Hubungan Sumber Air Baku dengan Kualitas Bakteriologis

depot air minum isi ulang belum seluruhnya berjalan dengan baik yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Batam.

5.3. Hubungan Sumber Air Baku dengan Kualitas Bakteriologis

Dalam menganalisis kualitas air minum di depot air minum isi ulang perlu dilakukan pemeriksaan secara bakteriologis yang mengacu kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907Men-KesSKVII2002 tentang : Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum sebagai standard untuk mengetahui kualitas air minum isi ulang yang memenuhi syarat kesehatan. Untuk mengetahui kualitas air minum depot air minum isi ulang dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut : sumber air baku, tidak sembarangan diperoleh dari berbagai sumber yaitu: dari air tanah seperti mata air, sungai bawah tanah, sumur bor, air permukaan seperti: air danau, air sungai, air laut. Sumber air baku harus tetap terjaga dan terpelihara kelanjutannya, ekosistem tidak terganggu, tidak hanya dilihat dari sistem hidrologinya saja tetapi sistem kehidupan secara itentitas, termasuk dampak dan konflik sosialnya. Persepsi masyarakat atau pasar, depot air minum isi ulang ini air bakunya adalah berasal dari sumber mata air pegunungan yang memenuhi syarat- syarat kesehatan yaitu: rasanya segar, dingin, tidak berbau, tidak berwarna, pH normal dan TDS rendah. Air tanah memiliki karakter tertentu dan berbeda satu dengan yang lainnya, bisa mengandung mineral –mineral atau garam-garam yang cukup tinggi Firdaus Yustisia Sembiring: Manajemen Pengawasan Sanitasi Lingkungan Dan Kualitas Bakteriologis Pada Depot Air Minum Isi Ulang kota Batam, 2008. USU e-Repository © 2008 akibat dari pengaruh lapisan dan batuan dibawah tanah yang dilalui oleh air tanah tersebut. Sumber air baku yang digunakan pada depot air minum isi ulang di Batam adalah PDAM dan air sumur bor yang terdiri dari 32 depot 84,2 dari PDAM dan 6 depot 15,8 dari sumur bor. Kualitas air sumur bor dengan kedalaman lebih dari 60 meter 11 pipa yang digunakan sebagai air baku pada depot air minum isi ulang masih lebih baik dari kualitas sumber air baku lainnya, hal ini disebabkan belum adanya zat-zat pencemar yang dapat mengkontaminasi sumur bor dengan kedalaman tersebut dan banyaknya kandungan mineral-mineral pada air. Akan tetapi masih banyak depot air minum isi ulang di Kota Batam yang menggunakan sumber air baku dari PDAM karena harga pemakaian dan proses pengolahan lebih murah, walaupun demikian bukan berarti kualitas air baku dari perpipaan PDAM tidak baik, sebelum didistribusikan ke masyarakat PDAM telah melakukan proses pengolahan air terlebih dahulu. Hubungan antara sumber air baku depot air minum isi ulang dengan kualitas bakteriologis seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.3. dari perpipaan PDAM 32 dengan memenuhi syarat kesehatan, sedangkan dari air sumur bor 6 dengan tidak memenuhi syarat kesehatan 4 depot 10,5, hal tersebut dimungkinkan karena kedalaman air sumur bor tersebut dan jarak pembuangan limbah, dan septik tank dengan air sumur bor. Firdaus Yustisia Sembiring: Manajemen Pengawasan Sanitasi Lingkungan Dan Kualitas Bakteriologis Pada Depot Air Minum Isi Ulang kota Batam, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN