kamampuan yang nyata dari setiap orang atau masyarakat, upaya kesehatan harus selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus agar masyarakat yang
sehat sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis.
Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014 menjelaskan bahwa tujuan dilarangnya melakukan aborsi diantaranya: menjamin pemenuhan hak Kesehatan
Reproduksi setiap orang yang diperoleh melalui pelayanan kesehatan yang bermutu, aman, dan dapat dipertanggungjawabkan; dan menjamin kesehatan ibu
dalam usia reproduksi agar mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu.
3. Di dalam Hukum Islam
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Hal inidibuktikan dengan sejumlah ayat-ayat dalam al-Qur’an yang bersaksi terhadap
hal tersebut.Dalam Ketentuan-ketentuan dapat kita lihat dalam Al-Qur’an, bahwa: “Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-
sebab yangmewajibkan hukum qishash, atau bukan karena membuat kerusuhan di muka bumi,maka seakan-akan telah membunuh manusia
seluruhnya. Dan barang siapa yangmemelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah ia telahmemelihara keselamatan
seluruh manusia semuanya.”
124
“Dan janganlah kamu membunh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah yangmemberi rejeki kepada mereka dan kepadamu juga.
Sesunguhnya membunuhmereka adalah dosa yang besar.Dan janganlah kamu membunuh nyawa seseorangyang dilarang Allah, kecuali dengan
alasan yang benar.” Sementara dalam surat al-Isra’, juga dijelaskan:
125
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, Islam memberikan landasan hukum yang jelas bahwa kehidupan manusia itu suci sehingga haruslah dipelihara dan tidak
124
Q.s .
al- Mukminun 5 23.
125
Q.s. al-Isra’ 17 ayat 31 dan 33.
boleh dihancurkan diakhiri kecuali dilakukan untuk suatu sebab atau alasan yang benar, seperti dalam eksekusi hukuman mati atau dalam perang, atau dalam
pembelaaan diri yang dibenarkan. Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi kehidupan manusia. Allah berfirman:
“Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu.Jadi, jelaslah bahwa ayat-ayat yang terkandung didalam Al-Quran
mengajarkansemua umat tentang hukum yang mengendalikan perbuatan manusia.
126
Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi boleh dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang
menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia.
127
Pandangan hukum Islam, pengguguran kandungan ini dilarang dengan alasan apapun karena agama Islam sangat menghargai dan menjunjung tinggi
kesucian kehidupan sehingga kehidupan itu tidak boleh diakhiri dengan cara
Perbandingan
KUHP dan Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan terdapat persamaan, yaitu bahwa kedua aturan hukum tersebut
melarang dilakukannya tindakan abortus provocatus karena merupakan tindak pidana yang mengandung maksud bahwa para pelaku abortus provokatus dapat
dipidana. Namun dalam undang-undang kesehatan terdapat alasan indikasi medis tertentu sebagai syarat dapat dilakukannya abortus provocatus, alasan ini yang
merupakan perbedaan aturan tindakan abortus provocatus dalam Undang-Undang Kesehatan dengan KUHP.
126
Q.s. An-nahl 16. 89.
127
Arif Sulistio, Aborsi Akibat Pemerkosaan Di Tinjau Dari Hukum Islam, Kuhp, Dan Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, 2012. Diakses Pada Tanggal 22 April
2015
apapun dan alasan apapun kecuali penggguran kandungan tersebut merupakan upaya untuk melindungi atau menyelamatkan nyawa si ibu, maka hukum Islam
memperbolehkan bahkan mengharuskan. Al Qur’an diketahui bahwa tidak ada satu ayat pun yang menyatakan bahwa
aborsi boleh dilakukan, sebaliknya banyak ayat yang menyatakan bahwa janin dalam kandungan itu sangat mulia dan banyak ayat yang menyatakan bahwa
hukuman bagi orang yang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan.
128
Di Indonesia, baik menururt pandangan agama, Undang-Undang Negara, maupun Etika Kedokteran, seorang tidak diperbolehkan melakukan tindakan
pengguguran kandungan Abortus Provocatus. Bahkan sejak awal sesorang yang akan menjalani profesi dokter secara resmi disumpah dengan Sumpah Dokter
Indonesia yang didasarkan atas deklarasi jenewa yang isinya menyempurnakan sumpah Hippokrates, dimana ia akan menyatakan diri untuk menghoramati setiap
insani mulai dari saat pembuahan. Dari aspek etika, Ikatan Dokter Indonesia telah dirumuskannya dalam KODEKI.
129
Disimpulkanbahwa menurut peraturan hukum yang berlaku di Indonesia baik itu dalam KUHP maupun Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 serta
menurut pandangan hukum agama tampak jelas bahwa perbuatan aborsi itu pada hakekatnya dilarang dan bagi yang melanggamya diancam dengan pidana karena
menghalalkan perbuatan tercela dan melanggar hak hidup serta melanggar norma- norma yang berlaku di dalam kehidupan manusia walaupun dalam perkembangan
selanjunrya perbuatan aborsi ini boleh dilakukan apabila memenuhi syarat-syarat
128
WWW.Aborsi.OrangAgama-Aborsi.htm Diakses Pada Tanggal 22 April 2015
129
H. Apuranto Dan Hoediyanto, Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran UNARI, Jakarta, 2006, hlm. 35.
yang sudah ditentukan dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 Dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Reproduksi.
D. Aborsi Menurut Sanksi Pidana