16
berkala surat kabar dan majalah, dan bahan audio visual seperti audio kaset, video, slide, CD-Rom dan sebagainya.
Pemeliharaan bahan pustaka tidak hanya secara fisik saja, namun juga meliputi isinya yang berbentuk informasi yang terkandung di
dalamnya. Pemeliharaan merupakan kegiatan mengusahakan agar bahan pustaka yang kita kerjakan tidak cepat mengalami kerusakan, awet, dan
bisa dipakai lebih lama serta bisa menjangkau lebih banyak pembaca perpustakaan.
Pemeliharaan Bahan Pustaka pada dasarnya ada 2 dua cara yaitu : 1
Pemeliharaan kondisi lingkungan bahan pustaka, yang meliputi : a.
Mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh cahaya. b.
Mencegah kerusakan bahan pustaka dari pengaruh suhu udara dan kelembaban udara
c. Mencegah kerusakan dari faktor kimia, partikel debu, dan logam dari
udara d.
Mencegah kerusakan dari faktor biota dan jamur f.
Mencegah kerusakan dari faktor air g.
Mencegah kerusakan dari faktor kebakaran 2 Pemeliharan kondisi fisik bahan pustaka meliputi :
a. Menambal dan menyambung
1 menambal dengan bubur kertas
2 menambal dengan potongan kertas
3 menambal dengan kertas tisu
4 menyambung dengan kertas tisu
b. Laminasi
1 laminasi dengan tangan
2 laminasi dengan mesin pres panas
3 laminasi dengan filmoplast
c. Enkapsulasi memberikan bahan pelindung dengan film plastik
polyester d.
Penjilidan dan perbaikan
12
a. Tujuan Pemeliharaan Bahan Pustaka
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai terkait dengan kegiatan pemeliharaan bahan pustaka di perpustakaan :
12
Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka, Jakarta: Universitas Tebuka, 19991, h. 68-89
17
1 Menyelamatkan nilai informasi yang terkandung dalam setiap
bahan pustaka atau dokumen 2
Menyelamatkan bentuk fisik bahan pustaka atau dokumen 3
Mengatasi kendala kekurangan ruang space 4
Mempercepat proses temu balik atau penelusuran dan perolehan informasi
5 Menjaga keindahan dan kerapian bahan pustaka
13
b. Fungsi Pemeliharaan Bahan Pustaka
Kegiatan Pemeliharaan bahan pustaka memiliki beberapa fungsi antara lain :
1 Fungsi perlindungan : Upaya melindungi bahan pustaka dari
beberapa faktor yang mengakibatkan kerusakan
2 Fungsi pengawetan : Upaya pengawetan terhadap bahan pustaka
agar tidak cepat rusak dan dapat dimanfaatkan lebih lama lagi.
3 Fungsi kesehatan
: Upaya menjaga bahan pustaka tetap dalam kondisi bersih sehingga tidak berbau
pengap dan tidak mengganggu kesehatan pembaca maupun pustakawan.
4 Fungsi pendidikan : Upaya memberikan pendidikan kepada
pembaca, bagaimana memanfaatkan bahan pustaka yang baik dan benar
5 Fungsi
kesabaran : Upaya pemeliharaan bahan pustaka
membutuhkan kesabaran dan ketelitian. 6
Fungsi sosial
: Pemeliharaan bahan pustaka sangat
membutuhkan keterlibatan dari orang lain 7
Fungsi ekonomi : Pemeliharaan yang baik akan berdampak
pada keawetan bahan pustaka, yang akhirnya dapat meminimalisasi biaya
pengadaan bahan pustaka
8 Fungsi keindahan : Dengan pemeliharaan yang baik, bahan
pustaka di perpustakaan akan tersusun rapi, indah dan tidak berserakan, sehingga
perpustakaan kelihatan indah dan nyaman.
14
13
Karmidi martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka . . . h.5-7
14
Karmidi Martoatmodjo, Pelestarian Bahan Pustaka . . . h. 101-116
18
b. Layanan Pemakai
1 Layanan Sirkulasi
a. Pengertian Layanan Sirkulasi
Menurut Lasa HS, “Sirkulasi sering dikenal dengan peminjaman dan pengembalian. Namun demikian pengertian
pelayanan sirkulasi sebenarnya adalah mencakup semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan,
penggunaan koleksi perpustakaan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa perpustakaan.
