Penetapan Kadar Air Analisis Kualitatif BatasLimit Deteksi LOD dan BatasLimit Kuantitasi LOQ

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penetapan Kadar Air

Penetapan kadar air dalam sayur sawi dilakukan dengan metode gravimetri untuk menentukan kandungan air pada sayur sawi segar. Berdasarkan metode tersebut diperoleh kandungan air yang terdapat dalam sayur sawi segar sangat banyak yaitu lebih dari 90,00

4.2. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif logam timbal, kadmium dan seng dalam sampel dilakukan dengan reaksi masing-masing logam dengan larutan dithizon 0,005 bv. Pemeriksaan secara kualitatif ini dilakukan untuk mendukung analisis kuantitatif. Hasil analisis ini dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut : Tabel 2. Hasil Analisis Kualitatif Logam Timbal, Kadmium dan Seng dalam Sampel Reaksi dengan larutan dithizon 0,005 dapat membedakan keberadaan logam timbal, kadmium dan seng, karena masing-masing logam ini akan memberikan warna pada pH yang berbeda. Pada pH 5 lapisan kloroform memberikan warna merah tua yang menunjukkan adanya logam seng, pada pH 8 memberikan warna merah yang menunjukkan adanya logam timbal dan pada pH 12 memberikan warna merah terang yang menunjukkan adanya logam kadmium. No Logam yang dianalisis Pereaksi dithizon 0,005 bv Hasil Reaksi Keterangan 1 Timbal Dithizon, pada pH 7-8 Merah + 2 Kadmium Dithizon, pada pH 11-13 Merah terang + 3 Seng Dithizon, pada pH 4,5-5 Merah Tua + Universitas Sumatera Utara Warna yang terjadi adalah karena terbentuknya senyawa kompleks senyawa- dithizon dengan ketiga logam tersebut Vogel, 1979. Berdasarkan hasil uji kualitatif yang dilakukan dalam larutan sampel menunjukkan dalam sayur sawi yang direbus dan tidak direbus mengandung logam timbal, kadmium dan seng. 4.3. Analisis Kuantitatif 4.3.1. Kurva Kalibrasi Timbal, Kadmium dan Seng

4.3.1.1 Timbal

Kurva kalibrasi timbal yang diperoleh dengan cara mengukur absorbansi larutan standar timbal pada konsentrasi yang berbeda-beda pada panjang gelombang 217,0 nm. Hasil pengukuran kurva kalibrasi logam timbal seperti pada Gambar 3 berikut : Gambar 3. Kurva Kalibrasi Logam Timbal pada Panjang Gelombang 217,0 nm Berdasarkan data pengukuran kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis regresi Y=0,0021x + 0,0839, dengan koefisien korelasi 0,9995. Universitas Sumatera Utara

4.3.1.2 Kadmium

Kurva kalibrasi kadmium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi larutan standar kadmium pada konsentrasi yang berbeda-beda pada panjang gelombang 228,8 nm. Hasil pengukuran kurva kalibrasi logam kadmium seperti Gambar 4 berikut : Gambar 4. Kurva Kalibrasi Kadmium pada Panjang Gelombang 228,8 nm Berdasarkan data pengukuran kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis regresi Y=0,1761x - 0,0021, dengan koefisien korelasi 0,9997 .

4.3.1.3 Seng

Kurva kalibrasi seng diperoleh dengan cara mengukur absorbansi larutan standar seng pada konsentrasi yang berbeda-beda pada panjang gelombang 213,9 nm. Hasil pengukuran diperoleh kurva kalibrasi logam seng seperti Gambar 5 berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Kurva Kalibrasi Seng pada Panjang Gelombang 213,9 nm Berdasarkan data pengukuran kurva kalibrasi diperoleh persamaan garis regresi Y=0,2924x + 0,0068, dengan koefisien korelasi 0,9999 . Harga r yang diperoleh dari ketiga logam timbal = 0,9995, kadmium = 0,9997 dan seng = 0,9999 telah memenuhi harga r yang sebenarnya. Nilai r ≥ 0,95 menunjukkan bukti adanya korelasi linier yang menyatakan adanya hubungan antara X dan Y Shargel dan Andrew, 1988. Kurva ini menunjukkan korelasi positif antara konsentrasi X dan absorbansi Y yang artinya, peningkatan konsentrasi sebanding dengan naiknya absorbansi Sudjana, 2005.

