yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Kuesioner ini termasuk dalam data primer yang diperoleh dengan mengedarkan kuesioner kepada auditor eksternal pada KAP yang berada di Jakarta.
2. Studi Kepustakaan
Dilakukan dengan cara mempelajari literatur, seperti dari buku-buku, jurnal, dan internet yang berkaitan dengan permasalahan.
D. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini ada beberapa tahap dalam analisis data, dimana pada masing- masing tahapan dalam pengujiannya dilakukan dengan menggunakan bantuan software
statistik SPSS 15.0.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala
jawaban responden pada setiap variable yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang
terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan sebagainya.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2005.
Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-
masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi diatas 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid Santoso, 2001.
b. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variable yang digunakan
benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan
Cornbach Alpha . Jika dari Cornbach Alpha diatas 0,6 maka dikatakan bahwa
instrument tersebut mempunyai keandalan reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Distribusi normal pada grafik
histogram akan membentuk pola distribusi yang normal tidak terjadi kemencengan dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
b. Uji multikolonieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel independen Ghazali, 2005:91. Jika terjadi korelasi, maka terdapat
problem Multikolonieritas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Ada tidaknya Multikolonieritas di
dalam model regresi, dapat dilihat dengan menganalisi matrik korelasi variabel-variabel independen, jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya
diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya Multikolonieritas Ghazali, 2005:91. Dan bisa juga dilihat dari besaran VIF Variance Inflation Factor dan
tolerance . Regresi yang terbebas dari problem Multikolonieritas apabila nilai VIF 10
dan nilai tolerance 0,10, maka data tersebut tidak ada M tolerance. c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada pola scatterplot antar SPRESID dan ZPRED di mana sumbu
Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dasar pengambilan keputusannya jika ada
pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan bahwa telah
terjadi Heteroskedastisitas. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas
Ghazali, 2005:105.
4. Pengujian Hipotesis Uji Interaksi