Pemohon adalah beragama Islam tinggal di Jl. Minyak Raya Nomor 10 K RT 03 RW 06 Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan,
sesuai dengan yang tertera dalam surat permohonan Pemohon. Sedangkan Termohon beragama islam pula dan berdomisili di Jalan Lumut Hijau III
kav.F 157 Mega Cinere Blok L, RT 08 RW 09, Kelurahan Cinere Kecamatan Limo, Kota Depok.
Termohon bertempat tinggal di Jalan Lumut Hijau III Kav F 157 Mega Cinere Blok L Kelurahan Cinere, Kecamatan Limo, Kota Depok. Sesuai
dengan Foto copy Kartu Keluarga, atas nama Kepala Keluarga Pemohon, Nomor 3276042411070023, tertanggal 26 November 2007, yang dikeluarkan
oleh Lurah Kelurahan Cinere, kecamatan Limo, Kota Depok. Dengan pertimbangan kompetensi absolute dan kompetensi relative Pengadilan
Agama Depok, Majelis Hakim berwenang Memeriksa dan Memutuskan perkara ini dengan No. Perkara 1155Pdt.G2008PA.Dpk.
2. Pertimbangan terhadap isi gugatan
Termohon dan Pemohon juga mengakui dan tidak membantah sebagian dalil jawaban masing. Majelis Hakim berpendapat tidak perlu membuktikan
lagi, oleh karena pengakuan merupakan bukti yang mengikat dan sempurna sebagaimana yang dimaksud Pasal 174 HIR sehingga Pemohon dan Termohon
masing-masing terkait dengan pengakuannya tersebut dan terhadap fakta yang telah diakui tersebut dinyatakan telah terbukti kebenarannya. Telah
terbuktinya sebagian penyebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon, Majelis Hakim memandang telah cukup untuk
mempertimbangkan alasan permohonan cerai yang diajukan oleh Pemohon. Dalam pemerikasaan perkara ini Majelis Hakim memandang tidak perlu
untuk menggali fakta tentang apa dan siapa yang menyebabkan terjadinya perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon,
akan tetapi fakta yang perlu diungkap adalah tentang pecahnya rumah tangga Pemohon dan Termohon itu sendiri sebagaimana maksud yurisprudensi
Mahkamah Agung RI Nomor 38 KAG1990 tanggal 22-8-1991 dan Nomor 266 KAG1993 tanggal 25-6-1996.
Dalam kondisi tidak harmonis tersebut Majelis Hakim berpendapat ikatan perkawinan antara Pemohon dan Termohon telah pecah broken marriage
yang disebabkan oleh hal-hal sebagaimana tersebut diatas, sehingga antara Pemohon dan Termohon tidak mungkin untuk dapat dirukunkan kembali
untuk membina rumah tangga bersama dan permohonan Pemohon telah memenuhi maksud Pasal 39 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan beserta penjelasannya dan Pasal 19 Huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan Jo. Pasal 116 Huruf f Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian permohonan Pemohonan untuk bercerai dengan Termohon
cukup beralasan dan tidak melawan hak. Majelis Hakim menganggap perlu
untuk mengemukakan dalil Al Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 227 sebagai berikut:
ð
: 227
Artinya : “Dan jika mereka berazam bertetap hati untuk talak bercerai,
Maka Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tersebut
di atas
yang menunjukan Pemohon tetap berkeinginan keras untuk menceraikan Termohon,
dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa perceraian antara Pemohon dan Termohon adalah lebih maslahat dari pada mempertahankan
perkawinan yang sudah pecah.
3. Pertimbangan terhadap alat bukti dan saksi