian akan diinvestasikan ke dalam portofolio efek disebut sebagai reksa dana. Reksa dana sendiri menurut Undang-undang Universitas Sumatera Utara Pasar Modal adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. 304 Reksa dana dioperasikan oleh manajer investasi, yang menanam reksa dana dan berusaha untuk menghasilkan keuntungan bagi investor reksa dana tersebut. Portofolio reksa dana distrukturkan dan dijaga agar tetap sesuai objek reksa dana yang dinyatakan di dalam prospektus. Dapat juga dikatakan bahwa apa yang dimaksud dengan reksa dana adalah suatu kendaraan investasi yang mengumpulkan sejumlah dana yang dikumpulkan dari beberpa investor untuk tujuan diinvestasikan ke dalam sekuritas-sekuritas seperti saham,obligasi, instrumen pasar uang dan aset-aset lain yang serupa. 305 Dari pemahaman tersebut maka dapat dilihat bahwa pihak yang menginvestasikan dana yang dikumpulkan melalui reksa dana tersebut ke dalam portofolio efek disebut sebagai manajer investasi. Manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio efek untuk para nasbah atau mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri usahanya berdasarkan ketentuan perundang- undangan yang berlaku. 306 Apa yang dimaksud sebagai reksa dana dalam terminologi KUHPerdata dapat disebut sebagai persekutuan perdata. Persekutuan perdata adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih yang berjanji untuk memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan itu dengan maksud supaya keuntungan yang diperoleh dari persekutuan itu dibagi antara Dalam hal kerangka pembiayaan sekunder perumahan maka pihak yang menjalankan peran sebagai manajer investasi adalah pihak conduit, yakni lembaga keuangan yang didirikan khusus dengan tujuan melakukan sekuritisasi aset. 304 Pasal 1 angka 27 UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 305 http:www.investopedia.comtermsmmutualfund.asp , diakses tanggal, 15-02-2013 306 Pasal 1 angka 11 UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Universitas Sumatera Utara mereka. 307 Jika di dalam persekutuan perdata “sesuatu” yang dimasukkan tersebut dapat berupa uang dapat juga berupa benda lain 308 atau hanya berupa tenaganya 309 Di dalam persekutuan perdata tersebut pihak yang menjadi pengurusnya adalah pihak yang dijadikan pengurus berdasarkan perjanjian kontrak investasi kolektif, , maka di dalam reksa dana maka barang sesuatu yang dimasukkan dalam persekutuan itu harus berupa uang dengan sejumlah tertentu. 310 a. Hak untuk mendapatkan pembayaran. yaitu manajer investasi dengan mana para pihak persekutuan itu mengikatkan dirinya dalam suatu perjanjian yang disebut sebagai kontrak investasi kolektif. Kontrak Investasi kolektif adalah kontrak yang dibuat oleh manajer investasi sebagai pengelola kontrak investasi dengan bank custodian selaku penyimpan harta kekayaan reksa dana.Oleh karena itu pemegang efek beragun aset yang bersifat ekuitas, yakni berupa unit penyertaan, memiliki hak yang sama dengan hak yang dimiliki oleh sekutu pada persekutuan perdata. Adapun hak-hak yang melekat pada efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan antara lain sebagai berikut : b. Hak untuk memindahkan kepemilikan atas efek beragun aset. c. Hak untuk membebankan atau menjadikan efek beragun aset sebagai jaminan bagi pelunasan utang dari pemegang efek beragun aset. 307 Pasal 1618 KUHPerdata. 308 Pasal 1625 KUHPerdata menyebutkan “Tiap peserta wajib memasukkan ke dalam perseroan itu segala sesuatu yang sudah ia janjikan untuk dimasukkan, dan jika pemasukkan itu terdiri dari suatu barang tertentu, maka wajib memberikan pertanggungan menurut cara yang sama dengan cara jual-beli.” 309 Pasal 1627 KUHPerdata menyebutkan “para peserta yang sudah berjanji akan menyumbangkan tenaga dan usahanya kepada perseroan mereka, wajib memberik perhitungan tanggung jawab kepada perseroan itu atas hasil dari kegiatan mereka masing-masing.” 310 Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-53PM1997 butir a menyebutkan “Kontrak Invetasi Kolektif adalah Kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Custodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan dimana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif dan ban Custodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. ” Universitas Sumatera Utara d. Hak untuk mendapatkan pelunasan piutang karena hak tanggungan atas rumah dan tanah yang dijadikan jaminan pada kredit pemilikan rumah KPR. e. Hak untuk mendapatkan keterbukaan atas fakta materil. a. Hak Untuk Mendapatkan Pembayaran Menurut KUHPerdata bahwa suatu persekutuan perdata itu dibentuk dengan maksud untuk membagikan keuntungan dihasilkan oleh perseroan tersebut. 311 Walaupun dalam hal ini tentunya tidak diperjanjikan secara tegas mengenai pembagian dari keuntungan tersebut, akan tetapi adalah sesuatu yang logis apabila suatu persekutuan perdata yang dalam hal ini adalah pool dari piutang-piutang yang dijadikan dasar penerbitan efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan, yang diperlengkapi dengan unit penyertaan sebagai suatu kesatuan kepemilikan atas persekutuan perdata maka pembagian keuntungan tersebut dibagi pula secara proporsional sesuai dengan kepemilikan unit penyertaan pada persekutuan perdata itu, kecuali ditentukan lain secara tegas oleh para anggota persekutuan itu. Hal ini sesuai dengan KUHPerdata yang menyebutkan bahwa jika dalam perjanjian perseroan tidak ditetapkan Oleh karena setiap anggota sekutu pada persekutuan perdata yang dalam hal ini pemegang unit penyertaan mortgage pass-through securities MPTs memiliki hak untuk mendapatkan keuntungan yang dihasilkan oleh persekutuan perdata yang dalam hal ini adalah reksa dana pada pembiayaan sekunder perumahan pool dari piutang-piutang yang dijadikan dasar penerbitan efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan. Pembagian keuntungan itu dibagi secara proporsional secara sesuai dengan besaran nilai nominal unit penyertaan mortgage pass-through securities MPTs. 311 Pasal 1618 KUHPerdata. Universitas Sumatera Utara bagian masing-masing peserta dari keuntungan dan kerugian perseroan, maka bagian tiap peserta itu dihitung menurut perbandingan besarnya sumbangan modal yang dimasukkan oleh masing-masing. 