BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kemiskinan dalam konteks ekonomi, sering dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan standar hidup minimal yang
biasanya diukur berdasarkan kebutuhan konsumsi atau pendapatan dalam memenuhi kebutuhan dasar. Dalam konsep ini kemiskinan dikaitkan dengan
satu kondisi hilangnya hak dan peluang seseorang terhadap penguasaan, pemilikan dan pengaturan, serta kontrol terhadap sumber daya yang
diperlukan bagi terjaminnya hidup seseorang. Secara umum kemiskinan bukan serta merta disebabkan karena mereka
beretos kerja rendah atau malas, namun justru karena ada banyak faktor yang mungkin berada di luar dirinya, yang membuat mereka kaum miskin tidak
berdaya menghadapinya. Dengan kata lain, mereka membutuhkan akses agar bisa ikut berperan dalam proses pembangunan yang sedang berjalan ini.
Dengan demikian, usaha untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan orang miskin tidak semudah membalik telapak tangan. Diperlukan kesabaran
dan kegigihan dari semua pihak, termasuk uluran tangan pemerintah agar lebih peduli dan berpihak pada masyarakat miskin.
Kebijakan pemerintah dalam pembangunan ekonomi adalah lebih diarahkan kepada terwujudnya demokrasi ekonomi, dimana masyarakat harus
memgang peran aktif dalam kegiatan pembangunan tersebut. Ciri-ciri demokrasi ekonomi itu sendiri adalah bahwa perekonomian disusun sebagai
1
usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Bangunan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Dalam pembangunan koperasi di Indonesia,
pemerintah mempunyai peran penting. Peran tersebut bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi: “Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan”.
1
Keberadaan koperasi pada saat sekarang ini memang sangat dibutuhkan, baik yang berada di lingkungan departemen, kantor-kantor swasta,
perusahaan, dan sekolah. Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang berkembang di dalam dan di atas prakarsa masyarakat. Sebagai lembaga
kemasyarakatan diperlukan pengaturan agar kehidupannya bisa terjamin dan berkembang.
2
Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-
prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya. Dengan
demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.
3
Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukkan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis.
1
Ninik Widiyanti, Y.W, Sunindhia, Koperasi dan Perekonomian Indonesia, Jakarta: Adi Mahasatya, 2003, h. 159
2
Panji Anoraga, SE, MM, Dra. Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi, Jakarta: PT. Adi Mahasatya, 2003, cet. 4, h.1
3
Dikutip dari Seminar Nasional Perkoperasian yang dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2008 di Hotel Bukit Indah Puncak
2
Keberhasilan koperasi
dalam mencapai tujuannya tergantung dari aktifitas
para anggotanya, apakah mereka mampu melaksanakan kerjasama, memiliki kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dan garis kebijakan yang telah
ditetapkan rapat anggota. Dengan demikian usaha meningkatkan taraf hidup mereka tergantung dari aktifitas mereka.
Koperasi dilahirkan sebagai badan usaha dengan tujuan untuk memajukan kepentingan ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Latar
belakang lahirnya telah memberikan ciri khusus pada koperasi yang berbeda dengan badan usaha lain yaitu sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan dan gotong royong.
4
Asas kekeluargaan mencerminkan adanya kesadaran untuk mengerjakan segala sesuatu dalam koperasi oleh semua untuk
semua dari para anggota atas dasar keadilan dan kebenaran serta keberanian berkorban bagi kepentingan bersama. Sedangkan asas gotong royong berarti
bahwa pada koperasi terdapat semangat kerja dan tanggung jawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri melainkan untuk kepentingan bersama.
Salah satu jenis koperasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat adalah koperasi simpan pinjam. Koperasi ini kegiatan utamanya adalah
melakukan pengumpulan dana yang diperoleh dari anggota dalam bentuk simpanan atau tabungan yang selanjutnya dana-dana yang ada tersebut akan
disalurkan kembali kepada anggotanya dalam bentuk pinjaman berjangka atau kredit modal usaha. Dengan adanya koperasi simpan pinjam ini secara tidak
langsung karyawan yang memiliki kelebihan dana dapat membantu karyawan yang kekurangan dana untuk modal usaha sekaligus menghindari para
4
Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002 cet. 7, h. 1
3
karyawan terhadap keberadaan rentenir yang sangat menyusahkan para karyawan dengan beban bunga yang sangat tinggi.
Selain dipandang sebagai badan usaha yang memiliki bentuk dan karakteristik tersendiri, koperasi di Indonesia juga dipandang sebagai alat
untuk membangun sistem perekonomian. Hal itu sejalan dengan tujuan koperasi sebagaimana dicantumkan di dalam pasal 3 UU No. 251992 sebagai
berikut: “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.
5
Berdasarkan tujuan yang ditetapkan di dalam pasal 3 UU No. 251992 itu, dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi di Indonesia dalam garis besarnya
meliputi tiga hal sebagai berikut: 1.
Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya. 2.
Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. 3.
Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional. Dengan ketiga tujuan tersebut, mudah dimengerti bila koperasi mendapat
kedudukan yang sangat terhormat dalam perekonomian Indonesia. Ia tidak hanya merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional
dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian yang ada di negeri ini, tetapi juga dinyatakan sebagai soko guru perekonomian nasional.
Secara garis besar koperasi merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama memenuhi kebutuhan ekonomi atau bekerja sama melakukan
5
Dikutip dari Seminar Nasional Perkoperasian yang dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2008 di Hotel Bukit Indah Puncak
4
usaha, maka dapat dibedakan dengan jelas dari badan-badan usaha atau pelaku kegiatan ekonomi yang lebih mengutamakan modal. Dengan demikian
koperasi sebagai badan usaha mengutamakan faktor manusia yang bekerja atas dasar prikemanusiaan bagi kesejahteraan para anggotanya.
6
Kini tidaklah banyak koperasi di Indonesia yang tetap eksis dalam menjalankan roda usahanya, kita dapat menghitungnya dengan jari. Salah satu
koperasi yang hingga kini masih tetap eksis melakukan usahanya adalah Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”. Salah satu program
koperasi ini bergerak pada usaha simpan pinjam dimana para anggotanya adalah para karyawan koperasi tersebut. Koperasi ini bertujuan
memperkembangkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan daerah kerja umumnya dalam rangka menggalang terlaksananya masyarakat
yang adil dan makmur berdasarkan pancasila, memberikan pinjaman kredit kepada anggotanya untuk keperluan yang berfaedah, menyalurkan barang-
barang lain keperluan anggota dan masyarakat, menyelenggarakan usaha- usaha dalam bidang jasa yang dibutuhkan anggota dan masyarakat.
7
Berangkat dari rasa ketertarikan terhadap perkembangan usaha simpan pinjam yang hingga kini dimana pada saat yang sama banyak koperasi sumpan
pinjam di Indonesia yang mati suri. Dengan melihat uraian di atas, maka dengan ini penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian terhadap Koperasi
Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” dengan judul “Evaluasi Hasil
6
Parjimin Nurzain, Buku Materi Pokok Perkoperasian, Jakarta: PT. Kanisius, 1986 h. 12
7
Koperasi Karyawan Perum Pegadaian Budi Setia, Buku Anggaran Dasar Rumah Tangga, Jakarta: 1969, h. 2
5
Program Simpan Pinjam Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” dalam Pemberdayaan Ekonomi Karyawan”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah