Pembatasan dan Perumusan Masalah

Menjadi masukkan bagi sekolah dimana, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru bidang bimbingan sekolah dalam mengadakan pembinaan bagi siswa.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian Untuk mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, pendekatan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 14 Melalui metode deskriptif ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada suatu penelitian yang dilakukan, dan memeriksa suatu sebab-sebab dari suatu gejala tertentu 15 yang diperoleh dari situasi yang alamiah, dari data yang diperoleh di lapangan lalu dideskripsikan dalam bentuk uraian agar data yang didapat mudah dimengerti oleh pembaca. Proses penelitian ini dalam mengumpulkan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara siswa-siswi SMP PGRI 1 Ciputat TANGSEL. Studi kasus SMP PGRI 1 Ciputat TANGSEL di jadikan studi kasus penelitian ini karena aksi senioritas sudah sangat lama terjadi dan bukan hanya baru terjadi tahun ini. Sehingga penting untuk melihat bagaimana fenomena kekerasan yang ada di sekolah tersebut. Penelitian ini mengasumsikan bahwa kenyataan-kenyataan empiris terjadi dalam suatu konteks sosial-kultural yang saling terkait satu sama lain dan lebih menekankan pada keaslian, tidak bertolak dari teori secara deduktif melainkan berangkat dari fakta sebagaimana adanya. 14 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997, h. 3. 15 Alimudin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta:UI Press,1993, h.71 2. Subjek Penelitian Istilah subjek penelitian merujuk kepada orang atau individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan kasus yang akan diteliti. Adapun subjek penelitian yang penulis teliti adalah seluruh siswa-siswi SMP PGRI 01 CIPUTAT TANGSEL kelas VIII, dan IX, orang tua serta pihak sekolah. Dalam penelitian ini melibatkan informan sebanyak 20 orang. Terdiri dari informan-informan kelas 9 sebanyak 7 orang informan yaitu informan MS, A, FF, MS, AF, E, SR. Alasan pemilihan informan kelas 9 sebanyak 7 orang karena 3 orang siswa yang pernah ikut tawuran, 2 orang yang pernah di ajak tawuran namun tidak terlibat dalam tawuran, 2 orang lagi adalah siswa senior perempuan. Kelas 8 sebanyak 5 informan yaitu ML, D, JD, F, TA alasan pemilihan informan dari kelasa 8 sebanyak 5 orang adalah 3 orang yang menjadi korban pemalakan dan kasus tawuran, 2 orang lagi adalah siswi senior. Dari pihak sekolah 2 orang yaitu Pak S selaku wakil kepala Sekolah dan Pembina Bimbingan Konseling, Ibu I selaku Koordinator Bimbingan Konseling. Dari pihak Orang tua sebanyak 6 orang yang terdiri dari CS, N, AS, SR, R, A. alasan pemilihan orang tua sebanyak 6 orang karena CS adalah orang tua siswa yang suaminya sudah meninggal tetapi sudah menikah lagi, N adalah orang tua siswa yang menjadi korban pemalakan, AS dan suami A adalah orang tua siswa yang keluarga masih lengkap namun mereka sibuk bekerja sehingga tidak sempat meluangkan waktu bersama keluarga mereka, R adalah orang tua siswa yang suaminya sudah meninggal, sementara SR orang tua siswa yang sudah bercerai. Dalam meyakinkan informan penulis menempatkan pertanyaan yang baku, tetapi tanya jawab berlangsung secara bebas dan terbuka dengan senantiasa terjalin keakraban.