dari nilai sebelumnya yang ditentukan dalam Rencana Anggaran Biaya. Padahal kontrak yang disepakati adalah lump sump contract dengan harga satuan yang bersifat
tetap sehingga dalam pelaksanaannya tidak dapat dirubah walaupun ada kenaikan harga material.
49
Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa apabila ditinjau dari pelaksanaan prosedur penunjukan langsung terhadap penyedia jasa yang menjadi pelaksana
proyek pembangunan perumahan bantuan yang didanai oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi BRR NAD tersebut sebenarnya telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, hanya saja akibat kurang jelinya panitia pelaksana dalam menilai penyedia jasa tersebut mengakibatkan terjadinya Wanprestasi karena kemampuan finansial
penyedia jasa yang terbatas, dimana modal terbatas yang hanya berharap dari uang muka proyek yang dikerjakannya dan kemampuan tenaga kerja yang harus
didatangkan dari luar daerah.
D. Kedudukan dan Eksistensi dari Sub Kontraktor dalam Perjanjian
Pemborongan dan Konstruksi
Seringkali terjadi setelah ditunjukkan pihak kontraktor, maka kontraktor tersebut selanjutnya akan menunjuk pihak sub kontraktor untuk disubkan pekerjaan-
pekerjaan yang timbul dari kontrak tersebut.
49
Zulkifli Ali, Muzakkir, Muslim Kasim, Najib AR dan Firman putra, Penyedia Jasa, Wawancara, tanggal 10 – 12 Februari 2009.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
Yang dimaksud dengan sub kontraktor adalah pihak ketiga yang dilibatkan oleh pihak kontraktor utama untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban tertentu yang
terbit dari kontrak konstruksi antara pihak kontraktor utama dengan yang memborongkan pekerjaan mana dilakukan oleh sub kontraktor untuk dan atas mana
pihak kontraktor utama.
50
Secara hukum bahwa pihak yang memborongkan hanya mempunyai hubungan hukum dengan kontraktor utama, maka tidak ditemukan adanya hubungan
yuridis antara pihak yang memborongkan dengan sub kontraktor, kecuali ditentukan dengan tegas dan jelas di dalam kontrak, yang artinya bahwa jika sub kontraktor
tertera dengan jelas dan tegas dalam kontrak, maka pihak yang memborongkan telah mengetahui eksistensi dari pekerjaan sub kontraktor tersebut, sebab pihak yang
memborongkan telah mendapat jaminan bahwa pihak sub kontraktor dapat melakukan pekerjaan dengan mutu dan efiensi yang diharapkan.
Adakalanya sub kontraktor mempunyai hubungan langsung dengan pihak yang memborongkan. adapun alasan-alasan pihak yang memborongkan mempunyai
hubungan langsung dengan sub kontraktor, adalah dengan cara-cara sebagai berikut: a.
Apabila disebutkan dengan jelas untuk itu dalam kontrak; b.
Misalnya pembayaran kepada sub kontraktor dilakukan langsung oleh pihak yang memborongkan;
c. Dalam kontrak ditentukan bahwa pihak kontraktor diwajibkan
menginformasikan kepada pihak yang memborongkan termasuk adanya pihak lain untuk bekerjasama diantara mereka.
51
50
Munir Fuady, Op.Cit, hal. 183.
51
Ibid, hal. 186 – 187.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
Apabila kontraktor tidak menginformasikan adanya sub kontraktor yang bekerjasama dengan mereka dan tidak pula disebutkan dengan jelas didalam kontrak,
maka kontraktor bertanggungjawab kepada pihak yang memborongkan atas tindakan sub kontraktor, apabila sub kontraktor tersebut gagal memenuhi kewajibannya, maka
pihak yang memborongkan dapat mengajukan klaim atas kerugiannya kepada pihak kontraktor, karena dalam hal ini pihak yang memborongkan hanya mempunyai
hubungan yuridis kepada kontraktor bukan terhadap sub kontraktor. Namun dalam prakteknya dalam melaksanakan pembangunan, khususnya
dalam hal pembangunan rumah bagi korban Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam, kontraktor selalu mensub kontrakkan kepada sub kontraktor, dengan alasan mereka
tidak dapat meraup keuntungan jika mereka sendiri yang melakukan pembangunan tersebut. disini juga salah satu alasan mengapa rumah yang dibangun masih di bawah
standar. dan tidak sedikit kontraktor yang kabur setelah meraih fulus dikantongi bisa jadi karena dari awal sudah ada niat. sehingga tidak dipungkiri, dari seribu lebih
kontraktor yang melaksanakan program Rehabilitasi dan Rekonstruksi, banyak juga kontraktor yang telah dilapor ke kejaksaan karena kelalaian mereka tidak
menyelesaikan rumah. padahal mereka telah menarik 30 persen dari anggaran untuk membangun rumah tersebut.
