Bentuk-Bentuk Kekerasan Yang Dilakukan oleh Siswa Senior Terhadap Siswa Junior

Beberapa pelaku mengakui bahwa bentakan, cacian, sindiran adalah cara yang mereka pakai untuk mendisiplinkan siswa junior agar mereka tidak ³VRQJRQJ´. Seperti yang diungkapkan oleh TA: ³.DORDGDDGHNHODV\DQJQ\RORWSHUWDPDDTQ\RORWin kedua aq sindir kalau aq sindir ga PHPSDQDTVDPSHULQWHUXVDTEHQWDNDWDXJDDTRPHOLQ´ 114 Dipertegas oleh SR: ³.DORDGDDGHNHODV\DQJ³VRQJRQJ´ZDMDUODKXQWXNGLVLQGLU di bentak habis kalo di GLHPLQVXNDVRQJRQJ´ 115 Diperkuat oleh AF: ³HQWDNDQ FDFLDQZDMDUODKVXSD\DPHUHNDJDQ\RORW´ 116 Untuk pelaku senior perempuan hal yang mereka tidak sukai adalah kalau ada adik kelas yang penampilannya berlebihan, seperti yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah. Dijelaskan oleh E: ³HQWDNDQFDFLDQVLndiran wajar lah dilakuin supaya mereka ga songong apalagi soal SHQDPSLODQ\DQJEHUOHELKDQ´ 117 Aksi kekerasan yang dilakukan siswa atau siswi senior bisa berbeda. Siswa senior laki- laki lebih mengandalkan memukul ketika menghadapi adik kelas yang mereka tidak sukai, sementara siswa perempuan ketika menghadapi adik junior yang mereka tidak sukai maka mereka mencaci, menyindir, misalnya masalah penampilan yang berlebihan. 114 Wawancara pribadi dengan TA, Ciputat, 4 November 2011. 115 Wawancara pribadi dengan SR , Ciputat, 4 November 2011. 116 Wawancara pribadi dengan AF, Ciputat, 28 Oktober 2011. 117 Wawancara pribadi dengan E , Ciputat, 4 November 2011. Tetapi ada beberapa informan yang berpandangan bahwa dalam menghadapi adik kelas tidak selamanya harus menggunakan kekerasan karena menurutnya hal itu hanya buang-buang tenaga saja. Seperti diungkapkan oleh F: ³HQWDNDQ FDFLDQVLQGLUDQ ZDMDU JD ZDMDU VLK GLODNXLQ WDSL NDOR VD\D FXPD ELODQJLQ DMDJDSDNHNHNHUDVDQ´ 118 Dipertegas oleh FF: ³.DOR DGD DGLN NHODV \DQJ QJHODQJJDU SHULQWDK VD\D \D VD\D FDUL DMD \DQJ PDX QJHODNVDQDLQSHULQWDKVD\D´ 119 3. Kekerasan bersifat psikologis Kekerasan bersifat psikologis berupa mengancam, mengabaikan, mengucilkan. Kekerasan psikologis sebenarnya lebih menyakitkan dari kekerasan secara fisik, karena dapat melukai harga diri seseorang, dan merusak keseimbangan jiwa. Menurut pengakuan korban pemalakan ketika tidak memberi uang maka siswa senior akan memaksa dengan cara mengancam. Seperti yang di ungkapkan oleh JD: ³6D\DVHULQJGLSDODNLQVDPDNHODVNDGDQJNDORJDQJDVLKVXNDGLDQFHP´ 120 Dipertegas oleh DR: ³6D\DVHULQJGLSDODNLQNDGDQJNDORJDQJDVLKVXNDGLSDNVDNDGDQJJD´ 121 118 Wawancara pribadi dengan F, Ciputat, 4 November 2011. 119 Wawancara pribadi dengan FF , Ciputat, 28 Oktober 2011. 120 Wawancara pribadi dengan JD, Ciputat, 4 November 2011. 121 Wawancara pribadi dengan DR , Ciputat, 4 November 2011. Ancaman dari pelaku aksi kekerasan yaitu siswa senior seringkali membuat siswa junior takut atau trauma. Ancaman yang di berikan siswa senior dapat dilakukan didalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Seperti dijelaskan oleh LA: ³.DGDQJNDORODJLGLSDODNLQVDPDNHODVVXNDEXDWVD\DWDNXWKDELVNDORJDNDVLKVXND di ancem, terus kalo dilXDUVHNRODKVXNDGLMHJDWMXJD´ 122 Dari uraian di atas, terlihat bahwa aksi kekerasan yang dilakukan siswa senior terhadap siswa junior terbagi menjadi 3, yaitu kekerasan bersifat fisik, kekerasan bersifat verbal, kekerasan bersifat psikologis. Kekerasan fisik sendiri dapat melukai korban, sementara kekerasan psikologis walau korban tidak nampak luka fisik tetapi si korban bisa menjadi trauma, dan bisa melukai harga diri.

