Hendry Dunant Sebagai Penggagas Red Cross

BAB III PERANAN GERAKAN PALANG MERAH

3.1 Hendry Dunant Sebagai Penggagas Red Cross

Pada tanggal 24 Juni 1859, perang besar-besaran terjadi yang melibatkan tiga negera besar di Eropa, yaitu peran antara negara Italia bersama Prancis melawan negara Austria. Perang dilakukan di kota Solferino, Italia. Perang ini terjadi secara spontan tanpa adanya sebuah perjanjian ataupun negosiasi untuk melaksanakan perang, sehingga perang ini sangat banyak menelan korban. Terlebih terhadap prajurit, jumlah korban meninggal dunia dan luka perang sangat besar. Peristiwa dan akibat perang di Solverino terekam oleh seorang warga negara Swiss bernama Henry Dunant yang memberikan pertolongan kepada korban tanpa adanya perintah ataupun permintaan dari kelompok yang berperang. Tidak cukup hanya satu orang, sehingga Henry membentuk timnya yang merupakan masyarakat Solferino. Sama seperti tugas yang dilaksanakan oleh Henry, mereka adalah penolong korban perang tanpa memilih korban kedua belah pihak yang sedang perang. Henry Dunant mencatatkan pengalaman ini dalam sebuah buku, yang isinya adalah tentang kerugian akibat perang, korban luka-luka dan bahkan keluarga yang kehilangan saudaranya akibat perang. Dalam hal ini diperlukan peran beberapa orang dalam memberikan pertolongan kepada mereka yang masih hidup dan bisa diselamatkan.Untuk itulah tim yang dibentuk oleh Hendry Dunant Universitas Sumatera Utara bersama masyarakat sangat penting. Pengalaman ini diberi judul “Kenangan Dari Solverino”. 15 Dalam catatannya, kegiatan yang dilakukannya tidak terkait dengan kepentingan politik ataupun karena dorongan orang lain, sebab saat melintas dari Solverino tujuan dari Henry Dunant sebenarnya untuk menghadap Kaisar Perancis, Napoleon III, tetapi melihat kota penuh dengan korban perang, maka secara spontan Henry Dunant mengumpulkan beberapa anggota masyarakat membentuk posko tempat mengumpulkan korban perang dan memberikan pertolongan medis. Saat terjadi perang, prajurit perang menjadi kelompok yang paling banyak menjadi korban. Sebab kelompok yang berperang adalah kelompok prajurit. Karena kekurangan persediaan medis dari kedua kelompok yang berperang maka banyak prajurit yang sama sekali tidak mendapat pertolongan. Bantuan sukarelawan yang diberikan oleh Henry Dunant dan masyarakat adalah hal yang sangat tepat, hingga akhirnya jumlah korban meninggal dunia dari masing-masing pihak berkurang. 16 Henry Dunant mempunyai rencana yang lebih jauh lagi dari pengalamannya di Solverino, melalui penonjolan beberapa poin saat memaparkan catatannya di Jenewa yaitu perang adalah tindakan yang sangat kejam dan hanya memberikan kerugian kepada mereka yang berperang, perang bukanlah satu cara memecahkan masalah tetapi memperbesar permusuhan, perang membutuhkan 15 H. Umar Mu’in, Gerakan Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Perhimpunan Palang Merah Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999, hlm. 10 16 Marion Harrof, Kegiatan Komite Internasional Palang Merah International Comitte Of The Red Cross Pada Waktu Kekerasan Dalam Negeri, Jakarta: International Riview Of The Red Cross, 1993, hlm. 5 Universitas Sumatera Utara satu pihak yang tidak terikat dan bersifat netral yang bertugas sebagai pihak penengah. Hasil pemikiran Henry Dunant banyak disukai oleh masyarakat luas. Kelompok masyarakat yang turut hadir saat Henry Dunant memaparkan isi bukunya, ikut memberi dukungan ketika Henry Dunant menawarkan pembentukan sebuah kemunitas yang bergerak dalam bidang kemanusiaan karena masyarakat memandang positif tawaran yang berikannya. Hal ini dilatarbelakangi oleh idealisme Henry Dunant yang sama sekali adalah karena keterbukaan dan bukan karena imbalan materi. 