3.2 Pembentukan Komite Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah ICRC
Henry Dunant tidak henti-hentinya berusaha membangun Gerakan Palang Merah ketingkat yang lebih besar lagi, bahkan sasaran yang tertinggi untuk
dicapainya adalah Palang Merah yang mendapat pengakuan dari seluruh pihak Internasional. Henry Dunant sering malakukan hijrah ketempat-tempat yang
berkompeten dalam penghitungan statistik jiwa, seperti yang dilakukannya ke Berlin Jerman.
Saat kunjungannya ke Berlin Jerman, ia mendapat data-data manusia yang menderita sakit akibat perang, panyakit menular dan penyakit lainnya. Tujuan ini
dilakukannya untuk mempengaruhi serta meyakinkan manusia agar peduli pada korban perang dan kesehatan lainnya.
21
21
Umar Mu’in, op cit., hlm. 18
Melalui penyebarluasaan akibat dari perang, Henry Dunant mencoba memberikan penjelasan terhadap banyak orang tentang akibat dari perang. Henry
Dunant berusaha mempublikasikan tentang statistik tersebut ketika pertemuan kesehatan dilakukan di Eropa. Kampanye yang dilakukannya, banyak mendapat
perhatian dari berbagai pihak seperti Dokter J.B.C Basting dari Balanda. Ide dan pemikiran Henry Dunant merupakan pemikiran yang harus diwujudkan sehingga
Palang Merah nasional yang ada diberbagai negara memiliki kekuatan yang besar.
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan ini dinyatakannya ketika pelaksanaan Konferensi Statistik Jiwa Manusia di Belanda. J.B.C Basting bahkan menambahkan tiga poin tentang
pendapat dari Henry Dunant yaitu: 1.
Bahwa setiap pemerintah di Eropa diharapkan menyetujui dan memberi pengakuan adanya komite internasional oleh komite nasional serta
memberikan perlindungan. 2.
Bahwa setiap pemerintah akan mengakui dan mengangkat anggota dari jawatan kesehatan tentara termasuk sukarelawan yang bersifat netral.
3. Bahwa dalam keadaan perang, transportasi anggota sukarelawan dan
bantuan akan dipermudah oleh semua pihak.
22
Hasil yang dapat dipetik dari pertemuan tersebut adalah rasa simpati serta pujian yang semakin besar terhadap Henry Dunant. Ia mengajukan permohonan
terhadap negaranya Swiss agar memberikan perhatian penuh terhadap pemikirannya. Permohonan ini diterima langsung oleh Pemerintah Swiss. Badan
Palang Merah yang selanjutnya dipimpin oleh Teodore Maunoir tetap berjalan dan menyebarkan kepalangmerahan kepada berbagai negara, sehingga mereka
semakin mudah untuk menyatukannya. Melihat pengaruh dari penyebarluasan kepalangmerahan di Badan Palang
Merah Swiss, maka pemerintah Swiss berkeyakinan besar terhadap ketulusan pekerjaan yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Ketika Henry Dunant
mengetahui dilaksanakan konvensi kepalangmerahan yang mengundang banyak negara yang memiliki komite Palang Merah Nasional, maka melalui Badan Palang
22
Ibid., hlm. 19
Universitas Sumatera Utara
Merah Swiss, ia mengusulkan pelaksanaan Konferensi Palang Merah Internasional. Negara Swiss akhirnya menerima permintaan dari kelompok Badan
Palang Merah Nasional Swiss dan mengundang banyak negara untuk merativikasi organisasi tersebut. Tanggal 22 Agustus 1864, 12 negara ditambah 16 negara
hadir saat konvensi Jenewa I dilakukan yang menghasilkan sejumlah kesepakatan yaitu:
1. Tentara yang terluka atau sakit harus diobati
2. Sebagai penghargaan terhadap negara Swiss, maka lambang organisasi
Palang Merah Internasional menggunakan lambing salib diatas dasar putih sama seperti lambang Negara Swiss. Lambang ini diupayakan dipakai
seluruh badan kesehatan seperti rumah sakit, transportasi kesehatan dan sukarelawan saat konflik bersenjata.
23
Sebagai negara yang memprakarsai terbentuknya Komite Palang Merah Internasional, maka negara Swiss memperoleh penghargaan dari kepala negara
dan kontingen berbagai negara yang hadir saat pertemuan digelar. Demikan halnya kepada Henry Dunant, penghargaan diberikan berbagai kontingen negara
anggota. Komite Palang Merah Internasional pada awalnya memakai lambang salib
berwarna merah tetapi karena dianggap tidak memberikan kesan keberagaman, maka kelompok negara Islam memakai lambang bulan sabit merah. Seiring
dengan penambahan lambang ini maka Komite Palang Merah Internasional berganti nama menjadi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang lambangnya
23
Ibnu Sutoyo., loc cit
Universitas Sumatera Utara
adalah penyatuan kedua simbol yaitu salib dan bulan sabit merah,
24
Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah disepakati dapat dipakai oleh rumah sakit dan kelompok medis lainnya untuk menjamin kenetralan dari
kelompok pelaksana kesehatan. Tugas-tugas pokok dari komite Palang Merah Internasional diatur dalam kesepakatan Undang-undang Palang Merah
Internasional yang terdiri dari 10 pasal. tanpa
merubah fungsi dan tujuannya dari badan tersebut.
25
Akibat perkembangan peralatan dan areal pelaksanaan perang semakin beragam, maka Komite Palang Merah Internasional semakin mempelajari hal ini
untuk menyusun strategi membantu korban perang. Perang Solverino adalah perang yang menjadi dasar pertolongan bagi gerakan Badan Palang Merah. Tugas
Komite Palang Merah Internasional yang tersusun dari perang ini hanya sekitar Setelah International Comitte Of The Red Cross ICRC terbentuk maka
pekerjaan yang direncanakan dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian Palang Merah semakin mendapat sambutan dari berbagai negara. Sesuai dengan
perkembangan teknologi dan pemikiran manusia, sistem perang juga semakin meningkat. Peperangan bukan saja dilakukan di darat tetapi perang banyak
dilakukan di laut dan di udara. Latar belakang ini mempengaruhi peningkatan progam ICRC, sesuai dengan perang yang sedang terjadi, maka secara otomatis
fungsi dari Palang Merah Internasional juga semakin luas.
3.3 Usaha Ratifikasi Konvensi Jenewa