3 kayu sengon seperti serbuk gergaji menjadi meningkat. Pemanfaatan serbuk gergaji
kayu sengon sebagai bahan baku sorben merupakan upaya strategis dalam peningkatan dan pengelolaan hasil hutan secara maksimal, karena tidak akan ada
bagian dari kayu yang akan terbuang sia-sia Gusmaelina et al., 2003. Serbuk gergaji kayu sengon dapat dijadikan sorben karena mengandung 49,40 selulosa, 24,10
hemiselulosa dan 26,50 lignin Martawijaya et al., 1989. Terdapatnya selulosa, hemiselulosa dan lignin menjadikan serbuk gergaji berpotensi untuk digunakan
sebagai bahan penyerap. Serbuk gergaji juga ramah lingkungan karena bisa terdegradasi secara biologis. Jumlah serbuk gergaji melimpah, mudah didapatkan
serta murah karena merupakan hasil samping dari industri pengolahan kayu Gusmaelina et al., 2003.
Proses aktivasi sorben ada dua, yaitu aktivasi secara kimia dan aktivasi secara fisik. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan cara merendam serbuk gergaji dengan
bahan kimia tertentu yang disebut sebagai bahan pengaktivasi agar bahan kimia tersebut terikat pada serbuk gergaji Sembiring dan Sinaga, 2003. Sedangkan
aktivasi secara fisik berupa pemanasankalsinasi bertujuan untuk menguapkan air yang terperangkap dalam pori pori sorben sehingga luas permukaan pori-pori
bertambah Sutarti, 1994. Sorben yang diaktivasi, pori-porinya akan terbuka dan luas permukaannya akan bertambah Kirana, 1985. Dengan luas permukaan pori-pori
yang semakin besar maka kemampuan sorpsinya juga semakin besar Sutarti, 1994. Proses aktivasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah kombinasi aktivasi
fisik menggunakan proses pemanasan dan pendinginan, yang bertujuan dengan adanya perubahan suhu yang ekstrem pada sorben ketika proses aktivasi berlangsung
4 dapat meningkatkan kapasitas sorpsi dari sorben serbuk gergaji terhadap minyak
mentah jika dibandingkan dengan sorben serbuk gergaji yang diaktivasi dengan proses pemanasankalsinasi saja.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
1. Apakah kombinasi aktivasi fisik menggunakan proses pemanasan dan pendinginan yang menggunakan es dan dry ice mempengaruhi kapasitas sorpsi
sorben serbuk gergaji? 2. Manakah yang lebih efektif proses pendinginan menggunakan es atau dry ice
dalam kombinasi aktivasi fisik tersebut? 3. Apakah kombinasi aktivasi fisik menggunakan proses pemanasan dan
pendinginan tersebut mempengaruhi gugus fungsi pada sorben serbuk gergaji?
1.3. Hipotesis Penelitian
1. Aktivasi fisik menggunakan proses pemanasan dan pendinginan yang menggunakan es dan dry ice mempengaruhi kapasitas sorpsi sorben serbuk
gergaji 2. Proses pendinginan menggunakan dry ice lebih efektif karena mempunyai suhu
pendinginan yang lebih rendah. 3. Adanya pemanasan pada kombinasi aktivasi fisik menggunakan proses
pemanasan dan pendinginan dapat memutus ikatan hidroksil pada serbuk gergaji.
5
1.4. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan kemampuan kapasitas sorpsi sorben serbuk gergaji dengan kombinasi aktivasi fisik menggunakan proses pemanasan dan pendinginan.
2. Mengetahui pengaruh pendinginan menggunakan es dan dry ice terhadap kapasitas sorpsi sorben serbuk gergaji.
3. Mengetahui pengaruh kombinasi aktivasi fisik menggunakan proses pemanasan dan pendinginan terhadap perubahan gugus fungsi pada sorben serbuk gergaji.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi bahwa serbuk gergaji kayu sengon dapat digunakan sebagai alternatif
sorben sehingga dapat diaplikasikan penggunaannya dalam upaya mengurangi pencemaran lingkungan. Serta dapat meningkatkan nilai tambah serbuk gergaji kayu
sengon.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sorben
Sorben dapat berupa adsorben ataupun absorben. Sorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase fluida Saragih,
2008. Sedangkan sorbat adalah substansi dalam bentuk cair atau gas yang terkonsentrasi pada permukaan sorben Suzuki, 1990 dalam Saragih, 2008.
Kebanyakan sorben adalah bahan-bahan yang sangat berpori dan sorpsi berlangsung pada dinding pori- pori atau pada letak-letak tertentu di dalam bahan
tersebut, tergantung cara penyerapannya, secara adsorpsi atau secara absorpsi. Pemisahan terjadi karena perbedaan bobot molekul atau karena perbedaan
polaritas yang menyebabkan sebagian molekul melekat pada sorben lebih erat daripada molekul lainnya. Sorben yang digunakan secara komersial dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok polar dan non polar Saragih, 2008.
a. Sorben Polar Sorben polar disebut juga hidrofilik. Jenis sorben yang termasuk kedalam
kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit. b. Sorben Non polar
Sorben non polar disebut juga hidrofobik. Jenis sorben yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah polimer sorben dan karbon aktif.
Karakteristik yang harus dimiliki oleh suatu sorben minyak adalah memiliki gugus hidrofobik atau oleofilik, kapasitas sorpsi minyak yang besar,
memiliki kemampuan mengapung, daya tahan dalam media air, dapat digunakan