Untuk mengetahui apakah sesuatu perbuatan itu merupakan tindak pidana atau tidak, haruslah dilihat pada ketentuan-ketentuan hukum pidana yang berlaku
Hukum Positif. Bagi kita sekarang ini ketentuan-ketentaun hukum pidana itu termuat di dalam:
1. KUHP.
2. Undang-UndangPeraturan-peraturan Pidana lainya yang merupakan
ketentuan hukum pidana diluar KUHP. KUHPyang berlaku sekarang ini, tindak pidana ini dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kejahatan yang diatur dalam buku kedua dan pelanggaran yang diatur dalam buku tiga. Apa kriteria yang dipergunakan untuk mengelompokan
dari dua bentuk tindak pidana ini, KUHPsendiri tidak ada memberikan penjelasan sehingga orang beranggapan bahwa kejahatan tersebut adalah perbuatan atau
tindak pidana berat, dan pelanggaran itu adalah perbuatan-perbuatan atau tindak pidana yang lebih ringan, hal ini juga didasari bahwa pada kejahatan umumnya
sanksi pidana yang diancam adalah lebih barat dari pada pelanggaran.
15
1. Tindak Pidana Formil
Hukumpidana dikenal beberapa jenis tindak pidana, diantaranya adalah:
Tindak pidana formil adalah tindak pidana yang perumusannya dititik beratkan kepada perbuatan yang dilarang. Jika tindak pidana tersebut telah selesai
dengan perbuatan yang dilarang sebagaimana yang tercantumdirumuskan dalam peraturan Perundang-Undang pidana misalnya Pasal 362 KUHP perbuatan yang
dilarang tersebut mengambil milik orang lain.
15
Ibid. hlm 10-11.
2. Tindak Pidana Materil
Tindak pidana materil tindak pidana yang perumusannya dititik beratkan kepada akibat yang dilarang dalam suatu Undang-Undang. Jadi tindak pidana ini
baru selesai apabila akibat yang dilarang dari suatu perbuatanitu telah terjadi. Misalnya Pasal 338 KUHP, akibat yang dilarang tersebut adalah hilangnya nyawa
orang lain.
3. Tindak Pidana Comisionis
Tindak pidana comisionis adalah tindak pidana yang berupa pelanggaran terhadap aturan yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang.
4. Tindak Pidana Omisionis
Tindak pidana omisionis adalah tindak pidana yang berupa pelanggaran terhadap perintah yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang. Misalnya Pasal 522
KUHP, tidak menghadap sebagai saksi dimuka pengadilan.
5. Dolus dan Culpa
Dolusadalah tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja sedangkan culpa tindak pidana yang dilakukan dengan kelalaian atau karena kealpaan.
6. Tindak Pidana Aduan
Klachtdelic
Tindakpidana yang dilakukan itu baru dapat dilakukan penuntutan, apabila ada pengaduan. Jadi jika tidak ada pengaduan, maka tindak pidana tersebut tidak
akan dituntut. Misal Pasal 284 KUHP, tindak pidana perzinahan, dengan demikaian delik aduan ini dapat diketahui langsung dari bunyi rumusan Pasal.
16
16
Ibid. hlm. 12-13.
Dalam KUHP, tentang pelaku ini diatur dalam pasal 55, yaitu :
1 Dihukum sebagai orang yang melakukan tindak pidana :
a. Orang yang melakukan, yang menyuruh malakukan atau turut
melakukan perbuatan itu; b.
Orang yang dengan pemberian, perjanjian, salah memakai kekuasaan atau pengaruh, kekerasan, ancaman atau tipu daya dengan memberi
kesempatan, daya upaya atau keterangan, sengaja membujuk untuk malakukan suatu perbuatan.
2 Tentang orang tersebut dalam sub 2 itu yang boleh dipertanggungjawabkan
kepadanya hanyalah perbuatan yang dengan sengaja dibujuk oleh karena mereka itu,serta dengan akibatnya
Berdasarkan ketentuan Pasal 55 KUHP tersebut dapat diketahui bahwa orang yang dapat dihukum sebagai pelaku tindak pidana dapat diklasifikasikan
atas: a.
Mereka yang melakukan tindak pidana b.
Mereka yang menyuruh orang lain untuk melakukan tindak pidana. c.
Mereka yang ikut serta melakukan tindak pidana danMereka yang menggerakan orang lain untuk melakukan tindak pidana.
17
7. Pidana Yang Diancamkan