312 Keuntungan yang dimaksud disini adalah pembayaran yang akan diterima oleh para pemegang unit penyertaan mortgage pass-through securities, yang bersumber pada arus kas dari piutang-piutang berupa kredit pemilikan rumah yang diterbitkan oleh kreditur asaloriginator yang dalam hal ini adalah pihak bank yang dijadikan dasar bagi penerbitan efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan. Arus keuangan yang di dalamnya termasuk utang pokok beserta bunganya yang berasal dari pool tersebut, akan didistribusikan kepada pemegang MPTs ini. Karena pembayaran kepada investor pemegang MPTs ini dilakukan secara “bersamaan” dengan penerimaan issuer atau servicer dari nasabah debitur mortgage loan, maka efek beragun aset yang lahir dari jenis sekuritisasi yang demikian disebut dengan pass-through. Mortgage pass-through securities memiliki masa jatuh tempo paling lama dibandingkan dengan mortgage yang lain yang berada dalam pool. Sebagai contoh, apabila di dalam pool terdapat 75 yang memiliki jangka waktu lima belas tahun, dan yang 25 lagi memiliki jangka waktu dua puluh tahun, MPT ini baru akan jatuh tempo secara keseluruhan dalam jangka waktu dua puluh tahun. 313 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam salah satu asas dari kebendaan adalah bahwa benda itu dapat dipindahkan atau dialihkan. Jadi dalam hal ini yang terjadi adalah peralihan atas hak kebendaan dari seseorang kepada orang lain dengan b. Hak Untuk Memindahkan Kepemilikan Atas Efek Beragun Aset. 312 Pasal 1633 KUHPErdata. 313 Ibid, hal 65-66 Universitas Sumatera Utara segala akibat hukum yang ada. 314 Menurut KUHPerdata bahwa hak untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu, karena dia berupa suatu hak maka dikategorikan sebagai benda tidak berwujud. Akan tetapi selain juga merupakan benda tidak berwujud, maka hak untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu itu juga suatu benda bergerak. Peralihan hak atas kebendaan tersebut dilakukan melalui suatu perjanjian kebendaan zakelijk overeenkomsten. Untuk mengetahui hak ini, maka terlebih dahulu harus diketahui mengenai sifat dari pada efek beragun aset ini. Secara sederhananya efek beragun aset adalah suatu surat berharga yang diterbitkan oleh penerbit dengan menjadikan piutang-piutang yang dimiliki oleh kreditur asal sebagai jaminan untuk membayar kepada pihak pembeli efek beragun aset sebagai haknya untuk mendapatkan pembayaran sebagaimana disebutkan sebelumnya. Dari pengertian tersebut maka dapat diketahui bahwa sebenarnya nilai dari pada efek beragun aset itu ada pada hak pembelipemegang efek beragun aset untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu. 315 Apabila suatu benda itu tergolong sebagai suatu benda tidak berwujud sebagaiman dimaksud dalam Pasal 503 KUHPerdata, maka penyerahannya dilakukan dengan cara membuat suatu akta cessie baik berbentuk akta otentik ataupun akta di bawah tangan. 316 314 Ibid, hal 180 315 Pasal 511 angka 4 KUHPerdata 316 Pasal 513 KUHPerdata Akan tetapi walaupun pada suatu efek beragun aset nilai sesungguhnya berada pada hak untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu akan tetapi, tetap saja hak untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu tersebut telah terepresentasikan oleh suatu benda yang sebenarnya berwujud, yakni berupa sepucuk surat yang terdaftar pada suatu pasar modal, yakni berupa efek beragun aset tersebut. Sementara sifat efek beragun aset yang didaftarkan pada suatu pasar modal, sudah pasti diatur sedemikian rupa sehingga mudah Universitas Sumatera Utara untuk diperdagangkan, oleh karenannya sifat dari pada efek beragun aset itu adalah mudah untuk dipindahkan dari tangan investor yang satu ke tangan investor yang lain. Suatu surat berharga yang paling mudah untuk dipindahtangankan adalah surat berharga atas bawa. Oleh karenanya secara idealnya penyerahan atas efek beragun aset tersebut diserahkan dengan cara penyerahan efek beragun aset itu saja kepada investor yang lain, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 613 ayat 3 KUHPerdata. Dalam hal suatu pasar modal yang sudah modern, peralihan suatu efek yang dari investor yang satu ke investor yang lain telah dirancang sedemikian rupa sehingga, penyerahan hak milik atas efek tersebut yang dalam hal ini adalah efek beragun aset menjadi lebih mudah, yakni tanpa adanya peralihan efek beragun aset itu secara nyata karena pemindahan hak milik atas efek tersebut cukup dilakukan melalui pencatatan yang dilakukan oleh adminitrasi efek. Sistem perdagangan seperti ini disebut juga sebagai sistem scriptless trading, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu sistem perdagangan efek di pasar modal tanpa menggunakan warkat. Scriptless trading itu sendiri dapat juga diartikan sebagai ”securities trading where only book entries represent the security holding and settlement, and no physical certificate, is issued or exchange” 317 Telah disebutkan sebelumnya bahwa hak yang terdapat pada efek beragun aset, nilainya terdapat pada hak untuk menuntut pembayaran sejumlah