15
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sirkulasi merupakan suatu kegiatan kerja di perpustakaan yang
memperbolehkan pemakai meminjam bahan pustaka tertentu dan kemudian mengembalikan bahan pustaka tersebut kepada petugas.
Mereka terlebih dahulu menjadi anggota dan mematuhi peraturan peminjam.
b. Tujuan Layanan Sirkulasi
Jenis pelayanan yang dekat dengan pengunjung ini merupakan bagian penting dalam suatu perpustakaan dengan
tujuan: 1
Supaya mereka mampu memanfatkan koleksi tersebut semaksimal mungkin.
2 Mudah diketahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, di
mana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali. Dengan demikian apabila koleksi itu diperlukan peminat lain, akan
15
Lasa Hs, Jenis-jenis Pelayanan Informasi Pelayanan Perpustakaan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994, h.1
19
segera dapat diketahui alamat peminjam atau dinantikan waktu pengembalian.
3 Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas.
Dengan demikian keamanan bahan pustaka akan terjaga. 4
Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi.
5 Apabila terjadi pelanggaran dapat diketahui.
16
c. Jenis dan Tugas Layanan Sirkulasi
Dalam layanan sirkulasi terdapat sejumlah tugas yang saling terkait antara satu dengan yang lain. Tugas-tugas itu antara
lain: 1
Peminjaman Peminjaman koleksi ada yang boleh dibawa pulang dan ada sejumlah
koleksi yang hanya boleh baca ditempat. Sedangkan jangka waktu pinjam juga sangat bervariasi misalnya jangka lama setahun, sebulan.
Jangka menengah setengah bulan, sepuluh hari, dan seminggu. Jangka waktu singkat semalam, sesiang dan sejam.
2 Pengembalian
Pada perpustakaan kecil, bagian pengembalian sering dijadikan satu dengan bagian peminjam. Akan tetapi bagi perpustakaan yang
besar bagian ini dapat berdiri sendiri. Petugas dibagian ini harus tegas dan teliti. Sebab sering terjadi pelanggaran misalnya keterlambatan
dalam pengembalian, penyobekan halaman, terdapat coretan, pemalsuan pada tanggal kembali.
16
Lasa Hs . . . Jenis-jenis Pelayanan Informasi Pelayanan Perpustakaan, . . . h.2
20
3 Penagihan
Jika terjadi keterlambatan pengembalian yang melebihi batas kewajaran perlu diadakan penagihan. Penagihan dapat dilakukan surat
maupun lisan. Sering terjadi pada kelompok masyarakat tertentu terdapat kecenderungan untuk memonopoli pemanfaatan koleksi.
4 Sanksi
Sanksi yang dkenakan kepada pelanggar hendaknya bersifat mendidik agar mereka menyadari bahwa bahan pustaka itu juga
diperlukan oleh orang lain. Berat ringannya sanksi tergantung pada jenis pelanggarannya. Oleh karena itu sanksi dapat berupa denda,
peringatan maupun sanksi administrasi. 5
Bebas Pinjam Untuk menjaga keutuhan koleksi secara keseluruhan, maka tiap
anggota yang telah habis masa keanggotaannya atau untuk keperluan lain, diperlukan keterangan bebas pinjam. Kegunaan bebas pinjam ini
untuk mengecek apakah pinjaman telah kembali semua atau belum. 6
Statistik Dengan adanya statistik yang baik dapat diketahui
perkembangan perpustakaan. Statistik ini dapat dibuat untuk mengetahui jumlah pengunjung, peminjam, pengembalian, buku yang
dibaca di tempat pada waktu tertentu hari, bulan, tahun.
17
17
Lasa Hs, Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1994, h.2-4
21
2 Layanan Referensi
1.
Pengertian Layanan Referensi
Kata referensi berasal dari bahasa inggris “reference” berarti menunjuk kepada, menyebut. Sering diartikan pula
acuan, rujukan sebab jenis koleksi ini sengaja dipersiapkan untuk memberikan informasi, penjelasan dalam hal-hal
tertentu. Mungkin informasi itu meliputi kata, pokok masalah. Tempat, pustaka, nama tokoh petunjuk, ukuran dan lain
sebagainya.
