keakuratan laporan keuangan, sementara dalam review hal tersebut berlangsung dalam
skala yang lebih kecil.
c. Jasa Atestasi lainnya, sekarang ini, KAP yang lebih agresif telah mengembangkan jasa-jasa baru semacam ini secara besar-besaran. Beberapa contoh jasa yang dimaksud
misalnya, atestasi atas data statistik atas hasil-hasil investasi untuk organisasi seperti
reksa dana, serta karakteristik perangkat lunak komputer.
2. Jasa Perpajakan, KAP menyusun surat pemberitahuan pajak SPT, pajak penghasilan dari perusahaan dan perseorangan, baik yang merupakan klien audit maupun bukan.
Disamping itu, KAP juga memberikan jasa yang berhubungan dengan pajak penghasilan PPH, pajak peetambahan nilai PPN dan pajak penjualan barang mewah PPn-BM,
perencanaan perpajakan, dan jasa perpajakan lainnya. 3. Konsultasi Manajemen, sebagian besar KAP memberikan jasa tertentu yang memberikan
kemungkinan pada kliennya untuk meningkatkan efektivitas operasinya. Jasa ini mencakup mulai dari pemberian rekomendasi sederhana mengenai pembenahan sistem
akuntansi sampai keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran, dan pemanfaatan instalasi komputer.
4. Jasa Akuntansi dan Pembukuan, banyak klien di kota kecil dengan staf akuntansi yang terbatas, menyerahkan pembuatan laporan keuangannya kepada KAP. Sebagian klien
kecil bahkan tidak mempunyai cukup karyawan untu mengerjakan buku besar dan ayat jurnalnya. Banyak KAP kecil yang bersedia memberikan jasa akuntansi da pembukuan
guna memenuhi kebutuhan klien.
F. Locus of control LOC
Menurut Robbins 2003 locus of control adalah dimana seseorang memiliki keyakinan dan kekuasaan untuk menentukan persepsi atau cara pandangnya terhadap suatu
peristiwa yang terjadi padanya. Atau dengan kata lain persepsi seseorang tentang sumber nasibnya diistilahkan sebagai lokus kendali locus of control. Locus of control menurut Hjele
dan Ziegler 1981, Baron dan Byrne 1994 dalam Cecilia Engko dan Gudono 2007 diartikan sebagai persepsi seseorang tentang sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan dalam
melaksanakan pekerjaannya. Setiap individu bervariasi dalam banyaknya kewajiban pribadi yang mereka tanggung
untuk setiap perilaku mereka dan konsekuensinya. Rotter yang seorang peneliti kepribadian, mengidentifikasi suatu dimensi kepribadian yang ia beri nama locus of control untuk
menjelaskan perbedaan-perbedaan
ini. Ia
berpendapat bahwa
orang cenderung
menghubungkan penyebab dari perilaku terutama pada diri mereka sendiri atau pada faktor lingkungan. Ciri kepribadian ini menghasilkan pola perilaku yang berbeda Robert, 2005.
Dimensi LOC pada personalitas, digambarkan sebagai pembagian individu berdasarkan pada tingkat ketika mereka menerima tanggung jawab secara personal serta apa
yang terjadi pada mereka. Reiss dan Mitra 1998, membagi locus of control menjadi dua, yaitu: internal locus of control adalah cara pandang bahwa segala hasil yang didapat, baik
atau buruk adalah karena tindakan, kapasitas dan faktor-faktor dari dalam diri mereka sendiri. External locus of control
adalah cara pandang dimana segala hasil yang didapat, baik atau buruk berada diluar kontrol diri mereka tetapi karena faktor luar seperti keberuntungan,
kesempatan, dan takdir. Individu yang termasuk dalam kategori ini meletakkan tanggung jawab diluar kendalinya. Menurut Rotter dalam Muawanah dan Indriantoro, hal ini karena
mereka percaya bahwa kejadian yang ada tidak berhubungan dengan perbuatan mereka. Karenanya, auditor dengan external locus of control lebih besar kemungkinannya untuk
memenuhi permintaan klien. Berdasarkan pada teori locus of control, bahwa perilaku auditor dalam situasi konflik akan dipengaruhi oleh karakteristik locus of controlnya. Individu dengan
internal locus of control akan lebih mungkin berperilaku etis dalam situasi konflik audit
dibandingkan dengan individu dengan eksternal locus of control. Jones dan Kavanagh 1996 melakukan eksperimen untuk menguji pengaruh variabel
locus of control terhadap keinginan berperilaku tidak etis yang ditunjukkan dengan
memperbesar laporan jumlah biaya perjalanan. Pada eksperimen pertama hasilnya mendukung hipotesis yang diajukan yaitu individu dengan eksternal locus of control
cenderung memperbesar biaya perjalanan. Namun pada eksperimen kedua, hasilnya tidak ada pengaruh yang signifikan atas locus of control terhadap kecenderungan perilaku tidak etis.
Trevino 1986 seperti yang dikutip oleh Muawanah dan Indriantoro 2001 menyatakan bahwa variabel perbedaan individual atau variabel personalitas seperti locus of
control dapat berinteraksi dengan kesadaran etis untuk mempengaruhi perilaku dalam dilema
etis. Jadi hubungan antara locus of control dengan perilaku auditor bisa tergantung pada kesadaran etis auditor.
G. Kesadaran etis