uang tertentu dari seseorang , yang dapat diartikan bahwa merupakan suatu perdagangan efek dimana hanya ada pencatatan dalam buku yang merepresentasikan pemegangan efek dan penyelesaiannya, dan tidak ada fisik sertifikat yang diterbitkan atau dikeluarkan. c. Hak Untuk Membebankan atau Menjadikan Efek Beragun Aset Sebagai Jaminan Bagi Pelunasan Utang dari Pemegang Efek Beragun Aset. 317 http:www.businessdictionary.comdefinitionscripless.html , diakses pada tanggal 23-02-2013 Universitas Sumatera Utara yakni pihdak debitur asal. Kemudian hak untuk menuntut pembayaran tersebut atau benda berupa efek beragun aset tersebut menurut ketentuan Pasal 511 angka 4 KUHPerdata digolongkan menjadi benda tidak bergerak. Di dalam hukum keperdataan Indonesia, lembaga jaminan bagi suatu kebendaan yang tergolong sebagai benda bergerak ada 2 yakni gadai dan jaminan fidusia. Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh kreditur, atau oleh kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya, dan yang memberi wewenang kepada kreditur untuk mengambil pelunasan piutangnya dan barang itu dengan mendahului kreditur-kreditur lain, dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan dan biaya penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan setelah barang itu sebagai gadai dan harus didahulukan. 318 Sedangkan yang dimaksud dengan jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak maupun tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya. 319 Sedangkan yang dimaksud dengan fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya yang diadakan tersebut tetap dalam penguasaan benda itu. 320 Adapun apabila dalam hal ini efek beragun aset tersebut hendak dibebankan melalui lembaga jaminan gadai maka benda yang akan dijadikan jaminan gadai dalam hal ini adalah efek beragun aset tersebut harus diserahkan kepada kekuasaan kreditur atau orang yang 318 Pasal 1150 KUHPerdata 319 Pasal 1 angka 2 UU No 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. 320 Pasal 1 angka 1 UU No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. Universitas Sumatera Utara memberikan gadai atau yang dikembalikan atas kehendak kreditur. Hak gadai tersebut menjadi hapus bila gadai itu lepas dari kekuasaan pemegang gadai. Namun bila barang itu hilang, atau diambil dari kekuasan pemegang gadai. Namun bila barang itu hilang, atau diambil dari kekuasannya, maka ia berhak untuk menuntutnya kembali menurut Pasal 1977 alinea kedua KUHPerdata, dan bila hak gadai itu telah kembali, maka hak gadai tersebut dianggap tidak pernah hilang. 321 Hak gadai atas benda bergerak yang tidak berwujud, kecuali surat tunjuk dan surat bawa lahir dengan pemberitahuan mengenai penggadaian itu kepada orang yang kepadanya hak gadai itu harus dilaksanakan. Orang ini dapat menuntut bukti tertulis mengenai pemberitahuan itu, dan mengenai izin dan pemberian gadainya. 322 Dalam hal ini telah disebutkan sebelumnya bahwa nilai sebenarnya dari efek beragun aset khususnya pada pembiayaan sekunder perumahan terletak pada piutang kreditur asal atas debitur asal yakni berupa piutang yang muncul dari penyaluran kredit pemilikan rumah KPR. Oleh karenanya dalam hal pihak pembeli atau pemegang efek beragun aset hendak mengikatkan diri pada suatu perjanjian pinjam-meminjam uang utang-piutang dengan perjanjian gadai sebagai perjanjian accesoir-nya, maka pihak pembelipemegang efek beragun aset tersebut dapat menjanjikan bahwa pihak kreditur akan mendapatkan Sebenarnya, jika dilihat pada pengertian gadai tersebut dapat dilihat bahwa maksud diadakannya gadai itu adalah untuk memberikan kepastian kepada kreditur bahwa piutangnya atas debitur akan dibayar. Pada awalnya kepastian yang diberikan kepada kreditur bahwa piutangnya akan dibayar, itu berasal dari penjualan barang-barang bergerak yang dijadikan objek gadai. Dalam hal yang digadaikan adalah piutang, sebenarnya untuk memberikan kepastian kepada kreditur bahwa piutangnya akan dibayar tidak harus melalui penjualan atas piutang tersebut, akan tetapi dapat juga dapat melalui tagihan atau pembayaran yang dilakukan oleh debitur dari debiturnya kreditur tersebut. 321 Pasal 1152 KUHPerdata 322 Pasal 1153 KUHPerdata. Universitas Sumatera Utara pembayarannya dari uang yang seharusnya diterima oleh pihak pembelipemegang efek beragun aset dari debitur asal yang ditarik oleh pihak servicer. Dengan demikian pihak kreditur tidak harus menunggu jangka waktu yang lama dalam hal untuk menerima pembayarannya. Pembayaran dari piutang dari pihak kreditur bagi pemegang efek beragun aset tersebut dapat dicicilkan dari pembayaran dari debitur asal pada efek beragun aset tersebut, dimana pembayaran tersebut seharusnya merupakan hak dari pemegang efek beragun aset. Oleh karenanya dalam hal ini telah terjadi pemindahan hak untuk melakukan tagihan dari pemegang efek beragun aset tersebut kepada kreditur dari pemegang efek beragun aset tersebut. Dengan demikian maka pihak kreditur tersebut dapat juga memperhitungkan bunga itu dengan bunga yang terutang padanya. 323 Apabila efek beragun aset tersebut dijaminkan melalui lembaga jaminan fidusia maka hal tersebut harus dibuat dalam bentuk akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan Adapun apabila efek beragun aset tersebut hendak dijaminkan melalui lembaga jaminan selain gadai, maka efek beragun aset tersebut dapat dibebankan melalui jaminan fidusia. Dalam hal ini sesuai dengan pengertian jaminan fidusia sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, maka terjadi suatu peralihan hak milik, yang mana dalam hal ini apabila efek beragun aset dijaminkan dalam jaminan fidusia, maka hak milik atas efek beragun aset tersebut beralih atas dasar kepercayaan dari pihak pemegang efek beragun aset kepada pihak kreditur dari pemegang efek beragun aset tersebut. Walaupun hak milik atas efek beragun aset tersebut beralih tidak berarti bahwa penguasaan atas efek beragun aset tersebutpun juga ikut beralih. Dalam hal jaminan fidusia, penguasaan benda yang dijadikan objek jaminan fidusia tidak ikut beralih sebagaimana hak milik atas objek jaminan fidusia tersebut. 