Besarnya Biaya Tambahan yang Dikeluarkan

melaksanakan masa pemeliharaan karena nilai proyek habis untuk pengadaan material dan kebutuhan lainnya. 55 Menanggapi hal ini kelima penyedia jasa konstruksi juga membenarkan bahwa akibat kenaikan harga material yang lebih dari 40 dari nilai RAB sehingga keuntungan yang semula diharapkan sebesar 20 persen dari nilai proyek telah habis untuk mengejar target penyelesaian pekerjaan sedangkan untuk pelaksanaan masa pemeliharaan tidak lagi memiliki dan sehingga perusahaan tidak melaksanakan pembangunan sampai dengan selesai. Terhadap hal tersebut pihak penyedia jasa seharusnya dapat mengajukan addendum guna pembaharuan kontrak. Namun hal tersebut telah terlambat untuk dilakukan disamping kelima kontrak tersebut yang merupakan kontrak lump sump dan harga satuan dan bersifat tetap. 56 Dengan demikian, jelas bahwa faktor kenaikan harga bahan bangunan merupakan salah satu faktor penyebab tidak dilaksanakannya kewajiban pelaksana jasa dalam penyelesaian proyek.

6. Besarnya Biaya Tambahan yang Dikeluarkan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pihak penyedia jasa juga dianggap tidak selesai melaksanakan pembangunan dan penyelesaian pekerjaan sehingga pihak penyedia jasa konstruksi mendapatkan surat teguran secara lisan dari pihak 55 Adjar Sabdo Budi, Inspektur II Kedeputian Pengawasan BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 17 Februari 2009. 56 Zulkifli Ali, Muzakkir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman Putra, Penyedia Jasa, Wawancara, tanggal 10 – 12 Februari 2009. Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009 pengguna jasa melalui deputi pengawasan yang dilakukan oleh konsultan pengawas supaya dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan oleh penyedia jasa karena guna menyelesaikan pekerjaan tepat waktu terlalu banyak memerlukan tenaga kerja dan biaya sehingga penyedia jasa tidak mampu menyediakan dana yang besar akibat kondisi di lapangan tidak sesuai dengan nilai kontrak. 57 Diakui memang sebelum pelaksanaan pekerjaan pembangunan rumah korban tsunami tidak ada masalah dengan nilai kontrak, namun setelah pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut terdapat kendala di lapangan diantaranya disamping harga material yang melonjak naik dengan tinggi juga barang-barang bangunan sulit didapatkan di daerah Aceh pada waktu itu. menurut kontraktorpenyedia jasa yang bergerak dibidang konstruksi pembangunan rumah tsunami di Aceh seperti ada permainan harga barang material, padahal stok kayu sangat banyak namun ini sepertinya ada cukong-cukong yang bermain atau memonopoli barang-barang tersebut sehingga kayu bisa banyak di suatu tempat yang tidak bisa diprediksikan dimana keberadaannya. kalaupun ada barangnya tapi harganya sangat tinggi beda dari harga-harga normal biasanya baik di daerah Aceh khususnya maupun daerah-daerah lain diluar provinsi Aceh. disamping itu tidak terlepas juga pengusaha-pengusaha luar Aceh yang datang mengadu nasib dengan mendirikan tempat-tempat usaha seperti pabrik-pabrik baik itu pabrik 57 Zulkifli Ali, Muzakir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman Putra, Tanggal 27-28 Februari 2009. Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009 Batu bata, jadi pengusaha kayu, toke toko bangunan, tempat galian C dan lain- lain, dengan cara menyewa tanah dalam jangka panjang dari masyarakat setempat. dari hasil usaha mereka menjualnya sangat tinggi tidak kepada penyedia jasa saja tetapi kepada masyarakat biasa yang membutuhkan juga sama. Dalam Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam pengerjaan pembangunan perumahan dan permukiman oleh penyedia jasa sulit mendapatkan material terutama batu bata yang harus didatangkan dari luar Aceh seperti Medan dan Pekan Baru, stok batu bata Aceh sudah habis di borong oleh kontraktor-kontraktor yang pembangunannya membutuhkan material yang besar. disamping harganya mahal kualitasnya diragukan juga, ketika sudah sampai kelokasi proyek banyak batu bata