meringankan beban ekonomi karyawan karena diberikan pinjaman yang sesuai dengan jabatan dan kebutuhan masing-masing.
Omzet penjualan usaha toko tahun 2009 sebesar Rp. 857.002.998 dengan menghasilkan pendapatan sebesar Rp.71.865.701, atau naik dari pendapatan
tahun 2008 sebesar Rp. 45.888.051. Usaha lainnya berupa jasa cleaning service dan kerja sama dengan pihak lainnya pada tahun 2009 menghasilkan
pendapatan sebesar Rp. 114.127.624, berarti mengalami kenaikan sebesar 22,26 dari tahun 2008 sebesar Rp. 93.349.052.
67
Perkembangan usaha ini disamping didukung oleh perkembangan harta lancer dari Rp. 18.872.287.329 mengalami kenaikan sebesar 63,92 dari
tahun 2008 Rp. 11.512.880.911, hal ini tidak terlepas dari partisipasi da peran serta dari anggota Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” yang
telah memberikan kepercayaan dengan menanamkan dananya dalam bentuk simpanan manasuka.
B. Analisa Program Simpan Pinjam Koperasi Karyawan Perum Pegadaian
“Budi Setia” yang Berpengaruh pada Peningkatan Ekonomi Karyawan
Adanya program simpan pinjam yang selami ini dijalankan oleh Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” dirasakan oleh anggota Koperasi
Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” sangat membantu kesulitan perekonomian. Program simpan pinjam bagi para anggota Koperasi Karyawan
Perum Pegadaian “Budi Setia” memiliki peran dalam peningkatan ekonomi anggotanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa anggota dan Pengurus
67
Buku Laporan Pengurus Pengawas, 2009
59
Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” yang berhasil penulis wawancarai. Menurut Bapak H. Sipon Budijono, selaku Pengurus Koperasi
Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” menyatakan bahwa adanya program simpan pinjam yang telah berjalan baik selama ini dirasakan manfaatnya bagi
koperasi dan khususnya para karyawan. Dengan adanya program simpan pinjam ini aktifitas koperasi hingga kini masih berjalan dengan baik. Sebab
dari adanya program simpan pinjam ini Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” dapat membiayai kegiatan operasionalnya, dimana biaya
operasional tersebut salah satunya juga berasal dari keuntungan yang berasal dari dana pengembalian pinjaman pada program simpan pinjam di Koperasi
Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”.
68
Bagi para anggota Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”, keuntungan yang didapat dari
adanya program simpan pinjam tidak lain adalah adanya peningkatan pendapatan usaha dimana pendapatan yang didapat dari hasil penjualan
dirasakan lebih besar dari pada pengeluaran atau kebutuhan konsumsi rumah tangga. Sehingga kondisi yang demikian ini menurut analisa penulis dapat
dikatakan bahwa adanya program simpan pinjam berpengaruh positif bagi perkembangan dan peningkatan usaha ekonomi karyawan.
Tidak hanya kebutuhan dalam usaha koperasi yang berjalan baik, kebutuhan dalam sisi ekonomi rumah tangga karyawan juga secara tidak
langsung mengalami peningkatan. Dengan adanya peningkatan kebutuhan rumah tangga seperti kebutuhan konsumsi, kesehatan, pendidikan dan
kebutuhan lainnya juga dapat dipenuhi dengan baik. Hal ini sebagaimana
68
Bapak H. Sipon Budijono, Pengurus Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”, Wawancara Pribadi, Jakarta, 30 Juni 2009
60
dinyatakan oleh Bapak H. Wagino yang telah bekerja selama 24 tahun di Pegadaian ini yang penulis wawancarai ditengah kesibukannya menjadi Kasir
di Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”. Menurutnya dengan adanya program simpan pinjam ini kebutuhan hidup rumah tangganya sedikit
demi sedikit mengalami peningkatan. Dari hasil pinjaman tersebut beliau dapat memiliki rumah pribadi, membiayai pendidikan ke empat anaknya yang
sekarang sudah menjadi sarjana dan berkeluarga satu belum menikah, dan memiliki kendaraan roda empat pribadi. Selain itu Bapak H. Wagino juga
telah diberangkatkan Haji oleh Perum Pegadaian pada tahun 2008.
69
Awalnya Bapak H. Wagino mendapat pinjaman sebesar Rp. 5.000.000 sampai yang
terbesar sebesar Rp. 55.000.000, tetapi karna beliau sekarang hanya pegawai Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” saja jadi hanya sebesar Rp.