323 Pasal 1158 KUHPerdata menyebutkan “Bila suatu piutang digadaikan, dan piutang ini menghasilkan bunga, maka kreditur boleh memperhitungkan bunga itu dengan bunga yang terutang kepadanya” Universitas Sumatera Utara akta jaminan fidusia. 324 Akta jaminan fidusia tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai 325 a Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia : b Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia c Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia d Nilai penjaminan dan e Nilai benda yang menjadi objek jaminan fidusia. Dalam hal ini karena adanya suatu peralihan kepemilikan tersebut, maka dapat dipahami pula bahwa di dalam akta fidusia tersebut selain terkandung mengenai perjanjian penjaminan terkandung pula suatu akta cessie yang kemudian menyebabkan hak milik atas efek beragun aset tersebut beralih dari pihak debitur dalam hal ini adalah pemegang efek beragun aset kepada pihak kreditur. Karena pada dasarnya suatu perjanjian fidusia tersebut tidak menyebabkan adanya suatu peralihan benda secara fisik, maka hal tersebut menyebabkan jaminan fidusia tersebut dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusia. 326 Penyerahan jaminan fidusia itu kepada lebih dari satu kreditur akan menyebabkan terjadi suatu perikatan tanggung menanggung dimana dalam hal ini pihak yang lebih dari satu adalah pihak krediturnya. Dalam hal ini kreditur-kreditur tersebut bertindak bersama- sama yang dalam hal ini memberikan implikasi bahwa ketika debitur tersebut membayar seluruh utangnya kepada salah satu kreditur saja, maka menyebabkan debitur tersebut lepas dari segala tuntutan pihak kreditur-kreditur lainnya untuk pembayaran atas piutang bagiannya. 327 324 Pasal 5 ayat 1 UU No 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. 325 Pasal 6 UU No 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. 326 Pasal 8 UU No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia menyebutkan “ Jaminan fidusi dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusi atau kepada kuasa atau wakil dari penerima fidusia tersebut.” 327 Subekti, 2001, Hukum Perjanjian, cetakan kedelapan belas, Jakarta, Intermasa, hal 8 Telah disebutkan sebelumnya bahwa di dalam jaminan fidusia terjadi suatu peralihan hak milik atas objek jaminan fidusia berdasarkan kepercayaan. Universitas Sumatera Utara Oleh karenanya penyerahan jaminan fidusia kepada lebih dari satu kreditur, akan menyebabkan kepemilikan bersama atas dasar kepercayaan bagi para kreditur. Dalam hal ini pemegang efek beragun aset hendak membebankan efek yang dipegangnya melalui jaminan fidusia, dan memberikan jaminan fidusia tersebut kepada lebih dari satu kreditur. Maka karena adanya penyerahan hak milik atas dasar kepercayaan kepada kreditur-kreditur tersebut, maka kreditur-kreditur tersebut menjadi pemilik bersama atas efek beragun aset yang dijaminkan melalui jaminan fidusia tersebut kepemilikan yang diserahkan atas kepercayaan dengan maksud untuk dijadikan sebagai jaminan bagi pelunasan piutang atau adanya suatu kepemilikan bersama atas efek beragun aset tersebut oleh para kreditur. Oleh karena proporsional bagian kepemilikan dari masing-masing dari debitur tersebut tidak dapat ditentukan secara individualitas indvididualiteit berdasarkan asas individualitas indvididualiteit maka kepemilikan tersebut adalah kepemilikan tersebut merupakan kepemilikan yang terikat, dalam artian bahwa masing-masing kreditur tersebut tidak dapat mengalihkan hak milik atas objek jaminan fidusia tersebut secara masing-masing. d. Hak Untuk Mendapatkan Pelunasan Piutang Karena Hak Tanggungan Atas Rumah dan Tanah yang Dijadikan Jaminan pada Kredit Pemilikan Rumah KPR. Telah disebutkan sebelumnya bahwa efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan merupakan suatu surat berharga yang merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh pihak penerbit dengan menjadikan piutang-piutang yang terbit karena penyaluran kredit pemilikan rumah KPR sebagai dasar dan jaminan pembayaran bagi penerbitan efek beragun aset. Seperti yang telah disebutkan pula bahwa dalam penyaluran kredit pemilikan rumah tersebut terdapat pula suatu hak tanggungan atas nama kreditur asaloriginator bank yang menyalurkan KPR. Oleh karena adanya asas totalitas totaliteit dan asas tidak dapat Universitas Sumatera Utara dipisahkan onsplitsbaarheid, maka penyerahan piutang dari KPR tersebut mengakibatkan beralih juga hak tanggungan tersebut kepada pihak issuer. Dalam hal efek beragun aset dalam pembiayaan sekunder perumahan tersebut adalah efek yang bersifat partisipasi equity security yakni berupa unit penyertaan. Maka semua hak tanggungan yang melekat pada piutang-piutang yang dikumpulkan untuk dijadikan dasar bagi penerbitan unit penyertaan tersebut pool menjadi kepemilikan bersama yang terikat dari para pemegang efek beragun aset tersebut, dalam artian bahwa masing-masing pemegang efek beragun aset tidak dapat meminta secara sendiri-sendiri untuk dieksekusinya hak-hak tanggungan tersebut untuk melunasi piutang-piutang yang dimiliki yang terkandung dalam tiap-tiap efek-efek yang dimilikinya sesuai dengan proporsinya masing-masing. Sifat kepemilikan bersama yang terikat dari kumpulan piutang dan hak tanggungan tersebut dapat dilihat pada ketentuan KUHPerdata yang menyebutkan bahwa semua aturan tentang pembagian warisan tentang cara pembagian itu, begitu pula tentang kewajiban-kewajiban yang timbul dari aturan-aturan itu berlaku juga untuk pembagian pemberlakuan untuk pembagian harta benda perseroan di antara para peserta. 