18
Menurut P. Sumardji “pelayanan referensi adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perpustakaan yang khusus
melayankan atau menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai atau pengunjung perpustakaan”.
19
Dari beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa sesungguhnya layanan referensi adalah bantuan secara
langsung dari pustakawan referensi kepada pemakai perpustakaan dalam mencari informasi, baik dengan atau tanpa
menggunakan rujukan. 2.
Macam-macam Pelayanan Referensi Pelayanan referensi dapat digolongkan menjadi dua
macam yaitu: 1
Pelayanan langsung terdiri dari a
Pelayanan informasi yaitu dilakukan dengan cara: 1
Menjawab pertanyaan sederhana secara langsung. 2
Menjawab pertanyaan dengan menggunakan buku referensi yang tersedia.
18
Lasa HS, Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan, . . . h.133
19
P. Smardji,. Pelayanan Perpustakaan, Yogyakarta: Kanisius,1992,cet.ke-5, h.11
22
3 Melayani permintaan data atau pertanyaan terperinci
dengan menggunakan bahan referensi. Permintaan pertanyaan tersebut bisa langsung atau melalui
teleponsurat, petugas referensi bisa menjawab langsung atau meminta waktu untuk menyiapkan bahan-
bahannya. Kemudian penanya akan diberitahu melalui teleponsurat untuk datang ke perpustakaan atau
pustakawan secara tertulis. b
Bimbingan pembaca yaitu memberi petunjuk kepada pemakai jasa layanan referensi dengan menunjukan cara
menggunakan buku-buku referensi seperti: kamus, ensiklopedi, biografi, almanac, direktori, buku
tahunanlaporan-laporan, kumpulan indeks, abstrak dan sejenisnya, buku dokumentasi penulisan dan sebagainya.
2 Pelayanan tidak langsung terdiri dari:
Pelayanan referensi tidak hanya penggunaan buku tetapi bentuk lain seperti majalah, surat kabar, rekaman, elektronik,
dan penggunaan di bidang informasi. 3.
Tujuan Pelayanan Referensi Pelayanan ini lebih dititik beratkan pada pelayanan
individu agar mereka mampu memberdayagunakan sumber- sumber rujukan itu. Kemandirian sangat penting untuk
23
memperlancar tugas-tugas keperpustakaan. Juga mereka akan lebih menghemat tenaga dan waktu.
Lebih dari itu pelayanan ini memiliki tujuan-tujuan antara lain: a.
Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar memanfaatkan semaksimal mungkin akan koleksi yang
dimiliki suatu perpustakaan. b.
Memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu
c. Memberi pengarahan kepada pengguna untuk
memperluas wawasan mereka dalam satu topik, subjek, karena penjelasan suatu masalahdiberikan oleh beberapa
sumber dengan gaya yang berbeda
d. Mendayakan sumber rujukan semaksimal mungkin
dalam pengembangan ilmu pengetahuan e.
Tercapaianya efisiensi tenaga, biaya dan waktu.
20
4. Jenis-jenis Koleksi Referensi
Buku-buku referensi merupakan sumber jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan referensi, maka perlu disediakan
selengkap mungkin. Buku referensi yang harus disediakan antara lain adalah:
1 Kamus
a. Pengertian Kamus
Kamus dalam bahasa inggris adalah “Dictionary” yang diartikan sebagai kumpulan kata-kata. Kamus akan
memberikan pertolongan pada pembaca yang menemukan kesulitan tentang kata. Sebab koleksi ini berisi daftar kata
yang disusun alfabetis, tiap kata dianalisis dan diolah menurut asal kata, ucapannya, artinya maupun cara
20
Lasa Hs, Jenis-Jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan, . . . h.34
24
penggunaannya. Juga sering diberikan sinonim, lawan kata. Kadang suka diberi foto, grafik maupun gambar untuk
memperjelas arti. b.