52
Pihak kontraktor utama membuat suatu perjanjian tersendiri dengan subkontrakktor tanpa diketahui oleh pengguna jasa kontruksi di hadapan notaris
52
Aceh Recovery Forum, Senin, 29 Januari 2007.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
secara bersama-sama. Nah, disini akan melibatkan pihak notaris dalam hal pembuatan akta perjanjian untuk kepentingan para pihak, guna mengikat kedua belah pihak
dalam pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman korban tsunami di Provinsi NAD kedalam sebuah perjanjian pemborongan antara kontraktor utama dan
sub kontaktor. Perjanjian pemborongan dibuat untuk mengalihkan pekerjaan dari kontraktor utama kepada sub kontrakktor. Perjanjian pemborongan dibuat dalam
bentuk akta notaris atau cukup dilegalisasi oleh notaris saja, asalkan perjanjian tidak menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Notaris
dalam membuat suatu perjanjian pemborongan meminta dokumen yang selengkap- lengkapnya dari pihak kontraktor utama, kontrak tersebut akan dijadikan dasar dari
pembuatan perjanjian pemborongan antara kontraktor utama dengan subkontrakktor, dengan kata lain pihak kontraktor utama harus menyerahkan salinan kontrak asli
beserta dokumen-dokumen pendukung lainnya kepada notaris. Ada model kontraktor meminta jasa notaris dibuatkan perjanjian pemborongan pengalihan pekerjaan
pembangunan perumahan korban tsunami kepada sub kontraktor, kontrak tersebut adalah fotocopi palsu bukan salinan asli.
Ketika penulis konfirmasi dengan notaris di Banda Aceh bahwa, pada tahun 20052006 banyak dibuat perjanjian pemborongan pengalihan pekerjaan
pembangunan rumah tsunami baik dalam bentuk akte otentik maupun legalisasi. Notaris sangat hati-hati pada saat diminta oleh kontraktor untuk dibuatkan sebuah
perjanjian karena disamping dokumen-dokumen tidak lengkap mereka pun berani memalsukan surat-surat yang berhubungan dengan kontrak. Kejelian seorang notaris
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
pada saat itu sangat diperlukan, kalau tidak harus menanggung resiko perjanjian yang telah dibuatnya. Padahal sebuah akte hanya bernilai Rp. 300 sampai dengan 500 ribu.
Kalau seorang notaris yang kurang mengerti disamping keterampilan yang dimilikinya sangat minim ditambah tidak jeli dalam melihat suatu persoalan, besar
kemungkinan uang sebesar tersebut diatas bisa menjerumuskan notaris kedalam penjara.
Banyak juga kontraktor yang minta dibuatkan addendum kontrak, dalam addendum tersebut diatur mengenai perpanjangan waktu kontrak dan penambahan
biaya. Pada sebelumnya semua ketentuan-ketentuan yang memenuhi syarat-syarat suatu perjanjian sudah dimasukkan dalam sebuah perjanjian pemborongan, tapi itulah
kontraktor mau enaknya saja tidak mau memikirkan panjang kedepan padahal proyek yang mereka bangun adalah penghuninya korban tsunami yang tidak mempunyai apa-
apa lagi, jangankan tempat tinggal orang tua dan saudara-saudara mereka pun sudah lenyap ditelan gelombang tsunami. Selaku notaris, sering mengarahkan mereka
kontraktor agar mematuhi semua yang telah disepakati bersama dalam sebuah perjanjian tersebut, agar nantinya pelaksanaan pembangunan perumahan bagi korban
tsunami bisa selesai dalam jangka waktu yang ditentukan. Kalaupun semua syarat- syarat dan kewajiban sudah dipeunhijalankan tetapi masih ada juga yang tidak sesuai
dengan ketentuan kontrak dan point-point dalam kontrak tersebut tidak dilanggar tapi karena oleh suatu sebab lain diluar jangkauan manusia misalnya keadaan kahar
sebagaimana pasal 12 surat Perjanjian disebutkan peristiwa-peristiwa seperti bencana alam dan peperangan, kerusuhan dan sebagainya secara keseluruhan ada hubungan
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
langsung dengan penyelesaian pekerjaan pemborongan tersebut. ini sah-sah saja sepanjang dapat dibuktikan dengan surat keterangan atau penjelasan dari penentu
kebijakan pada waktu itu dalam hal ini pemerintah daerah. Notaris selaku pejabat umum yang membuat akta otentik dalam menjalankan tugas harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku sekaligus melaksanakan kode etik kenotarisannya. Apabila seorang notaris sudah tidak lagi mematuhi aturan-aturan
yang ada dan mengabaikan kode etik akan membawa akibat bagi notaris tersebut. Akibat apa yang harus diterima misalnya dalam pembuatan perjanjian pemborongan
yang dokumen-dokumen asli tidak ada notaris tetap membuat perjanjian tersebut, apabila para pihak dalam perjanjian tersebut dikemudian hari berseteru karena tidak
dipenuhi kewajiban salah satu pihak, maka akan berakibat bagi notaris yang membuat perjanjian seperti akan dikenakan denda maupun sanksi pidana yang harus
ditanggung.
53
53
Teuku Abdurahman, Notaris di Banda Aceh, Wawancara, tanggal 23 Februari 2009.
Muhammad Zaki : Wanprestasi Dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Konstruksi Melalui Penunjukan Langsung Di Kabupaten Aceh Besar Oleh Brr Nad – Nias, 2009
BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA WANPRESTASI