41 setelah proses pemanasan diasumsikan dapat mempertahankan ukuran pori sorben.
Hal ini disebabkan pada proses pemanasan energi partikel yang terdapat pada sorben bertambah, sehingga jarak antar partikel semakin jauh dan ukuran pori sorben
bertambah besar. Sedangkan proses pendinginan menyebabkan energi partikel dalam sorben berkurang sehingga gerak antar partikel semakin lambat dan jarak antar
partikel semakin dekat. Ketika proses pendinginan dilakukan langsung setelah proses pemanasan, membuat partikel yang terdapat di dalam pori sorben yang suhunya
masih panas, gerak antar partikelnya semakin menjauh, sedangkan gerak antar partikel diluar pori melambat dan semakin mendekat Chang, 2005. Perbedaan arah
partikel yang berlawanan ini dapat mempertahankan ukuran pori sorben yang telah terbuka ketika dipanaskan. Sehingga kapasitas sorpsi yang dihasilkan sorben yang
diaktivasi dengan kombinasi proses pemanasan dan pendinginan lebih besar dibandingkan dengan sorben yang dipanaskan saja tanpa perlakuan proses
pendinginan. Kapasitas sorpsi dari sorben yang didinginkan dengan dry ice lebih besar dari
sorben yang didinginkan dengan es, dengan kapasitas sorpsi dari sorben yang didinginkan dengan es sebesar 9,7267 g minyakg sorben dan kapasitas sorpsi sorben
yang didinginkan dengan dry ice sebesar 11,3442 g minyakg sorben. Hal ini dikarenakan pada proses pendinginan terhadap sorben yang dilakukan dengan
menggunakan es, molekul air dari uap air juga ikut terikat pada sorben Pari et al., 1996, sehingga menyebabkan kemampuan menyerap dari sorben yang dihasilkan
dari perlakuan pendinginan dengan es lebih kecil jika dibandingkan dengan sorben yang dihasilkan dari perlakuan pendinginan dengan dry ice. Pernyataan ini didukung
42 oleh hasil uji kadar air sorben yang didinginkan dengan es memiliki kadar air sebesar
3,10, sedangkan kadar air dari sorben yang didinginkan dengan dry ice sebesar 2,24.
4.6. Kadar Air Sorben
Penentuan kadar air dari sorben dilakukan untuk mengetahui sifat higroskopis sorben karena kadar air yang tinggi dalam sorben dapat mengurangi kemampuannya
sebagai sorben akibat pori yang terisi molekul H
2
O Chahyani, 2012. Kadar air sorben dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kadar Air Sorben
Kode Suhu-Waktu Pemanasan-Waktu Pendinginan- Jenis
Bahan Pendingin Kadar Air
A 105
o
C-30 menit-tanpa pendinginan 8.36
B 200
o
C-30 menit-30 menit-es batu 3.25
C 250
o
C-30 menit-30 menit-es batu 2.98
D 300
o
C-30 menit-30 menit-es batu 2.44
E 105
o
C-60 menit-tanpa pendinginan 7.26
F 200
o
C-60 menit-30 menit-es batu 3.49
G 250
o
C-60 menit-30 menit-es batu 2.66
H 300
o
C-60 menit-30 menit-es batu 3.10
A 105
o
C-30 menit-tanpa pendinginan 8.36
I 200
o
C-30 menit-30 menit-dry ice 3.15
J 250
o
C-30 menit-30 menit-dry ice 3.61
K 300
o
C-30 menit-30 menit-dry ice 3.07
E 105
o
C-60 menit-tanpa pendinginan 7.26
L 200
o
C-60 menit-30 menit-dry ice 4.60
M 250
o
C-60 menit-30 menit-dry ice 2.85
N 300
o
C-60 menit-30 menit-dry ice 2.24
43 Kadar air sorben yang dihasilkan berkisar antara 2-8. Hal ini berarti semua
sorben yang dihasilkan memenuhi syarat SNI 1995 karena kadar airnya kurang dari 15 Pari et al., 2004.
4.7. Analisa FTIR
Serbuk gergaji kayu sengon mengandung 49,4 selulosa, 24,59 hemiselulosa dan 26,8 lignin Martawijaya et al., 1989. Selulosa merupakan
polimer glukos a dengan ikatan β-1,4 glukosida dalam rantai lurus. Bangun dasar
selulosa berupa suatu selobiosa yaitu dimer dari glukosa. Rantai panjang selulosa terhubung secara bersama melalui ikatan hidrogen dan gaya van der Waals Perez et
al., 2002. Pada selulosa terdapat gugus fungsi O-H, C-H, C-O, C-C dan H-H. Hemiselulosa tersusun atas satuan-satuan gula pentosan dan heksosan. Pada
hemiselulosa terdapat gugus fungsi O-H, C-H, C-O, C-C dan H-H. Lignin merupakan polimer 3 demensi yang bercabang banyak. Molekul utama pembentuk lignin phenyl
propana Simanjuntak, 2007. Pada lignin terdapat gugus fungsi O-H, C-H, C-O, C- C, C=O dan H-H. Pada lignin juga terdapat cincin aromatik benzene.
44 Struktur dari selulosa, hemiselulosa dan lignin dapat dilihat pada Gambar 11.
a Selulosa
b Hemiselulosa
c Lignin
Gambar 11. Struktur Selulosa, Hemiselulosa dan Lignin
Analisa menggunakan Spektrofotometer FTIR dilakukan untuk mengetahui gugus fungai yang terdapat pada sorben serbuk gergaji dan perubahannya setelah
dilakukan aktivasi dengan kombinasi aktivasi fisik menggunakan proses pemanasan dan pendinginan.