dibandingkan dengan skor respon awal kesadaran etis yang rendah. Hal ini menjelaskan bahwa hubungan antara locus of control dengan respon auditor dalam situasi konflik audit
akan berubah arah, sehingga semakin tinggi tingkat kesadaran etis maka locus of controlnya semakin menurun atau internal karena memiliki nilai dibawah means score sehinga auditor
cenderung untuk menolak tekanan klien sedangkan semakin rendah tingkat kesadaran etis maka locus of controlnya semakin meningkat atau eksternal karena memiliki nilai diatas
means score sehingga auditor cenderung untuk menerima tekanan klien.
Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku auditor
eksternal. Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Locus of Control Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit dengan Kesadaran Etis Sebagai Variabel
Moderating”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Apakah locus of control berpengaruh terhadap Perilaku auditor dalam situasi konflik audit? 2. Apakah interaksi antara locus of control dengan kesadaran etis mempengaruhi Perilaku
auditor dalam situasi konflik audit?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh locus of control terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik.
2. Untuk menganalisis interaksi antara locus of control dengan kesadaran etis mempengaruhi Perilaku auditor dalam situasi konflik audit.
D. Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Auditor, digunakan untuk memahami pentingnya sebuah kode etik profesionalisme auditor terutama dalam menghadapi berbagai konflik baik dari luar ataupun dalam.
2. Kantor Akuntan Publik, sebagai informasi dasar untuk lebih meningkatkan level kesadaran terhadap etika profesi bagi para auditor sehingga dengan memiliki kemampuan untuk
mengenali masalah-masalah etika dengan lebih baik akan mendorong auditor untuk lebih dapat meningkatkan independensi dan profesionalitasnya.
3. Institut Akuntan Publik Indonesia IAPI, agar dapat berperan lebih aktif dalam melakukan pengawasan atas perilaku auditor eksternal dalam melaksanakan standar profesionalnya
serta diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan dan peningkatan kualitas profesi akuntan di Indonesia.
4. Pengguna jasa audit, agar dapat memahami perilaku profesional dan etika berprofesi auditor, terutama yang akan berkaitan dengan proses pengambilan keputusan etis.
5. Penulis, untuk memahami lebih jauh mengenai peran locus of control dan kesadaran etika terhadap perilaku atau perilaku auditor ketika dalam situasi konflik audit, dan juga untuk
memperluas wawasan serta pengetahuan yang sehubungan dengan topik yang diteliti oleh penulis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Audit dan Auditor