328 Akan tetapi seperti yang telah disebutkan sebelumnya juga bahwa walaupun pada dasarnya harta bersama pada suatu persekutuan adalah merupakan suatu kepemilikan bersama yang terikat yang dalam artian bahwa tiap-tiap anggota persekutuan tidak dapat melakukan tindakan hukum sesuka hatinya atas harta benda persekutuan, tetap saja bahwa karena dalam pembentuk persekutuan perdata itu diperlengkapi dengan unit penyertaan yang berupa suatu surat berharga yang dapat dikatakan sebagai suatu tanda bukti kepemilikan atas harta kepemilikan bersama berdasarkan proporsionalitas, maka dalam hal ini masing-masing anggota persekutuan perdata tersebut tetap dapat melakukan perbuatan hukum bebas atas Sementara telah disebutkan sebelumnya bahwa suatu harta warisan memiliki sifat kepemilikan bersama yang terikat. 328 Pasal 1652 KUHPerdata Universitas Sumatera Utara kepemilikan bersama atas harta persekutuan perdata sejauh tiap-tiap unit penyertaan yang dimiliki oleh masing-masing anggota persekutuan tersebut. Oleh karenanya hak-hak yang dimiliki oleh pemegang efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan yang bersifat ekuitas equity security ini untuk mendapatkan pelunasan piutangnya dari benda-benda tak bergerak yang menjadi objek hak tanggungan merupakan hak-hak bersama yang terikat dari pemegang efek beragun aset yang pelaksanaan atau pemenuhan hak tersebut hanya dapat dilakukan oleh pihak yang dalam hal ini bertindak sebagai pengurus persekutuan perdata reksa dana, yakni manajer investasi e. Hak Untuk Mendapatkan Keterbukaan atas Fakta Materil. Pada umumnya pasar modal mempunyai makna yang sama dengan pasar itu sendiri yakni sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli, namun di dalam pasar pada umumnya barang-barang yang dijual itu bersifat heterogen, dimana barang apa saja dapat dijual di pasar sepanjang tidak melawan hukum. Hal ini sedikit berbeda dengan pasar modal itu sendiri dimana barang yang dijual di dalam pasar modal itu cenderung bersifat homogen yakni berupa efek atau surat berharga waarde papier, dimana efek tersebut dapat bersifat utang Surat Utang atau bersifat porsi kepemilikian dari suatu perusahaan sahamequity kedua hal tersebut di dalam kajian hukum perdata disebut sebagai benda tak berwujud sebagaimana termaktub di dalam ketentuan Pasal 503 KUHPerdata yang antara lain menyebutkan “ ada benda yang berwujud ada benda yang tidak berwujud”. Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial asset pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi melalui pasar sekunder. Berlangsungnya fungsi pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan ”kriteria pasarnya” secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan Universitas Sumatera Utara riil ekonomi secara keseluruhan 329 Nilai atau kualitas dari suatu surat berharga sangat bergantung pada tingkat kualitas dari pihak yang menerbitkan dan menjual surat berharga tersebut kepada masyarakat dimana dalam kajian pasar modal perusahaan tersebut disebut sebagai emiten. Ketika harga dari surat berharga yang diterbitkan oleh emiten tersebut benar-benar telah merepresentasikan kualitas dari surat berharga tersebut, maka keadaan inilah yang disebut sebagai suatu mekanisme pasar yang efisien yakni ketika harga surat berharga yang diterbitkan oleh emiten benar-benar sepenuhnya merupakan refleksi dari seluruh informasi mengenai kualitas dari surat berharga yang tersedia. . Pasar modal diadakan untuk tujuan mempertemukan orang-orang yang membutuhkan dana dengan orang-orang yang mempunyai kelebihan dana untuk di investasikan kepada orang-orang yang membutuhkan dana tersebut, akan tetapi penjual dan pembeli pada pasar modal sebenarnya tidak pernah bertemu atau berpapasan muka pada suatu tempat tertentu, kehadiran kepentingan penjual dan pembeli di pasar modal diwakili oleh para pelaku pasar modal yang lain, yakni antara lain broker atau pialang, custodian, wali amanat dan lain-lain. Hal ini merupakan perbedaan yang paling mencolok antara pasar modal dengan pasar pada umumnya. Permasalahan yang sering terjadi sebagai akibat dari tidak bertemunya penjual dan pembeli pada pasar modal secara langsung adalah mengenai informasi dari pada surat berharga yang dijual di pasar modal, tentu para investor dalam hal ini tidak mau untuk membeli suatu surat berharga yang kualitasnya rendah, maka penilaian harga atas surat berharga tersebut seharusnya sesuai dengan nilai atau kualitas dari surat berharga itu sendiri. 330 329 Pandji Anoraga, Piji Pakarti, 2001,Pengantar Pasar Modal,Semarang, Rineka Cipta, hal 5 330 Lynn A Stout, “The Unimfortance of being efficient; An Economic Analysis of Stock Market Pricing and Securites Regulation“, Michigan Law Review Vol,87, Desember 1988, hal 615. Dalam hal ini jelaslah bahwa kepentingan pembeli surat berharga atau dalam hal ini masyarakat investor untuk mendapatkan barang dengan harga yang sesuai dengan kualitas dari surat berharga tersebut merupakan salah satu kebendaan hukum yang Universitas Sumatera Utara utama di dalam pengaturan hukum di pasar modal dimana hal tersebut hanya dapat terwujud ketika pihak emiten dalam hal ini mau terbuka atas segala informasi-informasi yang berkenaan dengan kualitas dari surat berharga yang diterbitkan olehnya. Pihak otoritas pasar modal yang mana di Indonesia dipegang oleh Bappepam 331 Dalam kerangka penerbitan efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan fakta materil yang perlu diketahui oleh para calon investor bukanlah mengenai kualitas perusahaan yang menerbitkan efek beragun aset yang dapat berupa obligasi ataupun berupa saham tersebut, karena dalam hal ini perusahaan yang menerbitkan dan yang menawarkan efek beragun aset berupa obligasi pada penawaran umum tersebut adalah suatu perusahaan special pupose vehicle SPV harus dapat mewajibkan para emiten untuk dapat bersifat terbuka. Pelaksanaan hal inilah yang dalam kajian hukum pasar modal disebut prinsip keterbukaan disclosure principle. 