2.000.000, tetapi jika ada keperluan yang mendesak beliau bisa mendapatkan pinjaman yang lebih besar dari itu karena beliau karyawan lama.
Sedangkan menurut Ibu Sukaesih yang telah bekerja di Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” selama 16 tahun sebagai staf karyawan saja.
Ibu Sukaesih tidak dapat pinjaman dari Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” karena Beliau hanya sebagai karyawan koperasi saja, tidak
sebagai karyawan Perum Pegadaian. Karena yang dapat meminjam hanya karyawan Perum Pegadaian saja, beliau mendapat pinjaman sebesar
Rp.2.000.000 hanya dengan kebijakan dari Pengurus Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” jika ada keperluan yang mendesak dan masuk
akal. Karena suami Ibu Sukaesiah bekerja di Perum Pegadaian sebagai
69
Bapak H. Wagino, Kasir Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”, Wawancara Pribadi, Jakarta, 17 Juli 2009
61
Penaksir Muda, jadi suami Ibu Sukaesiah mendapat pinjaman sebesar Rp. 55.000.000 dan uang pinjaman tersebut digunakan untuk Asuransi Pendidikan
kedua anak Beliau yang masih 6 7 tahun. Peningkatan ekonomi dan usaha juga dinyatakan oleh Bapak H. Sipon
Budijono, menurut beliau dengan adanya program simpan pinjam yang berasal dari Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” usahanya dalam
meningkatkan perekonomian keluarga mengalami perbaikan dari segi penambahan modal. Usaha berjualan Sroto Sokaraja yang dijalani ii telah
berlangsung sejak 8 tahun yang lalu. Dengan usaha ini Bapak H. Sipon Bodijono hingga kini mampu memcukupi kebutuhan rumah tangganya,
membiayai pendidikan kedua anaknya, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Dengan berkembangnya usaha kuliner pada saat ini dirasakan pula
dampaknya oleh Bapak H. Sipon Budijono. Pada awal mula berjualan dirasakan sulit mendapatkan pelanggan, mulai dari tempat usaha yang tidak
strategis, belum mengenai seluk beluk dunia dagang, dan ada pula yang tidak senang dengan adanya kedai Sroto Sokaraja beliau yang berada dilingkungan
Perum Pegadaian. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan dengan ketekunan beliau dan istrinya akhirnya beliau dapat merasakan keuntungan
yang cukup besar dari hasil berjualan Sroto Sokaraja. Pada saat ini beliau telah membuka cabang Sroto Sokaraja di wilayah Jombang, Ciputat. Keuntungan
yang beliau dapat digunakan untuk membeli tanah dan dibangun menjadi kontrakan, selain itu beliau juga membeli tanah di beberapa daerah untuk
62
kebutuhan hidup anak-anaknya kelak dan untuk membiayai kebutuhan hidup keluarganya kelak jika beliau nanti telah dipensiun.
70
Modal yang diterima dari adanya program simpan sinjam Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” yang sebesar Rp. 100.000.000
digunakan sebagai modal usaha, dengan demikian usahanya bisa berjalan dengan baik yang pada akhirnya beliau sendiri dapat melaksanakan tanggung
jawabnya sebagai kepala keluarga untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Kebutuhan individu lain yang terpenuhi dari adanya program simpan
pinjam Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” adalah beliau telah memiliki 2 buah kendaraan roda empat, membiayai pendidikan kedua anaknya
menjadi Sarjana, dan beliau juga telah diberangkatkan Haji oleh Perum Pegadaian pada tahun 2002, sedangkan istri beliau menggunakan biaya pribadi
yang selama ini telah beliau tabung.
71
Dari kasus-kasus tersebut, penulis menyimpulkan bahwa adanya program simpan pinjam yang dijalani oleh Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi
Setia” selama ini telah banyak andil dalam meringankan beban ekonomi karyawan. Dengan tercekupinya modal usaha secara tidak langsung Koperasi
Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia” telah berhasil memecahkan permasalahan ekonomi masyarakat Indonesia secara umum, walaupun ruang
lingkupnya hanya dalam Perum Pegadaian saja. Dari adanya modal usaha tersebut peningkatan kesejahteraan ke arah yang lebih baik lagi dapat tercapai
dan dirasakan oleh para karyawan Perum Pegadaian.
70
Bapak H. Sipon Budijono, Pengurus Koperasi Karyawan Perum Pegadaian “Budi Setia”, Wawancara Pribadi, Jakarta, 30 Juni 2009
7 Ibid
63
C. Analisa Hasil Jangka Panjang yang tampak sebagai akibat dari Program