Macam-macam kamus a
Monolingual, yakni kamus yang terdiri dari satu bahasa. Contohnya: Kamus Umum Bahasa Indonesia
b Bilingual, yakni kamus yang terdiri dari dua bahasa
atau lebih. Contohnya: Kamus Inggris Indonesia c
Piliglot, yaitu kamus yang terdiri dari tiga bahasa atau lebih. Contohnya: Kamus Inggris-Jerman-
Indonesia d
Ringkas, yakni kamus yang hanya memuat beberapa entri.
e Tidak ringkas, yakni kamus yang memuat banyak
entri dan diberikan uraian secara luas 2
Ensiklopedi a.
Pengertian ensiklopedi Salah satu koleksi yang banyak dipergunakan pemakai
adalah ensiklopedi. Jenis karya ini adalah karya universal, menyeluruh yang berisi uraian ringkas
tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu pengetahuan.
b. Pembagian ensiklopedi
25
a Ensiklopedi untuk dewasa
b Ensiklopedi sekolah
3 Bibliografi
a. Pengertian bibliografi
Kata “bibliografi” berasal dari bahasa yunani kunogreek “biblion”yang berarti buku dan “graphein”
berarti menulis tentang buku. b.
Tujuan penyusunan bibliografi a
Menyebarkan informasi perbukuan kepada masyarakat secara luas, terutama kepada mereka
yang berkecimpung dalam dunia ilmu pengetahuan. b
Ikut mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan. c
Memudahkan pencarian informasi akan lokasi buku, majalah maupun terbitan lain yang mereka
perlukan. d
Menghindarkan kemungkinan adanya duplikasi penelitian.
e Sebagai sarana dalam pengadaan dan pemilihan
buku. 4
Directori a.
Pengertian Koleksi ini berupa daftar nama-nama orang, lembaga,
organisasi maupun perkumpulan lain yang disusun alfabetis maupun sistematis.
b. Tujuan
26
Menyusun direktori memerlukan ketekunan dan kecermatan tersendiri. Lebih jauh penyiapan ini dengan tujuan:
a Memberikan kepastian informasi alamat tentang
seorang tokoh maupun lembaga yang dapat dihubungi sewaktu-waktu
b Memperlancar komunikasi antar tokoh
c Dapat mempercepat pertukaran informasi keilmuan.
5 Kumpulan Indeks dan Abstrak
Indeks dan Abstrak digunakan untuk menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan makalah, artikel, tulisan dan lain-lain
yang pernah diterbitkan dan disebarluaskan. 6
Almanak Almanak mula-mula diartikan sebagai kalender, penanggalan
dalam waktu satu tahun. Kemudian arti ini berkembang menjadi catatan peristiwa dalam berbagai bidang selama waktu
tertentu. 7
Buku Tahunan Terbitan ini dapat disebut pula sebagai suplemen ensiklopedi,
almanak, terbitan tahunan. Pada beberapa negara sering diterbitkan sebagai catatan kegiatan penting secara nasional
maupun internasional.
27
8 Sumber-sumber Ilmu Bumi
Sumber informasi ini akan memberikan keterangan tentang kota, pulau, gedung, danau, sungai dan sumber-sumber alam
maupun hasil karya manusia yang berkaitan dengan kealaman. 9
Penerbitan pemerintah Terbitan ini menyajikan informasi yang perlu diketahui oleh
masyarakaat pada umumnya. Sumber informasi ini tidak dijual belikan di toko-toko buku meskipun isinya diperlukan
masyarakat.
21
B. Standar Mutu Layanan Perpustakaan
1. Pengertian Mutu dan Layanan
a. Pengertian Mutu
Definisi Mutu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ukuran baik buruk suatu benda; kadar taraf atau derajat; kualitas.
22
Para ahli ekonomi dalam mendefinisikan mutu berbeda-beda cara mengutarakannya, tetapi
maksud dan intinya adalah sama, seperti beberapa pendapat berikut ini: Menurut Crosby yang dikutip oleh M.N. Nasution, kualitas atau mutu
adalah Conformance to Requiretment yaitu sesuai dengan yang diisyaratkan atau distandarkan.
23
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diartikan bahwa suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan Standard kualitas yang
21
Lasa HS, Jenis-jenis pelayanan Informasi Perpustakaan, Yogyakarta: Gajah Mada University Prees, 1994, Cet. Ke-1 h. 39-70
22
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 2002Ed. 3, cet. Ke-2, h. 768
23
Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta: Ghalia Indah, 2001, h. 2