332 331 Berdasarkan Pasal 6 huruf b UU No 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan,yang mana antara lain menyebutkan bahwa otoritas jasa keuangan memiliki tugas untuk mengatur dan mengawasi kegiatan jasa keuangan di pasar modal, dengan demikian pada sekarang ini pemegang otoritas pasar modal di Indonesia adalah Otoritas Jasa Keuangan. 332 Menurut Pasal 1 angka 15 Perpres no 19 Tahun 2005 tentang pembiayan sekunder perumahan, yang dimaksud dengan perusahaan Special Purpose Vehicle adalah perseroan terbata yang ditunjuk oleh lembaga keuangan yang melaksanakan kegiatan pembiayan sekunder perumahan yang khusus didirikan untuk membeli aset keuangan dan sekaligus menerbitkan efek beragun aset. dan perusahaan yang menerbitkan dan menawarkan efek beragun aset berupa sahampartisipasi adalah lembaga keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Perpres No.19 Tahun 2005. Tentu saja kualitas perusahaan SPV tersebut tidak memiliki hubungan dengan kualitas dari efek beragun aset berupa obligasi yang diterbitkan dan ditawarkan oleh perusahaan SPV tersebut begitu juga bahwa kualitas lembaga keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Perpres No.19 Tahun 2005 tidak terlalu bersifat dominan untuk memberikan pertimbangan kepada calon investor untuk membeli atau tidak saham yang ditawarkan tersebut dibandingkan kualitas dari pada aset yang dijadikan dasar penerbitan efek beragun aset tersebut, oleh karenanya tidak akan mempengaruhi para calon investor untuk membeli atau menjual efek beragun aset berupa obligasi atau saham, tersebut. Universitas Sumatera Utara Dalam Pasar modal, masyarakat pemodal membeli suatu komoditi yang sangat abstrak dan oleh karenanya kualitas dari komoditi tersebut yaitu saham danatau obligasi ditentukan oleh kualitas informasi yang tersedia dari perusahaan emiten yang bersangkutan. Apabila informasi tidak tersedia berarti kualitas dari barang yang diperjual-belikan sama seperti apa yang ditawarkan pada rumah-rumah judi. Dalam hal ini, peranan dari pada lembaga-lembaga penunjang pasar modal seperti: akuntan publik, notaris, konsultan hukum, penjamin emisi, penilai dan wali amanat adalah amat diperlukan. Pada awal ketika calon emiten berniat go public akan sangat menentukan kualitas akhir instrumen pasar modal yang akan dikeluarkan. 333 Oleh karenanya untuk menentukan fakta materil adalah sesuatu yang penting dalam rangka pembiayaan sekunder perumahan. 334 Permasalahan mengenai fakta materiil ini erat kaitannya hukum jual-beli, karena memang kegiatan pembiayan sekunder perumahan yang ditawarkan melalui mekanisme penawaran umum yakni penawaran melalui proses pasar modal pada hakikatnya merupakan suatu proses jual-beli surat berharga yakni efek beragun aset berupa obligasi. Selain dari pada itu di dalam proses penerbitan efek beragun aset maka bank sebagai originator atau pihak yang aset keuangannya dijadikan dasar penerbitan efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan pada dasarnya melakukan perbuatan hukum berupa jual beli piutang sebagaimana diatur di dalam Bagian 5 Buku Ke III KUHPerdata kepada perusahaan SPV ataupun kepada lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk itu sebagaimana dimaksud di . Jadi apabila fakta-fakta materil apa yang perlu diketahui tersebut dapat ditelisik maka dapat ditentukan sejauh mana perlindungan hukum dapat diberikan kepada pembeli efek beragun aset tersebut dan kepada siapa pertanggungjawaban hukum dapat dibebankan. 333 Pandji Anoraga, Piji Pakarti Opcit hal 6 334 Pasal 1 angka 7 UU no 8 Tahun 1995 tentang pasar modal menyebutkan “ informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa , kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan keputusan pemodal, calon pemodan, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”. Universitas Sumatera Utara dalam ketentuan Pasal 3 Perpres No.19 Tahun 2005, yang mana jual beli tersebut harus merupakan suatu jual-beli putus 335 Dalam hal ini maka fakta materil yang perlu diketahui adalah mengenai kualitas piutang yang dijadikan dasar bagi penerbitan efek beragun aset yang dalam hal pembiayaan sekunder merupakan piutang yang terbit dari penyaluran kredit pemilikan rumah KPR. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam tahapan proses sekuritisasi dilakukan proses accumulation, warehousing dan aggregation. Ketiga kegiatan itu merupakan kegiatan . Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya pembiayaan sekunder perumahan adalah proses pengalihan piutang yang terbit dari penerbitan KPR oleh bank sebagai pemilik piutang yang pada akhirnya berhilir kepada pembeli efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan melalui perbuatan jual-beli piutang dan penerbitan surat berharga atau efek. Oleh karenanya di setiap perbuatan pengalihan piutang baik yang dilakukan melalui jual-beli piutang maupun melalui penerbitan efek beragun aset maka akan ada juga proses pengalihan hak kebendaan juga yang mana hak kebendaan tersebut pada akhirnya akan beralih kepada pembeli efek beragun aset. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa fakta materil pada pembiayaan sekunder perumahan pada dasarnya adalah suatu fakta atau informasi yang dapat mempengaruhi calon investor pembeli efek beragun aset akan membeli atau tidak efek beragun aset yang diterbitkan pada pembiayaan sekunder perumahan, informasi-informasi tersebut pada dasarnya adalah sesuatu yang melekat pada permasalahan apa-apa saja hak-hak kebendaan yang dimiliki oleh pembeli efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan dan bagaimana keadaan atau kondisi dari hak-hak kebendaan tersebut sehingga pembeli efek beragun aset pada pembiayaan sekunder menjatuhkan keputusan untuk melakukan pembelian efek beragun aset pada pembiayaan sekunder perumahan. 335 Pasal 4 ayat 3 huruf a Peraturan Bank Indonesia No.74PBI2005. Universitas Sumatera Utara yang dilakukan dengan tujuan untuk melakukan pengelompokkan piutang-piutang yang akan akan dijual kepada masyarakat investor. Pengelompokkan piutang-piutang ini dilakukan berdasarkan pada sifat dan jenis-jenis piutang , saat jatuh tempo pembayaran, saat berakhirnya piutang, kemungkinan pembayaran lebih awal dan lain sebagainya, yang memungkinkan agar pembayaran dari debitur piutang asal tersebut dapat di”match”dengan saat jatuh tempo dengan saat jatuh tempo pembayaran kepada masyarakat investor. 336 Kemudian setelah dilakukannya accumulation, warehousing dan aggregation maka piutang- piutang tersebut disusun berdasarkan peringkatnya dalam lembaga credit rating. Credit rating dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dari pada kelayakan kredit individual atau korporasi. Hal itu dilakukan berdasarkan pada historis pembayaran, dan ketersediaan dan luasnya dari pada kewajiban. 337 Credit rating dilakukan oleh credit rating agency. Credit rating agency merupakan perusahaan yang melakukan penilaian terhadap kualitas piutang-piutang yang dijual dan dijadikan dasar bagi penerbitan efek beragun aset. Dalam praktik dikenal beberapa lembaga yang melaksanakan kegiatan penilaian ini. Lembaga-lembaga itu antara lain Moody;s, SP, Fitch IBCA, Duff Phelps. 338 Standard Poors Credit Rating atau SP membedakan penilaian piutang jangka panjang long term debt ke dalam jenis-jenis berikut : 339 a AAA = memiliki kemampuan yang luar biasa bagus untuk memenuhi kewajibannya b AA = memiliki kemampuan yang sangat bagus untuk memenuhi kewajibannya c A = Memiliki kemampuan yang bagus untuk memenuhi kewajibannya, tetapi dapat rentan terhadap perubahan keadaan ekonomi yang buruk. 336 Ibid 337 http:www.investopedia.comtermsccreditrating.asp , diakses pada tanggal 23-02-2013 338 Gunawan Widjaja dan E Paramitha Sapardan, Op.cit, hal 32. 339 Ibid , hal 32-33 Universitas Sumatera Utara d BBB = Memiliki kemampuan yang memadai untuk memenuhi kewajibannya, tetapi rentan terhadap perubahan keadaan ekonomi yang buruk. e BB = spekulatif tetapi tidak terlalu mudah berubah oleh keadaan yang buruk. f B = spekulatif dan lebih mudah berubah oleh keadaan buruk. g CCC = mudah berubah, bergantung pada keadaan ekonomi yang baik. h CC = Sangat mudah berubah i DDD = secara khusus atau dalam keadaan umum berada dalam keadaan cedera janji. j r = memiliki risiko nonkredit yang signifikan k N.R =No Rating tidak dinilai Berbeda dari SP, Moody’s memberikan peringkat penilaian piutang jangka panjangan menjadi sebagai berikut : 340 a Aaa = kualitas terbaik, pembayaran pokok pinjaman dan bunga terjamin pemenuhannya. b Aa = kualitas tinggi c A = pokok pinjaman dan bunga cukup terjamin pemenuhannya. d Baa = pokok pinjaman dan bunga cukup tampak cukup terjamin pemenuhannya, tetapi ada hal-hal tertentu yang dapat menyebabkan kegagalan. e Ba = secara moderat pokok pinjaman dan bunga tampak terjamin f B = sedikit kepastian mengenai pemenuhan pokok pinjaman dan bunga g Caa = jaminan pemenuhan tidak cukup bagus, unsur-unsur yang ada dewasa ini menunjukkan kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pemenuhan pokok pinjaman dan bunga. h Ca = sangat spekulatif, sering berada dalam keadaan cedera janji. i C = sangat buruk sekali peringkatnya. 340 Ibid, hal 34 Universitas Sumatera Utara Fitch juga mempunyai standar penilaian piutang jangka panjang yang berbeda, yaiu sebagai berikut : 341 a AAA = memiliki kemampuan yang luar biasa bagus untuk memenuhi kewajibannya. b AA = memiliki kemampuan yang sangat bagus untuk memenuhi kewajibannya. c A = memiliki kemampuan yang bagus untuk memenuhi kewajibannya, tetapi dapat rentan terhadap perubahan keadaan ekonomi yang baik. d BBB = memiliki kemampuan yang memadai untuk memenuhi kewajibannya, tetapi rentan terhadap perubahan keadaan ekonomi yang baik. e BB = kemungkinan terjadi perubahan dalam tingkat risiko kredit, spekulatif. f B = risiko kredit yang cukup signifikan, kemampuan untu memenuhi kewajibannya dipengaruhi keadaan ekonomi yang baik. g CCC = cedera janji dapat terjadi, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya bergantung pada keadaan ekonomi yang baik. h CC = kemungkinan cedera janji sangat besar. i C = cedera janji sudah di depan mata. j DDD = segera atau sudah cedera janji, kemungkinan untuk pengembalian paling tinggi. k DD = segera atau sudah cedera janji, kemungkinan pengembalian 50 sampai 90 l D = segera atau sudah cedera janji, kemampuan untuk pengembalian kurang dari 50 . 