Pidana Yang Diancamkan Aborsi

1 Dihukum sebagai orang yang melakukan tindak pidana : a. Orang yang melakukan, yang menyuruh malakukan atau turut melakukan perbuatan itu; b. Orang yang dengan pemberian, perjanjian, salah memakai kekuasaan atau pengaruh, kekerasan, ancaman atau tipu daya dengan memberi kesempatan, daya upaya atau keterangan, sengaja membujuk untuk malakukan suatu perbuatan. 2 Tentang orang tersebut dalam sub 2 itu yang boleh dipertanggungjawabkan kepadanya hanyalah perbuatan yang dengan sengaja dibujuk oleh karena mereka itu,serta dengan akibatnya Berdasarkan ketentuan Pasal 55 KUHP tersebut dapat diketahui bahwa orang yang dapat dihukum sebagai pelaku tindak pidana dapat diklasifikasikan atas: a. Mereka yang melakukan tindak pidana b. Mereka yang menyuruh orang lain untuk melakukan tindak pidana. c. Mereka yang ikut serta melakukan tindak pidana danMereka yang menggerakan orang lain untuk melakukan tindak pidana. 17

7. Pidana Yang Diancamkan

Tentang pidana yang diancamkan terhadap si pelaku, yaitu hukuman yang dapat dijatuhkan kepada setiap pelaku yang melanggar Undang-Undang, baik hukuman yang berupa hukuman pokok maupun hukuman tambahan. 18 Dalam Pasal 10 KUHP terjemahan resmi oleh Tim Penerjemah Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, berbunyi: 17 Mohammad Ekaputra Dan Abul Khair, Percobaan Dan Penyertaan, USU Press Medan, 2009, hlm 43. 18 M. Hamdan,Op.Cit, hlm. 14. a. Pidana pokok: 1 Pidana mati; 2 Pidana penjara; 3 Pidana kurungan; 4 Pidana denda; 5 Pidana tutupan. b. Pidana tambahan: 1 Pencabutan hak-hak tertentu; 2 Perampasan barang-barang tertentu; 3 Pengumuman putusan hakim. 19

2. Aborsi

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenaldengan istilah ”abortus”, berarti pengeluaran hasil konsepsi pertemuan seltelur dan sel sperma sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.Secara defenisi ialah berhentinya dan dikeluarkannya kehamilan sebelum 20 minggu dihitung dari haid terakhir atau berat janin kurang dari 500 gram atau panjang janin kurang dari 25 cm. 20 Aborsi pengguguran berbeda dengan keguguran. Aborsi atau pengguguran kandungan adalah terminasi penghentian kehamilan yang disengaja AbortusProvocatus. Yakni kehamilan yang diprovokasikan dengan berbagai 19 Mohammad Ekaputra Dan Abul Khair, Op.Cit, hlm. 20-21. 20 Maria Ulfah Anshor, Wan Nedra Dan Sururin, Aborsi Dalam Perspektif Fiqih Kontemporer, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi , Jakarta, 2002, hlm. 3. macam sehingga terjadi pengguguran. 21 Menggugurkan kandungan yang dalam bahasa Arabnya Ijhadhmerupak bentuk mashdar dari alhadha, yang artinya, wanita yang melahirkan anaknya secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Atau, secara bahasa juga bisa dikatakan, lahirnya janin karena dipaksa atau karena lahir dengan sendirinya. 22 Aborsi adalah berakhirnya kehamilan dapat terjadi secara spontan akibat kelainan fisik atau akibat penyakit biomedis internalatau mungkin sengaja melalui campur tangan manusia. 23 Aborsi atau abortus adalah pengakhiran kehamilan baik belum cukup waktu, yaitu di bawah usia 20 sampai 28 minggu, maupun belum cukup berat, yaitu di bawah 400 gram sampai 1000 gram. Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya mencapai 1000 gram atau usia kehamilan 28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk abortus berat anak antara 500 gram sampai 999 gram, disebut partus immaturus. 24 Aborsi atau abortus menurut hukum pidana, yaitu kejahatan yang dilakukan dengan suatu perbuatan yang mengakibatkan kandungan lahir sebelum waktunya melahirkan menurut alam. Tindakkejahatan terhadap pengguguran kandungan ini diartikan juga sebagai pembunuhan anak yang berencana, dimana pada pengguguran kandungan harus ada kandungan vrucht atau bayi kidn yang hidup yang kemudian dimatikan. Persamaan inilah yang juga menyebabkan tindak pidana penguguran abortus dimasukkan kedalam titel buku II KUHP tentang kejahatan terhadap nyawa orang. 21 Dadang Hawari, Aborsi Dimensi Psikorelgi, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, 2006, hlm .62. 22 M. Nu’aim Yasin, Fikih Kedokteran, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2008, hlm. 229. 23 Abul Fadl Monsin Ebrahim, Aborsi Kontrasepsi Dan Mengatasi Kemandulan, mizan, bandung, 1997, hlm. 125. 24 Fakultas Kedokteran UNPAD, Obstetri Patologi, UNPAD, Elstrar,Bandung, 1984, hlm. 7.

3. Hukum positif