4.3.2. Penetapan Kadar Timbal, Kadmium dan Seng pada Sampel

Penetapan kadar timbal, kadmium dan seng dilakukan secara spektrofotometri serapan atom, dimana sampel sawi terlebih dulu didestruksi hingga menjadi abu kemudian dilarutkan dan diukur pada spektrofotometri serapan atom. Pengukuran tersebut menghasilkan absorbansi dan diperoleh konsentrasi larutan pengukuran berdasarkan persamaan garis regresi. Data absorbansi dan konsentrasi larutan pengukuran dapat dilihat pada tabel 3. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Data Absorbansi dan Konsentrasi Pengukuran Tabel diatas menunjukkan bahwa sampel mengandung timbal, kadmium dan seng dengan kadar yang berbeda-beda untuk kedua perlakuan. Secara langsung dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada pengaruh perebusan terhadap kadar timbal, kadmium dan seng pada sayur sawi yang ditanam di lingkungan sekitar PT.Growth Sumatera Industry GSI dan PT.Gunung Gahapi Sakti Kawasan Industri Medan-Belawan. Menurut Astri Nugroho 2009 logam-logam esensial maupun non esensial dapat masuk ke dalam tanaman melalui stomata mulut daun dan berikatan dengan kloroplast membentuk kompleks logam dengan klorofil. Pada proses pencucian, logam-logam yang ada dipermukaan daun saja yang hilang, sedangkan logam-logam yang telah masuk melalui stomata akan sulit dihilangkan kecuali dengan larutan asam. Adanya kandungan logam dalam sawi tersebut maka dilanjutkan dengan pengujian analisis data secara statistik. No Sampel Absorbansi Timbal Kadar Timbal mgkg Absorbansi Kadmium Kadar Kadmium mgkg Absorbansi Seng Kadar Seng mgkg 1 Sawi Rebus 0,2810 0,0937 0,0215 0,1351 0,0707 2,1748 0,2869 0,0963 0,0208 0,1295 0,0708 2,1798 0,2847 0,0953 0,0223 0,1379 0,0709 2,1819 0,2936 0,0996 0,0231 0,1429 0,0672 2,0639 0,2829 0,0946 0,0242 0,1487 0,0676 2,0711 0,2861 0,0960 0,0219 0,1357 0,0653 1,9917 2 Sawi Segar 0,3354 0,1196 0,0341 0,2047 0,0910 2,8671 0,3402 0,1218 0,0362 0,2164 0,0873 2,7393 0,3183 0,1114 0,0354 0,2119 0,0884 2,7782 0,3180 0,1113 0,0339 0,2035 0,0896 2,8197 0,3228 0,1136 0,0351 0,2103 0,0879 2,7616 0,3268 0,1155 0,0356 0,2133 0,0907 2,8579 Universitas Sumatera Utara 4.4 Analisis Data Secara Statistik 4.4.1 Analisis dengan Uji Q Hasil analisis dengan uji Q dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Data Hasil Analisis dengan Uji Q pada Sawi Rebus dan Segar No Sampel Uji Q Timbal Kadmium Seng 1. Sawi Segar 0,2095 0,2403 0,0719 2. Sawi Rebus 0,5593 0,3021 0,0110 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Q hitung lebih kecil dari Q kritis Q kritis = 0,621. Jika nilai Q hitung lebih kecil dari Q krikis , maka data diterima Rohman, 2007.