2. Hak Kebendaan pada Efek Beragun Aset yang Bersifat Utang. Hak kebendaan pada efek beragun aset yang bersifat utang ini debt security, sebenarnya juga memiliki hak yang sama dengan hak kebendaan pada efek beragun aset yang 341 Ibid, hal 35-36, Universitas Sumatera Utara bersifat ekuitas, hanya saja ada juga hak yang dimiliki pada efek beragun aset yang bersifat utang namun tidak dimiliki pada efek beragun aset yang bersifat ekuitas, hak itu antara lain adalah hak untuk mendapatkan bunga dan hak untuk mendapatkan pelunasan piutang dari harta kekayaan penerbit. a. Hak untuk mendapatkan Bunga Telah disebutkan sebelumnya bahwa apa yang dimaksud sebagai efek beragun aset yang bersifat utang ini disebut sebagai Mortgage Backed Bond yakni merupakan suatu jenis dari pada obligasi. Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang dikeluarkan oleh peminjam, dengan kewajiban untuk membayar kepada bond holder pemegang obligasi sejumlah bunga tetap yang telah ditetapkan sebelumnya. 342 Jenis bunga ini telah ditetapkan sejak semula persentase bunga wajib dibayar perusahaan. Karena bunganya tetap, maka pergerakan harga obligasi di pasar sekunder umumnya mempunyai arah yang berlawanan dengan pergerakan tingkat bunga yang berlaku umum. Jadi obligasi suku bunga tetap memilik kupon bunga dengan besaran tetap yang dibayar secara tetap yang dibayar secara berkala sepanjang masa berlakunya obligasi. Jad dapat dilihat bahwa bunga yang dimaksud disini adalah bunga yang diperjanjikan oleh pihak penerbit efek beragun aset yang bersifat utang tersebut dan tercantum di dalam efek beragun aset yang bersifat utang tersebutmortgage backed bond. Adapun jenis-jenis bunga pada obligasi tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Tingkat bunga tetap 343 342 Arthur.J.Keown, 1996, Basic Financial Management, 7th edtition, Prentice Hall International. 343 Adrian Sutedi, Op.cit hal 8 2. Tingkat bunga mengambang. Universitas Sumatera Utara Berbagai cara dapat dipakai dalam menetapkan tingkat bunga mengambang, misalnya dikaitkan dengan tingkat bunga yang berlaku bagi deposito beberapa bank pemerintah, atau dengan LIBOR atau SIBOR. Namun adakalanya tingkat bunga ditetapkan tetap untuk tahun pertama dan mengambang untuk tahun-tahun berikutnya. Jadi, Obligasi suku bunga mengambang memiliki kupon yang perhitungan besaran bunganya mengacu pada suatu indeks pasar uang seperti LIBOR atau Euribor. 344 Jadi, dalam hal ini para pemegang efek beragun aset yang bersifat utang mortgage backed bond ini harus memperhatikan jenis bunga pada obligasi yang dipegangnya untuk mengetahui sejauh mana hak-hak yang dapat diperolehnya mengenai bunga tersebut. Juga perlu diperhatikan bahwa tidak semua obligasi tersebut mempunyai bunga tertentu, ada juga obligasi yang di dalamnya tidak terkandung bunga tertentu yang disebut zero coupond bond. Zero coupond bond adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari nilai pari. Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok utang pada saat jatuh tempo utang. 345 Hal ini berbeda dengan efek beragun aset yang bersifat utang debt securitymortgage backed bond, yang mana dalam hal ini pihak yang menjadi pemilik dari piutang-piutang b. Hak Untuk Mendapatkan Pelunasan Piutang dari Harta Kekayaan Penerbit. Dalam pembahasan mengenai efek beragun aset yang bersifat ekuitas equity security telah disebutkan bahwa sifatnya adalah bahwa para pemegang efek tersebut bersama-sama memiliki piutag-piutang yang dikumpulkan oleh pihak penerbit atas debitur-debitur asal dari piutang ini nasabah debitur yang menerima KPR dari bank. Dengan demikian hubungan kreditur- debitur tersebut terjadi antara para pemegang efek dengan debitur-debitur asal tersebut nasabah debitur yang menerima KPR dari bank. 344 Ibid 345 Ibid, hal 6 Universitas Sumatera Utara yang dijadikan dasar bagi penerbitan efek beragun aset tersebut underlying asset adalah tetap pihak penerbit, jadi tidak ada pemindahan kepemilikan piutang-piutang tersebut dari pihak penerbit kepada pihak pembeli pemegang mortgage backed bond tersebut. Karena obligasi ini sebenarnya merupakan suatu surat tanda bukti hutang jangka panjang, maka sebenarnya perikatan dasar dari efek tersebut utang piutang, yakni antara pembelipemegang efek beragun aset sebagai kreditur dengan pihak penerbit sebagai debitur. Oleh karena dalam hal ini yang menjadi pihak debitur adalah pihak penerbit maka tentu saja debitur dalam hal ini bertanggung jawab atas pelunasan utangnya tersebut dengan harta kekayaannya dari pihak penerbit tersebut, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata. Jadi dalam hal ini pemegang efek beragun aset tersebut selain memiliki jaminan pembayaran piutangnya selain atas harta kekayaan debitur asal memiliki juga jaminan pembayaran piutangnya atas harta kekayaan dari pihak penerbit. Dalam hal menjalankan hak-hak kebendaan atas efek beragun aset yang bersifat utang tersebut oleh pembelinyapemegangnya juga hanya dapat dilakukan melalui perantara yang disebut sebagai wali amanat. Wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang. 346 Wali amanat dalam hal menjalankan kepentingan dari para pemegang mortgage backed bond maka wali amanat mengadakan Rapat Umum Pemegang Obligasi RUPO. Wali amanat sebenarnya adalah suatu lembaga yang memberikan perlidungan dalam proses pembuatan suatu perikatan dalam hal ini perjanjian perwaliamanatan dan pemantauan terhadap perikatan tersebut bagi pemegang kepentingan obligasi atau investor oleh karena itu wali amanat diberikan batas bahwa wali amanat tidak boleh memiliki hubungan kredit dengan emiten karena wali amanat biasanya adalah bank. 347 346 Pasal 1 angka 30 UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 347 Adrian Sutedi, Op.cit hal 53. Universitas Sumatera Utara

B. Mekanisme Peralihan Hak Kebendaan Pada Efek Beragun Aset Pada Pembiayaan Sekunder Perumahan.