C. Peranan Sekolah, Orang Tua Dalam Menangani Kasus Kekerasan di Kalangan Siswa

1. Sekolah Sekolah merupakan media sosialisasi yang cukup luas dibandingkan dengan keluarga. Anak mengalami perubahan dalam perilaku sosial ketika ia telah masuk sekolah. Sekolah merupakan media sosialisasi kedua setelah keluarga. Dari pihak sekolah sendiri mengatakan bahwa selama ini hubungan antara siswa senior dan siswa junior hubungan keduanya baik. Di ungkapkan oleh Pak S: ³6HODPD LQL EDLN NDUHQD GDUL SLKDN PHQ\DPSDLNDQ SHVDQ NHSDGD VLVZD EDJDLPDQD menghargai orang lain, yang junior menghargai senior dan yang senior membimbing \DQJPXGD´ 123 122 Wawancara pribadi dengan LA , Ciputat, 4 November 2011. 123 Wawancara pribadi dengan Pak S, Ciputat, 20 0ktober 2011. Tetapi kenyataan dilapangan adalah masih banyak kasus kekerasan yang dilakukan siswa senior terhadap junior. Kekerasan terjadi di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Bahkan alumni pun masih mempunyai peran terhadap kasus kekerasan yang terjadi. Seperti yang di ungkapkan oleh S: ³6D\D SHUWDPD NDOL GLDMDNLQ WDZXUDQ SDV NHODV ZDNWX LWX VD\D GLDMDNLQ VDPD alumnL´ 124 Di pertegas oleh JD: ³6D\DVHULQJGLSDODNLQVDPDNHODVNDGDQJNDORJDQJDVLKVXNDGianceP´ 125 Di perkuat oleh TA: ³.DORDGDDGHNHODV\DQJQ\RORW, pertama aq nyolotin kedua aq sindir kalau aq sindir ga mempan aq samperin terus aq bentak atau ga aq omeliQ´ 126 Pihak sekolah baru akan bereaksi ketika kekerasan tersebut telah terjadi. Kontrol dari pihak sekolah adalah mengawasi siswa yang masih nongkrong-nongkrong sehabis pulang sekolah dan tidak langsung pulang. Karena menurut pihak sekolah siswa yang nongkrong- nongkrong akan melakukan aksi tawuran. 124 Wawancara pribadi dengan S, Ciputat, 28 Oktober 2011 125 Wawancara pribadi dengan JD, Ciputat, 4 November 2011 126 Wawancara pribadi dengan TA , Ciputat, 4 November 2011. Diungkapkan oleh Ibu I: ³3LKDNVHNRODKDkan langsung merespon apabila terjadi tawuran dengan cara datang ke sekolah yang menjadi rival dari siswa kami dan kami juga bekerja sama dengan pihak NHSROLVLDQ´ 127 Menurut pihak sekolah terjadinya aksi tawuran dikarenakan rasa solidaritas yang tinggi antar sesama siswa. Siswa yang melakukan aksi tawuran tidak hanya kelas 8, tetapi yang ikut tawuran mulai dari kelas 7, 8, 9. Biasanya yang melatarbelakangi siswa tawuran hanyalah masalah yang sepele. Seperti yang dijelaskan oleh Pak S: ³LDVDQ\D VLVZD PHODkukan tawuran dikarenakan rasa solidaritas antar sesama teman di luar lingkungan sekolah. Siswa yang terlibat bisanya kelas 7, 8, 9 penyebab tawuran sendiri adalah masalah sepele, seperti saling ejek dengan siswa sekolah lain, atau kalah dalam pertandingan RODKUDJD´ 128 Sanksi yang diberikan pihak sekolah bagi yang melakukan tindak kekerasan baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah adalah pertama surat panggilan orang tua, atau kalau kasus kekerasan yang di lakukan tindakan berat maka dari pihak sekolah akan mengembalikan siswa tersebut kepada orang tua. Hal ini juga di jelaskan oleh Ibu I: ³6DQNVLDGDWDKDSDQMXJDWDKDSEHUXSDSHPELQDDQGHQJDQWHJXUDQ6LVZDVXGDK tidak bisa dibina lagi pemanggilan orang tua melalui surat panggilan 1,2,3, ke 4 kali WLGDNDGDWDQJJDSDQGDULRUDQJWXDPDNDVLVZDGLVXUXKPHPEXDWSHQJXQGXUDQGLUL´ 129 Namun fakta di lapangan adalah sanksi yang di berikan oleh pihak sekolah tidak membuat siswa jera melakukan aksi kekerasan, misalnya adalah tawuran. 127 Wawancara pribadi dengan Ibu I, Ciputat, 20 Oktober 2011. 128 Wawancara pribadi dengan Pak S, Ciputat, 20 0ktober 2011. 129 Wawancara pribadi dengan Ibu I, Ciputat, 20 Oktober 2011.