b. Teori adequate Van Kries
Menurut teori ini suatu peristiwa dianggap sebagai akibat dari peristiwa lain, apabila peristiwa yang pertama secara langsung diakibatkan oleh peristiwa
yang kedua dan menurut pengalaman dapat diduga akan terjadinya hal tersebut.
Terhadap wanprestasi tersebut, penyedia jasa yang gagal melaksanakan kewajibannya tersebut, diberikan hak pembelaan untuk mengajukan alasannya
terhadap kegagalannya dalam melaksanakan prestasi tersebut. Ada tiga macam alasan pembelaan yang dapat dipergunakan oleh pihak yang wanprestasi, yaitu:
a. Adanya keadaan memaksa force mejeure, yaitu suatu keadaan yang terjadi
diluar kemampuan manusia untuk menduga atau menanganinya, sehingga pelaksanaan dari perjanjian atau perikatan itu menjadi hal yang mustahil
ataupun jika dapat dilaksanakan, maka pelaksanaannya akan menimbulkan kerugian yang demikian besar dari pihak penyedia jasa.
b. Bahwa pengguna jasa sendiri juga belum sepenuhnya melunasi seluruh
kewajibannya kepada penyedia jasa exeptio non ademleti contractus. c.
Bahwa pengguna jasa telah melepaskan haknya untuk meminta pelaksanaan prestasi tersebut dari penyedia jasa rechtsverwerking.
39
C. Prosedur yang Ditempuh Dalam Melakukan Penunjukan Langsung
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa penunjukan langsung merupakan salah satu sistem penetapan pelaksana kontrak kerja konstruksi tanpa melalui tender,
dimana pengguna jasa dapat memilih pelaksana jasa yang dipandang layak dan memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.
39
Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis, Lisens, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2001.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
Dalam menentukan pelakasana jasa yang akan ditetapkan sebagai pelaksana suatu proyek konstruksi dilakukan oleh panitia pemilihan langsung yang dibentuk
oleh Kepala KantorSatuan Kerja atau Pemimpin Proyek yang beranggotakan 5 orang yang terdiri dari unsur-unsur 1 Perencana pekerjaan, 2 penanggung jawab
keuangan dan 3 Penanggung jawab peralatan dan pemeliharaan. Kesemuanya merupakan orang yang terlibat dalam pelaksanaan pemilihan.
40
Penentuan penyedia jasa melalui pemilihan langsung dilakukan adalah untuk mencari penyedia jasa yang berbobot untuk melaksanakan pembangunan fisik ini,
juga berpedoman pada syarat yang harus dipenuhi oleh pelaksana jasakontraktor yang ingin ikut serta dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut yaitu telah lulus
prakualifikasi sesuai dengan bidang dan klasifikasi yang telah ditentukan dan tidak termasuk daftar hitam rekanan.
41
Syarat-syarat tersebut di atas merupakan syarat yang harus dipenuhi penyedia jasa sebelum pelelangan pekerjaan dilaksanakan dan ini merupakan seleksi
pendahuluan oleh pemerintah daerah, dalam hal ini dilaksanakan oleh panitia pelelangan pekerjaan. Sedangkan pada kualifikasi yang dinilai adalah kemampuannya
dalam menangani proyek. Termasuk kemampuan modal yang cukup untuk membiayai pekerjaan selama borongan itu belum diserahterimakan.
40
Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 13 Februari 2009.
41
Sarma Marpaung, Staf Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 14 Februari 2009.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
Adapun prosedur dilakukannya penunjukan langsung penyedia jasa guna pelaksanaan pembangunan rumah bantuan korban bencana tsunami menurutnya
adalah sudah tepat dengan mempertimbangkan keadaan tertentu hal ini diatur di lampiran I Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 dan Peraturan Presiden Nomor
70 Tahun 2005, pada bab I; yaitu : 1.
Penanganan darurat untuk keamanan dan keselamatan masyarakat yang masih dimungkinkan untuk mengadakan penunjukan langsung;
2. Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan teknologi
baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya sangat terbatas; 3.
Pekerjaan yang perlu dirahasiakan, yang menyangkut keamanan dan keselamatan negara yang ditetapkan oleh Presiden; dan atau
4. Pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan untuk kepentingan pelayanan
umum dalam hal ini bagi korban bencana, mempunyai risiko kecil, menggunakan teknologi sederhana, dan dilaksanakan penyedia jasa usaha
orang perseorangan dan badan Usaha Kecil.