4.4.2 Analisis Lanjutan Uji Beda Nilai Rata-rata

Analisis data secata statistik menurut analisis lanjutan uji beda nilai rata- rata dilakukan terhadap sawi rebus dan segar. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Data Hasil Uji Beda Nilai Rata-rata antara Sawi Rebus dan Sawi Segar Sampel Jenis Logam Uji Beda Nilai Rata-rata Harga F Harga t Sawi Timbal 0,2163 -18,9821 Kadmium 1,7256 -21,0882 Seng 2,3104 -17,8252 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa H diterima dan H 1 ditolak karna harga F dari masing-masing logam 7,1464 daerah kritis penerimaan = -7,1464 ≤ 7,1464 . Daerah kritis penolakan t -2,2281 dan t 2,2281. Harga t yang di dapat dari masing-masing logam -2,2281, sehingga hipotesa H ditolak. Harga Universitas Sumatera Utara H ditolak, berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar logam timbal, kadmium dan seng antara sawi rebus dengan sawi segar.

4.5 BatasLimit Deteksi LOD dan BatasLimit Kuantitasi LOQ

Bataslimit deteksi LOD dan bataslimit kuantitasi LOQ dilihat berdasarkan harga konsentrasi hasil pengukuran. Konsentrasi dari masing-masing logam dapat dilihat dalam Tabel 6 berikut. Tabel 6. Uji Parameter LOD dan LOQ untuk Validasi Metode Pengukuran Ketiga Logam dalam Sampel Berdasarkan Konsentrasi Sampel Konsentrasi Timbal ppb Konsentrasi Kadmium ppm Konsentrasi Seng ppm Sawi Rebus 93,8571 96,6667 95,6190 99,8571 94,7619 96,2857 ∑ = 96,1746 0,1357 0,1300 0,1386 0,1431 0,1493 0,1363 ∑ = 0,1388 0,2185 0,2189 0,2192 0,2066 0,2079 0,2001 ∑ = 0,2119 Sawi Segar 119,7619 122,0476 111,6190 111,4762 113,7619 115,6667 ∑ = 115,7222 0,2056 0,2175 0,2129 0,2044 0,2112 0,2141 ∑ = 0,2109 0,2879 0,2753 0,2791 0,2832 0,2774 0,2869 ∑ = 0,2816 Limit deteksi LOD dari suatu metode analisis adalah nilai parameter uji batas, yaitu konsentrasi analit terendah yang dapat dideteksi. Limit deteksi dinyatakan dalam konsentrasi analit persen, bagian per milyar dalam sampel Satiadarma, 2004. Limit kuantitasi LOQ dari suatu metode analisis adalah nilai parameter penentuan kuantitatif senyawa yang terdapat dalam konsentrasi rendah dalam matriks. Limit kuantitasi adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang Universitas Sumatera Utara dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi eksperimen yang ditentukan. Limit kuantitasi dinyatakan dalam konsentrasi analit persen, bagian per milyar dalam sampel Satiadarma, 2004. Dalam penelitian ini, untuk analisis logam timbal diperoleh batas deteksi 17,2857 mcgL dan batas kuantitasi 57,6190 mcgL. Pada analisis kadmium diperoleh batas deteksi 0,0273 mcgml dan batas kuantitasi 0,0909 mcgml, dan pada analisis seng diperoleh batas deteksi 0,0597 mcgml dan batas kuantitasi 0,1983 mcgml. Berdasarkan Tabel 6 Seluruh konsentrasi pengukuran timbal, kadmium dan seng pada sampel berada diatas batas kuantitasi, yaitu untuk logam timbal yang tidak direbus dan yang segar secara berturut-turut adalah 96,1746 ppb dan 115,7222 ppb. Pada logam kadmium 0,1388 ppm dan 0,2109 sedangkan pada logam seng 0,2119 ppm dan 0,2816.

4.6 Uji Perolehan Kembali Recovery