17 Tugas organisasi tersebut adalah untuk memberikan pertolongan kepada prajurit akibat perang dan perlindungan terhadap sukarelawan yang sedang melakukan tugas medis terhadap korban perang. Tugas ini dominan sebagai tugas medis yang bersifat kesukarelaan. Untuk mengwujudkan rasa simpatik dari masyarakat Jenewa terhadap pemikiran Henry Dunant maka segera terbentuk sebuah komunitas yang menantang negara-negara yang sedang melakukan perang. Komunitas ini adalah kemunitas anti perang. Masyarakat Jenewa semakin bersemangat mengkampanyekan hasil pemikiran dan rancangan yang dibuat oleh Henry Dunant. Melihat perubahan yang terjadi pada masyarakat Jenewa, umumnya masyarakat Swiss maka Henry Dunant mendirikan sebuah organisasi kemanusiaan yang bersifat permanen. Organisasi yang dibentuk oleh Henry Dunant pada masa damai adalah sebagai persiapan kepada perang yang waktunya tidak dapat ditentukan. 17 Mochtar Kusumaatmadja., loc cit Universitas Sumatera Utara Pendapat Henry Dunant ternyata memberikan ketertarikan, seperti kelompok masyarakat yang traumatis dengan peristiwa perang. Pendapat ini langsung mendapat sambutan hangat dari warga Jenewa yaitu General Defaur, Dr. Luis Appia, Dr. Teodore Maunoir dan Gustave Moynier. Mereka mengusulkan pada Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan yang dibuatnya berwujud Internasional. 18 Saat pemaparan Henry Dunant tentang Komite Lima kepada seluruh warga termasuk pemimpin Negara Swiss. Ia menyampaikan bahwa perang yang terjadi selama ini belum menunjukkan perhatiannya kepada para prajurit yang menjadi korban perang. Sasaran pokok dari pelaksanaan perang adalah kemenangan tanpa memperhitungkan kerugian ataupun korban yang diakibatkannya. Untuk membuktikan sosialisasi tentang gerakan sukarelawan Komite Lima, maka pada pertemuan selanjutnya, Komite Lima mengundang berbagai negara dari belahan dunia untuk berpartisipasi dalam gerakan tersebut. Mereka sepakat dengan tawaran yang dilakukan oleh Komite Lima. Kesepakatan ini berwujud menjadi Henry Dunant menerima tawaran yang diajukan kepadanya oleh kelompok General Dufour, lalu mengarahkannya menjadi organisasi yang dinamakan dengan “Komite Lima” yang anggotanya adalah 4 tim medis yang disebutkan sebelumnya ditambah dengan Henry Dunant. Sasaran utama pembentukan badan ini adalah sebagai sukarelawan perang, baik dalam bentuk medis maupun sebagai orasi menyuarakan kepada masyarakat agar tidak menyetujui dilakukannya perang antara siapapun. 18 Ibnu Sutoy., loc cit Universitas Sumatera Utara organisasi yang bernama “Badan Palang Merah”. 19 1. Austria 9. Norwegia Sebanyak 16 negara yang turut dalam pertemuan Komite Lima, yaitu: 2. Baden 10. Prusia 3. Beierem 11. Prancis 4. Belanda 12. Spanyol 5. Heseen Darmstadt 13. Saxson 6. Inggris 14. Swedia 7. Italy 15. Hutenberg dan 8. Hannover 16. Swiss, Tugas pokok Badan Palang Merah sesuai kesepakatan dari 16 negara yang hadir adalah sebagai tenaga medis terhadap prajurit korban perang di darat. Untuk pembicaraan selanjutnya Komite Lima membahas tentang struktur organisasi dan sosialisasi “Badan Palang Merah”. Hal ini diutamakan dan mendapat ijin kepada negara-negara yang hadir pada pertemuan Badan Palang Merah di Jenewa. Sadangkan untuk negara yang tidak hadir pada pertemuan Jenewa, merupakan negara-negara yang tidak dapat dimasuki oleh Badan Palang Merah. 20 Organisasi Badan Palang Merah memberikan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada Henry Dunant, sebagai wujudnya Henry Dunant dijadikan pemimpin dan pengarah tindakan-tindakan operasional dari Badan Palang Merah. 19 Umar Mu’in., loc cit 20 Mochtar Kusumaatmadja., loc cit Universitas Sumatera Utara

3.2 Pembentukan Komite Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah ICRC