Proses mediasi dalam perkara Rekonvensi Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Mediasi

Dalam kovensi dan Rekonvensi membebankan kepada Pemohon KonvensiTergugat Rekonvensi untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 171.000,- seratus tujuh puluhg satu ribu rupiah.

D. Proses mediasi dalam perkara Rekonvensi

Praktek mediasi dalam perkara Rekonvensi di pengadilanlapangan, berdasarkan hasil wawancara dengan Hakim mediator di Pengadilan Agama Depok. 7 Pada umumnya dalam perkara rekonvensi tidak dilakukan mediasi karena mediasi dilakukan pada pokok perkara saja, sedangkan rekonvensi merupakan asessoir tambahan. Mediasi dalam rekonvensi dilakukan setelah adanya jawab menjawab dari para pihak sebelum pembuktian, tetapi mediasi hanya dilakukan di awal persidangan saja pada saat para pihak hadir, sedangkan seterusnya mediasi hanya dianjurkan saja. Seharuskan dilakukan upaya mediasi dalam tahap rekonvensi, walaupun semua itu tergantung dari para pihak. Praktek mediasi dalam rekonvensi di PA Depok, jika para pihak ingin melakukan mediasi maka mediasi dilakukan, meskipun sidang masih berjalan sebelum pembuktian. Menurut penulis mediasi tetap harus diupayakan dalam tahap rekonvensi, sebagaimana di atas telah disebutkan. Dalam pemeriksaan perkara perceraian, fungsi dan upaya hakim untuk mendamaikan para pihak, tidak terbatas pada sidang pertama saja sebagaimana ketentuan pasal 82 ayat 4 UU No.7 Tahun 7 Drs. H. Toha Mansyur SH. MH dan Drs. Sarnoto, M.H, lihat lampiran hasil wawancara dengan Hakim Mediator Pengadilan Agama Depok. 1989 tentang Peradilan Agama jis Pasal 31 ayat 2 dan Pasal 21 PP No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan. Namun memang semua tergantung dari pihak yang berperkara, itikad baik para pihak, ingin atau tidak dilakukan mediasi dalam rekonvensi.

E. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Mediasi

Indikator atau tolak ukur keberhasilan mediasi dalam perkara Rekonvensi di pengadilan Agama Depok yaitu perkara dicabut dalam perceraian dan adanya akta perdamaian dalam perkara lain, sedangkan efisiensi dan efektivitas mediasi dalam pemeriksaan di persidangan dilihat dari indikator sedikitnya perkara yang putus cerai dan banyaknya perkara perceraian yang dicabut dari daftar perkara atau berhasil didamaikan maka kurang lebih mencapai 5-8 . 8 Adapun faktor yang menentukan keberhasilan mediasi diantaranya hakim mediator atau mediatornya sebagai penegak hukum, kemudian fasilitas yang mendukung seperti sarana maupun prasarananya serta kesadaraan para pihak yang bersengketa ingin atau tidaknya berdamai yang menentukan pula. Tetapi pendapat hakim Pengadilan Agama Depok dalam perceraian indikator keberhasilan mediasi yaitu kesamaan pendapat untuk mencari jalan keluar dari persengketaan. Jadi jika para pihak sejalan, sependapat, sama-sama ingin cerai, mediator mengarahkan pendapat, sudah bisa dikatakan berhasilan mediasinya. 8 Drs. H. Toha Mansyur SH. MH dan Drs. Sarnoto, M.H, lihat lampiran hasil wawancara dengan Hakim Mediator Pengadilan Agama Depok. Untuk efektivitas mediasi kurang lebih 5-8 di Pengadilan Agama Depok. Namun bila dilihat dari perceraian indikator keberhasilan mediasi yaitu kesamaan pendapat untuk mencari jalan keluar dari persengketaan. Jadi jika para pihak sejalan, sependapat, sama-sama ingin cerai, sudah bisa dikatakan berhasilan mediasinya bisa mencapai kurang lebih 60-70. 9

F. Peran Mediator dalam Proses Mediasi dalam perkara Rekonvensi