42
Lebih lanjut dapat dijelaskan pula bahwa pelaksanaan penunjukan penyedia jasapelaksana konstruksi untuk pekerjaan pembangunan rumah bantuan korban
tsunami pada Kepala Satuan Kerja Perumahan dan Permukiman Wilayah I BRR NAD termasuk untuk wilayah Kabupaten Aceh Besar juga dilakukan dengan cara
penunjukan langsung ini dan dilaksanakan dengan beberapa persyaratan :
42
Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara. Tanggal 13 Februari 2009.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
1. Diundang sekurang-kurangnya 3 tiga penawar;
2. Pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran tidak perlu pada waktu
yang bersamaan; 3.
Peserta yang berbentuk badan usaha atau usaha orang perseorangan harus sudah diregistrasi pada lembaga;
4. Tenaga ahli dan tenaga terampil yang dipekerjakan oleh badan usaha atau
usaha perseorangan harus bersertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga.
43
Tata cara pemilihan pelaksana konstruksi dengan cara penunjukan langsung
terdiri dari: 1.
Undangan, yang dilakukan terhadap tiga penyedia jasa yang memenuhi syarat;
2. Penjelasan, penjelasan ini diberikan menyangkut dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan termasuk dengan memberikan pagu dana yang tersedia untuk pekerjaan yang bersangkutan;
3. Pemasukan penawaran, setelah mendengar penjelasan dan pagu dana yang
tersedia penyedia jasa yang diundang memasukkan penawaran atas pekerjaan dimaksud;
4. Dapat dilakukan negosiasi setelah ditentukan peringkatnya; negosiasi ini
dimaksudkan untuk menelaah dan menentukan berbagai spesifikasi yang mungkin dilakukan penggantian guna memudahkan penyedia jasa
melakukan penawaran;
5. Penetapan pemenang, hal ini dilakukan setelah panitia menilai semua
penawaran yang dilakukan oleh penyedia jasa yang diundang.
44
Kesemua kegiatan ini dilakukan dan diikuti oleh kelima penyedia jasa yang menjadi pemenang dalam pelaksanaan proyek pembangunan tersebut dan hal ini
dibenarkan oleh kelima penyedia jasa yang berhasil ditemui.
45
Setelah melalui prosedur penunjukan langsung tersebut, maka dalam penunjukan langsung terhadap
43
Sarma Marpaung, Staf Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, Tanggal 14 Februari 2009.
44
Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 13 Februari 2009.
45
Zulkifli Ali, Muzakkir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman Putra, Penyedia Jasa, Wawancara, tanggal 10 – 12 Februari 2009.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
kelima penyedia jasa yang dipilih sebagai sampel penelitian diterbitkan Surat Keputusan Kepala Satuan Kerja Perumahan Permukiman Satker Wilayah I BRR
NAD, yaitu : 1.
Surat Keputusan No. KU.08.08SKS-BRR-P2P6432005, jangka waktu pelaksanaan terhitung sejak 28 Oktober 2005 sampai dengan 6 Maret 2006
tentang Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan Perumahan Type – 36 berlokasi di Kecamatan Lhoknga Aceh Besar. Didalam Surat Keputusan tersebut
memutuskan bahwa : Pertama : Perusahaan : PT. Aceh Setia Abadi, Untuk Melaksanakan Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Type 36, sebanyak 37 tiga
puluh tujuh, Kecamatan : Lhoknga KabupatenKota : Aceh Besar, Harga : Rp. 1. 456.397.000,- satu milyar empat ratus lima puluh enam juta tiga ratus sembilan
puluh tujuh ribu rupiah Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran : 2005. Kedua : Untuk persiapan penandatanganan Surat Perjanjian Kontrak dan persiapan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kepada kontraktor yang ditunjuk tersebut diminta untuk penyiapan bahan-bahan: 1.Jaminan pelaksanaan berupa jaminan
Bank atau surrety bond dengan nilai minimal 5 lima persen dari nilai kontrak; 2. Jadwal waktu pelaksanaan schedule pekerjaan; 3. Mengusulkan site manager
beserta struktur pelaksana yang mempunyai wewenang penuh untuk bertindak dan mewakili atas nama perusahaan. Ketiga: Segala sesuatu yang berhubungan
dengan pekerjaan ini akan diatur dalam Surat Perjanjian Kontrak sesuai ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang pekerjaan tersebut.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
2. Surat Keputusan No.KU.08.08SKS-BRR-P2P6502005, jangka waktu