yang patah dan hancur faktor ukurannya pun agak kecil dan tipis. Selain daripada itu faktor lokasi antara satu rumah dengan rumah yang lain tidak dekat saling berjauhan dan juga lokasi menuju tempat pembangunan rumah tidak semulus yang diperkirakan sebelumnya karena curah hujan yang lebat sehingga barang material yang didatangkan hanya ditaruh diperempatan jalan yang dekat lokasi proyek, yang mengakibatkan tidak tercapainya barang material ke lokasi tujuan tepat pada waktunya, supaya bisa mencapai kelokasi penyedia jasa harus membuat terlebih dahulu badan jalan menuju lokasi proyek dengan menimbun dan menambah pelebaran badan jalan melakukannya pada saat cuaca cerah. tetapi sebelumnya kontraktorpenyedia jasa guna mengantisipasi hal Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009 tersebut dengan memakai tenagajasa masyarakat setempat untuk mengangkat barang material walaupun tidak efesien, seperti yang dialami oleh PT. Jasa Mandiri dan CV. Putera H-Dua, kedua penyedia jasa tersebut mengambil lokasi di dua desa yang berbeda tetapi masih satu Kecamatan Baitussalam. oleh karena kedua hal tersebut kontraktorpenyedia jasa harus mengeluarkan dana buat pengerjaan badan jalan dan pengupahan tenaga masyarakat. Hal yang sama juga dialami oleh PT. Putera Sinar Desa yang berlokasi di Kecamatan Leupung. Kalau bagi PT. Jasa Adek dan PT. Aceh Setia Abadi mungkin tidak ada masalah dengan kondisi jalan menuju lokasi proyek karena lokasi proyek agak dekat dengan jalan utama, nah sepanjang air pasang dari laut tidak menggenangi desa tersebut, pemasukan material tidak mengalami hambatan yang berarti. Dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman korban tsunami di Kabupaten Aceh Besar pihak penyedia jasa harus berurusan dengan pihak Gerakan Aceh Merdeka yang bermarkas di daerah itu yang meminta fee sebesar 5 lima persen dari nilai kontrak, dengan dalih pengamanan atau pajak nanggroe, apabila tidak diberikan proyek akan dihentikan dan berada dibawah penguasaan mereka GAM. Bagi penyedia jasa uang muka DP sebagai modal awal pengerjaan proyek yang sedang dikerjakannya, karena untuk memenuhi kebutuhan material dilokasi proyek membutuhkan modal yang besar, penyedia jasa hanya bisa mengandalkan dari uang muka DP sebesar 20 dua puluh persen yang telah diterima. Oleh sebab itu untuk menghindari dari hal-hal yang Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009 tidak diinginkan penyedia jasa menyisihkan dana uang muka DP tadi kepada GAM sebesar 20 dua puluh persen sehingga pelaksanaan pembangunan rumah bagi korban tsunami agar tetap terlaksana kendati dana akan kebutuhan material dan ongkos pekerja dilapangan sudah tidak mencukupi semua dan sisa harus dibayarkan pada tahapan selanjutnya. 58 Pada tahun 2005 pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman korban tsunami harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu faktor masyarakat, agama, budaya, adat istiadat. disamping itu faktor situasi dan kondisi yang tidak menentu adalah keberadaan Pihak Gerakan Aceh Merdeka yang dirasakan sangat mempunyai peranan yang kuat dikala itu. kalaupun ada penyedia jasa yang dimintakan fee sebesar 5 lima persen oleh pihak Gerakan Aceh Merdeka sudah menjadi resiko pihak penyedia jasa itu sendiri. Melesetnya waktu penyelesaian pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman korban tsunami diakibatkan penyedia jasa harus membangun badan jalan agar bisa tembus atau terlewati ke lokasi proyek tidak menjadi alasan bagi penyedia jasa untuk tidak menyelesaikan tepat pada waktu yang ditentukan dalam kontrak, karena sebelum pelaksanaan konstruksi penyedia jasa sudah melakukan pengecekan ke lapangan atau lokasi proyek. 59 58 Zulkifli Ali, Muzakkir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman Putra, Wawancara, tanggal 20 – 21 Februari 2009. 59 Adjar Sabdo Budi, Inspektur II Kedeputian Pengawasan BRR NAD – NIAS, Wawancara, Tanggal 17 Februari 2009 Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009

7. Kelalaian Penyedia Jasa