pelaksanaan terhitung sejak 28 Oktober 2005 sampai dengan 25 Maret 2006 tentang Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan Perumahan Type – 36
Lokasi Kecamatan Leupung, Kabupaten Aceh Besar. Didalam surat Keputusan tersebut memutuskan bahwa : Pertama : Perusahaan: PT. Putra Sinar Desa
berlokasi di Kecamatan Leupung; Untuk Melaksanakan Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Type 36, sebanyak 80 delapan puluh Unit, Harga :
Rp.3.144.422.000,- tiga Milyar seratus empat puluh empat juta empat ratus dua puluh dua ribu rupiah Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran : 2005. Kedua :
Untuk persiapan penandatanganan Surat Perjanjian Kontrak dan persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kepda kontraktor yang ditunjuk tersebut
diminta untuk menyiapkan bahan-bahan: 1.Jaminan pelaksanaan berupa jaminan Bank atau surrety bond dengan nilai minimal 5 lima persen dari nilai kontrak;
2. Jadwal waktu pelaksanaan schedule pekerjaan; 3. Mengusulkan site manager beserta struktur pelaksana yang mempunyai wewenang penuh untuk bertindak
dan mewakili atas nama perusahaan. Ketiga: Segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ini akan diatur dalam Surat Perjanjian Kontrak sesuai
ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang pekerjaan tersebut. 3.
Surat Keputusan No.KU.08.08SKS-BRR-P2P6432005, jangka waktu pelaksanaan terhitung sejak 28 Oktober 2005 sampai dengan 9 Februari 2006
tentang Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan Perumahan Type – 36 berlokasi di Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Didalam surat
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
Keputusan tersebut memutuskan bahwa : Pertama : Perusahaan: CV. Putera H – 2 Untuk Melaksanakan Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Type 36, sebanyak 17
Unit Kecamatan : Baitussalam, KabupatenKota : Aceh Besar. Harga : Rp.669.711.000,- enam ratus enam puluh sembilan juta tujuh ratus sebelas ribu
rupiah Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran : 2005. Kedua : Untuk persiapan penandatanganan Surat Perjanjian Kontrak dan persiapan pelaksanaan pekerjaan
di lapangan, kepda kontraktor yang ditunjuk tersebut diminta untuk menyiapkan bahan-bahan: 1.Jaminan pelaksanaan berupa jaminan Bank atau surrety bond
dengan nilai minimal 5 lima persen dari nilai kontrak; 2. Jadwal waktu pelaksanaan schedule pekerjaan; 3. Mengusulkan site manager beserta struktur
pelaksana yang mempunyai wewenang penuh untuk bertindak dan mewakili atas nama perusahaan. Ketiga : Segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ini
akan diatur dalam Surat Perjanjian Kontrak sesuai ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang pekerjaan tersebut.
4. Surat Keputusan No.KU.08.08SKS-BRR-P2P6372005, jangka waktu
pelaksanaan terhitung sejak 28 Oktober 2005 sampai dengan 6 Maret 2006 tentang Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan Perumahan Type – 36
sebanyak 40 empat puluh Unit, Lokasi Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar. Didalam surat Keputusan tersebut memutuskan bahwa : Pertama :
Perusahaan: PT. Jasa Mandiri. Untuk Melaksanakan Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Type 36, sebanyak 40 Unit Kecamatan: Baitussalam, KabupatenKota
: Aceh Besar. Harga : Rp. 1.564.940.000,- satu milyar lima ratus enam puluh
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
empat juta sembilan ratus empat puluh ribu rupiah Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran : 2005. Kedua : Untuk persiapan penandatanganan Surat Perjanjian
Kontrak dan persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kepeda kontraktor yang ditunjuk tersebut diminta untuk menyiapkan bahan-bahan: 1.Jaminan
pelaksanaan berupa jaminan Bank atau surrety bond dengan nilai minimal 5 lima persen dari nilai kontrak; 2. Jadwal waktu pelaksanaan schedule
pekerjaan; 3. Mengusulkan site manager beserta struktur pelaksana yang mempunyai wewenang penuh untuk bertindak dan mewakili atas nama
perusahaan. Ketiga : Segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ini akan diatur dalam Surat Perjanjian Kontrak sesuai ketentuan-ketentuan dalam
dokumen lelang pekerjaan tersebut. 5.
Surat Keputusan No. KU.08.08SKS-BRR-P2P6582005, jangka waktu pelaksanaan terhitung sejak 28 Oktober 2005 sampai dengan 25 Januari 2006
tentang Penunjukan Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan Perumahan Type – 36 berlokasi di Kecamatan Peukan Bada Aceh Besar. Didalam Surat Keputusan
tersebut memutuskan bahwa : Pertama : Perusahaan : PT. Jasa Adek, Untuk Melaksanakan Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Type 36, sebanyak 40
empat puluh tujuh Unit, Kecamatan : Peukan Bada KabupatenKota : Aceh Besar, Harga : Rp. 1. 572.648.000,- satu milyar lima ratus tujuh puluh dua juta
enam ratus empat puluh delapan ribu rupiah Sumber Dana : APBN Tahun Anggaran : 2005. Kedua : Untuk persiapan penandatanganan Surat Perjanjian
Kontrak dan persiapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kepada kontraktor
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
yang ditunjuk tersebut diminta untuk penyiapan bahan-bahan: 1.Jaminan pelaksanaan berupa jaminan Bank atau surrety bond dengan nilai minimal 5
lima persen dari nilai kontrak; 2. Jadwal waktu pelaksanaan schedule pekerjaan; 3. Mengusulkan site manager beserta struktur pelaksana yang
mempunyai wewenang penuh untuk bertindak dan mewakili atas nama perusahaan. Ketiga: Segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ini akan
diatur dalam Surat Perjanjian Kontrak sesuai ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang pekerjaan tersebut.
Setelah penunjukan langsung perjanjian pelaksanaan pekerjaan konstruksi juga dibuat dalam bentuk kontrak yang berisi perjanjian pemborongan seperti pada
kontrak konstruksi melalui pelelangan umum maupun pelelangan terbatas. Di dalam kontrak dimaksud juga ikut diperjanjikan hal-hal yang menjadi kewajiban
penyediapelaksana jasa konstruksi dalam masa pelaksanaan dan pemeliharaan bangunan kecuali dalam hal tertentu.
Kelima kontrak kerja konstruksi diatas merupakan kontrak lumpsump dan harga satuan dan bersifat tetap kecuali adanya perubahan pekerjaansyarat atau
pekerjaan tambah kurang atas perintah tertulis pihak pengguna jasa. Hal ini secara jelas disebutkan dalam Pasal 8 Surat Perjanjian. Karena kontrak ini bersifat lump
sump dan harga satuan nilai kontrak sebagaimana dimaksud bersifat tetap dan tidak dapat diadakan amandemen pertahapan kecuali ada perintah dari pengguna jasa.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
Kelima proyek di atas merupakan proyek yang dilakukan dengan cara penunjukan langsung sesuai dengan ketentuan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun
2003 yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2007 dengan membandingkan tiga pelaksana jasa yang lulus prakualifikasi. Kelima pelaksana jasa
telah menyetujui dan menyatakan sanggup dan bersedia menggunakan harga satuan negosiasi langsung. Penunjukan langsung ini dilaksanakan karena nilai kontraknya
kecil.
46
Dalam proses penunjukan langsung pelaksana jasa konstruksi yang ditunjuk belum tentu memenuhi klasifikasi yang baik, karena prosesnya tidak melalui
pelelangan terbuka yang biasanya menyaring pelaksana jasa konstruksi yang punya klasifikasi yang baik. Dalam penunjukan langsung kemungkinan tidak terlaksananya
kontrak sesuai dengan perjanjian sangat mungkin terjadi karena pelaksana jasa konstruksi yang ditunjuk langsung tersebut bisa jadi tidak memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam Pasal 17 ayat 5 Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barangJasa Pemerintah disebutkan bahwa dalam keadaan khusus pemilihan penyedia barangjasa dapat dilakukan dengan cara
penunjukan langsung terhadap 1 satu penyedia barangjasa. Dalam hal ini pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat dilakukan dengan cara melakukan negosiasi
46
Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 13 Februari 2009.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan hasil penelaahan pada kelima kontrak kerja konstruksi di atas diketahui bahwa penyediapelaksana jasa konstruksi diwajibkan menyelesaikan
pekerjaannya dalam jangka waktu 90 dan 120 hari Kalender sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja SPMK dan berakhir sampai dengan tanggal serah terima
pertama pekerjaan PHO Pasal 9 1 Surat Perjanjian. Jangka waktu 90 hari kalender dimaksud adalah lamanya pelaksanaan proyek oleh pelaksana jasa
konstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelaksanaan pembangunan rumah
bantuan yang dilakukan oleh kelima pelaksana jasa konstruksi. Tidak berjalan maksimal. Hal ini dapat dilihat dari adanya pelanggaran yang dilakukan khususnya
dalam pemenuhan kewajiban untuk membangun perumahan sesuai dengan spesifikasi teknis yang disepakati dan kewajiban lain yang dibebankan dalam kontrak dan jangka
waktu penyelesaian. Kondisi ini mengakibatkan sebagian bangunan mengalami keterlambatan atau tidak sesuai spesifikasi dan penggunaan bahan serta proses
pekerjaannya di lapangan tidak selesai tepat pada waktu serah terima pertama, yaitu tidak selesai dalam jangka waktu 90 dan 120 hari sesuai dengan ketentuan Pasal 9
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
Perjanjian karena kedua proyek tersebut telah berjalan lebih dari enam bulan sehingga menimbulkan permasalahan juga pada masa pemeliharaan.
47
Menurut Deputi Pengawasan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BRR NAD-NIAS, pelanggaran yang dilakukan oleh kelima pelaksana jasa konstruksi
tersebut merupakan pelanggaran dari kontrak khususnya mengenai jangka waktu penyelesaian pekerjaan. Pihak pelaksana konstruksi terkesan tidak memperhatikan
lagi kondisi dan situasi lapangan yang disebabkan faktor kejar target sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan sering kali tidak memperhatikan proses dan
kualitas dalam pelaksanaannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil kajian lapangan oleh Staf Pengawasan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BRR Nad-Nias, dimana
ditemukan bahwa pelaksanaan pembangunan konstruksi perumahan oleh kelima pelaksana jasa konstruksi tidak maksimal dan tidak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam perencanaan dan telah ditentukan dalam kontrak.
48
Menanggapi hal tersebut kelima pelaksana jasa konstruksi menjelaskan bahwa ketidakmampuan pihaknya menyelesaikan proyek pembangunan dan memenuhi
spesifikasi adalah diakibatkan pihaknya tidak mampu menyediakan bahan sesuai dengan harga yang ditentukan dalam kontrak, sehingga untuk mengejar target
penyelesaiannya pihak perusahaan harus berhemat agar tidak mengalami kerugian yang besar akibat tidak tersedianya bahan dan harga material yang jauh lebih tinggi
47
Bambang Sudiatmo, Deputi Bidang Perumahan dan Permukiman BRR NAD-NIAS, wawancara, tanggal 13 Februari 2009.
48
Ramli Ibrahim, Deputi Pengawasan BRR NAD-NIAS, Wawancara, tanggal 16 Februari 2009.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
dari nilai sebelumnya yang ditentukan dalam Rencana Anggaran Biaya. Padahal kontrak yang disepakati adalah lump sump contract dengan harga satuan yang bersifat
tetap sehingga dalam pelaksanaannya tidak dapat dirubah walaupun ada kenaikan harga material.
49
Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa apabila ditinjau dari pelaksanaan prosedur penunjukan langsung terhadap penyedia jasa yang menjadi pelaksana
proyek pembangunan perumahan bantuan yang didanai oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BRR NAD tersebut sebenarnya telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, hanya saja akibat kurang jelinya panitia pelaksana dalam menilai penyedia jasa tersebut mengakibatkan terjadinya Wanprestasi karena kemampuan finansial
penyedia jasa yang terbatas, dimana modal terbatas yang hanya berharap dari uang muka proyek yang dikerjakannya dan kemampuan tenaga kerja yang harus
didatangkan dari luar daerah.
D. Kedudukan dan Eksistensi dari Sub Kontraktor dalam Perjanjian